ANETRY.NET – Hidup adalah sebuah perjuangan. Selagi masih ada keinginan dan harapan, perjuangan harus terus dilakukan.
Namun bagaimana bila dalam hidup yang dirasakan hanyalah
kesakitan? Bila sakit fisik, ilmu medis dengan segala teknologinya saat ini,
mampu mengatasi. Tetapi tidak dengan kesakitan yang ditimbulkan oleh pihak lain
di luar diri manusia.
Perempuan, makhluk Tuhan yang disanjung dan ditinggikan,
bahkan oleh FirmanNya sekalipun. Menjadi penentu kebaikan sebuah negeri, jadi
bagian penting kelangsungan generasi. Tapi di sisi lain, makhluk Tuhan ini juga
sekaligus pemberi rasa sakit.
Begitu banyak persoalan di dunia ini yang berasal dari
kesakitan yang tercipta dari seorang perempuan. Seperti kisah perjalanan mi’rajnya
Rasulullah SAW, ia diberikan penglihatan tentang keberadaan surga dan neraka. Dan
di neraka itu, perempuan adalah elemen terbanyak.
Gambaran itu, seolah memberikan pelajaran tersendiri bagi
kaum Adam, perempuan adalah sumber dari segala kesakitan yang dapat saja setiap
saat datang dalam kehidupan.
Seorang teman pernah bercerita, sepanjang hidupnya, ia
selalu disakiti oleh makhluk dengan gender perempuan. Bahkan, ketika seluruh
hidupnya ia serahkan untuk mencintai dan menyayangi, ia ditinggalkan,
dinafikan, dianggap seperti barang tak berguna.
Di lain waktu, seorang pria yang tak lagi muda juga
pernah mengisahkan betapa takdir telah membuatnya larut dalam rasa cinta
mendalam pada seorang Hawa. Tetapi, hanya karena alasan yang dicari dan
diadakan, ia pun kini ditinggalkan begitu saja.
Mengapa dunia begitu kejam pada kaum Adam? Bukankah mereka
adalah pemimpin untuk para Hawa yang selalu haus akan kasih sayang? Wajar bila
terjadi pada oknum Adam yang zalim dan
jauh dari jalan Tuhan, namun tentunya akan sangat miris bila itu juga dialami
oleh laki-laki yang ingin jalan kebaikan.
Dunia memang tidak menjamin kebahagiaan untuk setiap
manusia. Bahagia itu diraih dengan segala upaya. Namun tak salah pula bila ada
yang membenci para pembuat rasa sakit itu. Cinta tak pantas untuk mereka. Kasih
sayang pun tak layak mereka dapatkan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.