ANETRY.NET – Di zaman modern yang penuh dengan kemajuan dan pendidikan seperti sekarang ini, gerakan literasi sekolah sangatlah penting. Literasi dibutuhkan karena manfaatnya begitu banyak.
Beberapa tahun belakangan, semua sekolah
dasar sudah bergerak ke arah literasi, khususnya SD Islam Darul Makmur yang
mewajibkan setiap kelas punya sudut baca, sudut literasi dan menulis puisi.
Hasil tulisan siswa itu dipajang di
majalah dinding (madding) setiap kelas, supaya bisa dibaca oleh siswa lain, yang akhirnya juga dapat memotivasi mereka untuk
mulai membaca dan menulis. Dengan sering membaca akan membuat mereka lancar
membaca dan menambah kosakata serta pengetahuan juga semakin meningkat.
Sebagai salah satu SD Islam yang ada di
Ampek Angkek,
yang memiliki kewajiban sama seperti SD lain, yaitu mencerdaskan kehidupan anak bangsa, SD
Islam Darul Makmur memiliki mata pelajaran agama yang mengimbangi mata
pelajaran umum, serta siswa yang berasal dari berbagai kecamatan. Untuk itu, sudah sepantasnya memulai
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) semenjak dini.
Gerakan literasi di
sekolah, berguna untuk menunjang minat baca dan
menulis, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan
mereka. Adanya gerakan literasi sekolah
dibawah pendampingan lembaga Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, diharapkan gerakan literasi di SD Islam Darul Makmur akan lebih
terarah dan bermutu ke depannya. Sehingga SD Islam Darul Makmur akan selalu diminati oleh
banyak orang dimanapun mereka berada.
Gerakan literasi ini dapat dimulai dari
diri sendiri, sebagai seorang guru atau siswa, dapat memulai dari hal-hal yang
kecil yang selalu dihadapi sehari-hari. Setelah itu dapat melangkah sedikit demi sedikit
pada masalah lain. Jika seorang guru sudah mulai bergerak di bidang literas,
tentu saja siswa akan mengikuti, karena guru akan selalu digugu dan ditiru oleh
muridnya.
Menurut penulis, harus semua guru ikut
memulai gerakan literasi sekolah. Karena hal tersebut akan langsung memotivasi siswa, sehingga tidak susah berupaya untuk
mengajak dan membimbing mereka.
Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk bermalas-malasan karena
sudah ada guru sebagai contoh dan teladan. Bagi guru yang memiliki masalah
berat dan beban pikiran hingga menyebabkan stres, menulis juga bisa jadi salah satu
solusi untuk mengurangi hal tersebut dibandingkan dipendam sendirian.
Penulis: Marlaini
(Guru SD Islam Darul Makmur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.