Pengaruh Masa Pubertas Terhadap Perkembangan Emosional Siswa - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 13 Oktober 2023

Pengaruh Masa Pubertas Terhadap Perkembangan Emosional Siswa


ANETRY.NET
– Perkembangan merupakan suatu proses yang mengarah kedepan dan bersifat irrefersible atau tidak dapat kembali seperti semula. Manusia merupakan mahkluk yang unik. Yang mana antara individu satu dengan yang lainnya berbeda.

 

Manusia juga disebut sebagai mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan orang lain. Manusia dalam kehidupannya mengalami beberapa tahap perkembangan, Yang di awali dari masa bayi kemudian masa kanak-kanak lalu remaja dan dewasa. Hal itu akan selalu ada dan di alami oleh setiap manusia dalam perkembangannya.

 

Penulis menemukan berbagai masalah kenakalan remaja yang disebabkan oleh perkembangan emosi remaja tersebut misalnya merokok, cabut dalam jam pelajaran, dan tidak mendengarkan ketika guru menerangkan pelajaran, melawan kepada guru, berkata kotor/kasar. Masalah perkembangan emosional remaja banyak terjadi masa pubertas atau masa remaja.

 

Menurut Hude (2006) “bahwa emosi adalah suatu gejala psikologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku, serta dalam bentuk ekspresi tertentu”. Seorang ahli Hurlock (2002) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) jenis emosi yang menonjol pada periode remaja.

 

Pertama, Emosi marah. Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Hal ini berkaitan dengan bagian otak yang mana meregulasi emosi masih dalam proses berkembang.

 

Meskipun terkadang remaja melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, namun mereka berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu. Pada dasarnya remaja cenderung mengganti emosi dengan cara yang lebih sopan.

 

Kedua, Emosi takut. Ketakutan yang dialami selama masa remaja berkaitan dengan masalah dengan orang tua yang terkadang berbeda dengan keinginannya, ketakutan diasingkan dalam lingkungan pertemanan, ketakutan akan masa depan yang berkaitan dengan cita-cita, ketakutan dengan penolakan dari lawan jenis.

 

Pada saat akhir masa remaja dan memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan atau kecemasan yang baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan, kemunduran usaha, pendirian/pandangan politik, kepercayaan/agama, perkawinan dan keluarga. Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi masalah-masalah  ketakutannya.

 

Ketiga, Emosi Cinta. Perasaan cinta pertama kali dirasakan dari kasih sayang seorang ibu. Kemudian seiring bertambah usia rasa cinta mulai ke arah lawan jenis. Dalam merasakan emosi cinta pertama kali yang tentunya berbeda dengan cinta kepada orang tua, remaja mengalami kebingungan.

 

Emosi ini menimbulkan kegelisahan dan menyebabkan suasana hati berubah-ubah. Remaja perlu menceritakan isi hati kepada orang yang tepat untuk mendapatkan arahan yang sesuai agar tidak terjebak dengan cinta yang buta.

 

Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi remaja pada priode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa, perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan psikologi dan perubahan sosial. Pubertas ialah proses perubahan ketidak matangan fisik dan seksual menuju kematangan fisik dan seksual.

 

Fase kematanagan fisik dan seksual tersebut dapat membuat organ reproduksi seorang remaja dapat berfungsi untuk ber bereproduksi. Perubahan yang menandakan bahwa seorang remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual ditandai dengan tumbuhnya organ seks sekunder.

 

Perubahan seks sekunder pada wanita, ditandai dengan pembesaran payudara, tumbuhnya rambut diketiak dan kemaluan, adanya jerawat, bau badan yang menyegat, pinggul membesar dan mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi.Perubahan seks pada laki-laki, ditandai dengan mengalami mimpi basah, tubuhnya rambut pada kemaluan dan ketiak, suara menjadi lebih berat, dll.

 

Masa remaja merupakan suatu masa yang tidak bisa terlupakan selama sejarah fase perkembangan dari setiap individu. Pada masa remaja ditandai dengan gejolak semangat muda yang mengharu biru sehingga di dalam setiap tingkah lakunya selalu ada sesuatu hal yang unik yang muncul pada diri remaja. Masa Remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada fisik dan psikisnya.

 

Terjadinya perubahan kejiwaan yang menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode Sturm und drang. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat. Ahli psikologi yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

 

Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya., Hal. 63 3 diperlakukan sebagai anak-anak , tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, ialah perkembangan emosi yang tinggi.

 

Pada masa remaja juga diikuti oleh perasaan dan dorongan- dorongan yang tidak dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.

 

Menurut Mappiare, masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi perempuan dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi laki-laki. Rentang usia remaja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 22 tahun merupakan remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 merupakan remaja akhir.

 

Dari sudut psikologi perkembangan, terdapat beberapa hal yang terjadi dan berpengaruh pada anak dalam masa pubertas mulai dari fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial. Perkembangan fisik dalam masa pubertas memang paling menonjol karena terjadi perubahan bentuk. Bukan hanya tubuh di fase remaja otakpun berkembang dengan besar sehingga kemampuan kognitifnya berkembang dengan pesat.

 

Selain perkembangan otak kemampuan bahasa juga berkembang remaja lebih bisa memahami konteks berbahasa contohnya remaja sudah lebih bisa diharapkan agar dapat membedakan etika berbicara dengan orang yang lebih tua maupun dengan teman-teman sebaya. Pada masa remaja perkembangan emosionalpun sangat terpengaruh oleh hormon anak akan mengalami mood swing dengan contoh pada siang hari anak sangat ceria, bisa saja pada sore hari tiba-tiba murung, yang disebabkan oleh adanya sesuatu yang tidak disukainya. Remaja merasa dirinya unik dan berbeda dari orang lain, dan keunikan tersebut tidak ada yang dapat memahaminya karena secara emosional sedang berkembang kemudian dia lebih banyak mengamati dirinya.

Penulis: Roslinda, S.Pd.SD (Guru UPT SDN 24 Limo Kaum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad