ANETRY.NET – Pendidikan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi digital. Ruang kelas modern sekarang menghadapi transformasi yang signifikan melalui penerapan teknologi pendidikan.
Sebelum adanya era digital, pembelajaran
di ruang kelas bergantung pada buku teks cetak dan papan tulis. Namun, saat
ini, pengalaman belajar telah berubah secara dramatis. Teknologi pendidikan
telah memungkinkan siswa untuk mengakses sumber daya pendidikan yang tak
terbatas. Buku elektronik, video pembelajaran, dan platform daring adalah
bagian integral dari pendidikan saat ini.
Contoh nyata perubahan ini adalah Khan
Academy, sebuah platform pembelajaran daring yang menawarkan ribuan video
pembelajaran di berbagai mata pelajaran. Siswa dapat memilih materi yang sesuai
dengan pemahaman mereka dan kecepatan
mereka sendiri.
Hal ini memungkinkan siswa untuk
mendalami materi yang sulit dan mempercepat kemajuan mereka dalam pelajaran
yang lebih mudah.Hal ini juga berkontribusi pada pengembangan kreativitas
siswa.
Salah satu keunggulan utama teknologi
pendidikan memberikan pendidikan yang personalisasi. Setiap siswa memiliki
tingkat pemahaman dan gaya belajar yang berbeda. Teknologi memungkinkan guru
untuk memahami kebutuhan individual siswa dan menyediakan materi yang sesuai.
Perangkat lunak pembelajaran adaptif
adalah contoh yang sangat baik. Perangkat ini dapat menilai kemajuan siswa
secara otomatis dan menyesuaikan materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan
mereka. Hal ini memastikan bahwa siswa tidak merasa tertinggal atau terbebani
oleh materi yang terlalu sulit.
Menggunakan data, guru dapat memantau
perkembangan siswa secara real-time dan memberikan dukungan tambahan jika
diperlukan. Ini membantu memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang
sama untuk sukses.
Fleksibilitas
dan Aksesibilitas
Salah satu manfaat paling nyata dari
teknologi pendidikan adalah fleksibilitas dalam belajar. Dengan akses ke
platform daring, siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja. Ini adalah
berita baik bagi siswa Mereka dapat mengakses materi pembelajaran mereka sesuai
jadwal dan waktu mereka.
Lebih dari itu, teknologi pendidikan
telah membuka pintu bagi akses pendidikan yang lebih besar bagi mereka yang
sebelumnya memiliki akses terbatas. Siswa di daerah terpencil atau dengan
sumber daya terbatas sekarang dapat mengakses sumber daya pendidikan yang sama
dengan siswa di daerah perkotaan. Ini adalah langkah menuju kesetaraan
pendidikan yang lebih besar.
Namun, harus tetap waspada terhadap
tantangan kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke
perangkat dan koneksi internet yang diperlukan. Oleh karena itu, upaya harus
terus dilakukan untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara
ke teknologi pendidikan.
Dampak
pada Peran Guru
Revolusi digital dalam ruang kelas juga
telah mengubah peran guru. Guru tidak lagi hanya sebagai penyampai informasi,
tetapi sebagai fasilitator belajar. Mereka harus membimbing siswa dalam
menjelajahi sumber daya digital, mengembangkan keterampilan kritis, dan
memecahkan masalah.
Guru juga harus terus mengembangkan
keterampilan teknologi mereka sendiri. Mereka harus akrab dengan berbagai alat
dan platform yang digunakan dalam pembelajaran digital. Ini adalah tantangan,
tetapi juga peluang untuk pertumbuhan profesional. Dengan teknologi pendidikan
yang terus berkembang, guru harus terus berinovasi dan berkolaborasi untuk
memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan bermanfaat bagi siswa.
Menjadi
guru yang ideal di era digital?
Guru yang ideal di era digital adalah
guru yang menerapkan TIK dalam pembelajaran.Tidak Gaptek dan tidak juga
jadul.Selalu bisa mengikuti dan mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin
maju dan canggih.
Guru yang ideal di era digital adalah
guru yang smart.Pintar dalam memaksimalkan keunggulan dirinya dan mampu
m,engajarkan individu lain, selain itu guru yang santun beretika.
Tantangan
dan Kendala
Meskipun teknologi pendidikan membawa
banyak manfaat, kita juga harus mengakui bahwa ada tantangan dan kendala yang
perlu diatasi.Di antaranya adalah: 1) Tidak semua guru melek akan teknologi
karena rentang usia provesi guru sangat luas, 1) Belum meratanya fasilitas
teknologiyang memadai, 2) Penurunan kwalitas pembelajaran karena peserta didik
tidak bertatap muka, 3) Banyaknya media pembelajaran onlane atau daring yang
berbayar, 4) Harus mengeluarkan biaya untuk membeli gadget. 5) Penurunan
karakter murid, 6) Tidak semua siswa memiliki akses yang sama ke perangkat dan
internet.
Hal di atas bisa memperburuk kesenjangan
pendidikan yang sudah ada. Upaya harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa
semua siswa memiliki akses yang setara ke teknologi pendidikan.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang
penyalahgunaan teknologi. Siswa mungkin cenderung terlalu fokus pada perangkat
mereka sendiri dan kurang berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekelas.
Oleh karena itu, penting bagi guru dan sekolah untuk mengajarkan keterampilan
digital yang sehat dan etika online.
Pendidikan
Masa Depan
Revolusi digital dalam ruang kelas tidak
akan berhenti di sini. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut,
pendidikan akan terus berubah dan beradaptasi. Mungkin kita akan melihat
perkembangan seperti pembelajaran berbasis augmented reality (AR) atau virtual
reality (VR) yang memungkinkan siswa untuk mengalami pembelajaran dalam lingkungan
yang lebih imersif atau mendalam.
Pendidikan masa depan akan lebih
terhubung secara global dengan siswa dan guru yang dapat berkolaborasi dengan
rekan-rekan dari seluruh dunia. Teknologi juga akan memainkan peran yang
semakin penting dalam mengukur dan mengelola kemajuan siswa. Data akan menjadi
alat utama dalam membantu siswa dan guru mencapai tujuan pendidikan mereka.
Teknologi pendidikan telah membawa
perubahan yang signifikan dalam pendidikan, mengubah pengalaman belajar,
personalisasi pendidikan, dan peran guru. Sangat penting dalam pendidikan di
era globalisasi yang syarat dengan beragam kecanggihan teknologi.
Referensi:
1. Prensky, M. (2001). Digital Natives, Digital
Immigrants. On the Horizon, 9(5), 1-6.
2. Johnson, L., Adams Becker, S., Estrada, V.,
& Freeman, A. (2015). NMC Horizon Report: 2015 K-12 Edition. The New Media
Consortium.
3. Means, B., Toyama, Y., Murphy, R., Bakia, M.,
& Jones, K. (2009). Evaluation of Evidence-Based Practices in Online
Learning: A Meta-Analysis and Review of Online Learning Studies. US Department
of Education.
Penulis: Meileni, S.Pd.SD (Guru
Kelas 6A UPT SDN 01 Lima Kaum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.