BANDUNG – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, mendorong penggunaan media sosial (medsos) sebagai wadah promosi bahasa daerah.
Hal tersebut diungkapkannya usai kunjungan kerja spesifik
(kunspek) Komisi X DPR RI ke Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
"Kita tadi terpikir bahwa salah satu hal yaitu
pengembangan atau pemanfaatan teknologi di dalam kita membudayakan bahasa
daerah. Ini mungkin yang masih sangat kurang," ujarnya, Kamis lalu.
Dalam sebuah penelitian Unesco terungkap bahwa setiap dua
minggu satu bahasa di dunia punah. Hal ini sangatlah disayangkan oleh Hetifah.
Maka langkah mempelajari bahasa daerah lewat konten medsos, selain di sekolah
formal menurutnya bisa menjadi langkah yang efektif.
Terlebih lagi katanya, anak-anak muda kini lebih senang
belajar dengan metode yang interaktif. Sebagai contoh, kini tersedia banyak
platform digital untuk belajar bahasa inggris.
"Bukan cuman kamus yang dibutuhkan tetapi sesuatu
yang lebih interaktif, di mana anak-anak muda bisa belajar bahasa yang benar
tentang bahasa daerahnya itu. Aplikasi-aplikasi seperti ini yang sangat jauh
dibanding dengan bahasa inggris misalnya," ujar Hetifah.
Lebih lanjut, Legislator Partai Golkar itu melihat, di media
sosial kini ada beberapa anak muda konten kreator yang menggunakan bahasa
daerah dalam kontennya.
Di daerah-daerah juga kata dia ada Duta Bahasa. Maka elok
menurutnya jika pemerintah merangkul dan mendorong mereka sebagai subjek
pelestari bahasa daerah.
"Kalau bisa pemerintah, apakah itu Badan Bahasa atau
Balai Bahasa, Kantor-Kantor Bahasa itu libatkan (konten kreator). Sekarang juga
setau saya ada Duta-Duta Bahasa. Jadi anak-anak muda ini menurut saya perlu
dilibatkan dan diberikan peran yang lebih besar lagi untuk melestarikan bahasa
daerah," ucapnya. (dpr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.