ANETRY.NET – Pembelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting. Tidak heran jika mulai dari tingkat SD hingga SMA, Matematika selalu mendapatkan porsi yang besar dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Matematika juga membantu siswa untuk
berpikir analitis serta mengasah kemampuan menalar. Kedua skill ini sangat
penting karena dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah dan mencari solusi
atas berbagai persoalan. Belajar Matematika merupakan salah satu pelajaran yang bagi sebagian
besar anak kurang diminati dan bahkan ditakuti karena dianggap sulit.
Ketika siswa sudah tidak suka bahkan
takut dengan salah satu mata pelajaran, maka mereka akan cenderung malas
mempelajarinya. Bahkan ada yang sudah belajar sungguh-sungguh tetapi hasil
ujian matematikanya masih rendah. Jika sudah rendah berarti membutuhkan cara
jitu supaya belajar matematika seru dan menyenangkan.
Bagaimanapun juga, pelajaran anak di
sekolah pasti akan lebih baik bila didukung oleh orang tua di rumah, bukan? Karena
pembelajaran tidak hanya belajar disekolah saja untuk itu dibutuhkan juga
pendampingan orang tua di rumah.
Menurut penulis, ada beberapa kesulitan
belajar Matematika yang ada di kelas, yaitu, pertama, Siswa belum hafal Perkalian. Adapun kendala saya dalam pembelajaran
matematika yaitu ada beberapa orang peserta didik yang belum hafal perkalian. Sehingga pembelajaran
terkendala dalam hal perkalian misalnya dalam pembelajaran KPK dan FPB, saat
diberikan soal menentukan KPK, saya memberikan cara menyelesaikan nya dengan
pohon faktor.
Dalam menentukan pohon faktor tentu
dibutuhkan perkalian dan pembagian. Setelah kita menentukan pohon faktornya
setelah itu baru ditentukan KPK nya masih menggunakan perkalian.
Kedua, kurangnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika. Peserta
didik di kelas ada yang malas kalau sudah menyangkut pelajaran matematika
karena peserta didik kurang minat dalam belajar. Hal itu karena peserta didik tersebut tidak
memahami dan mengerti terhadap materi-materi dasar matematika karena bisa
disebabkan oleh berbagai hal. Di antaranya dua tahun yang lalu belajar lewat daring sehingga konsep
dasar dari pembelajaran belum bisa dipahami sehingga menyebabkan minat peserta
didik untuk belajar matematika.
Ketiga, Peserta didik malas dalam menghafal rumus. Pembelajaran matematika
tentu tidak jauh-jauh dari rumus-rumus matematika sehingga peserta didik malas
dalam menghafal rumus, misalnya saja dalam pembelajaran bangun datar. Contohnya
dalam mencari keliling dan luas persegi, dalam mencari keliling dan luas
persegi tentu lebih mudah kita menggunakan rumus-rumus walaupun juga kita
gunakan cara lain tentu caranya lebih sulit.
Untuk itu kita sebagai guru harus
membiasakan penggunaan rumus dengan memperbanyak latihan soal sehingga otomatis
dengan latihan siswa sudah biasa dan hafal dengan rumus.
Keempat, bedanya system pembelajaran dulu dan sekarang. Kelemahannya peserta
didik kurang paham dalam pembelajaran
matematika di kelas karena ada bedanya sistem mengajar jaman dulu dan sekarang.
Kalau sistem dulu, mulai dari kelas 3, 4 dan 5 sudah
diajarkan rumus-rumus karena bidang studinya dibedakan. Kalau sekarang modelnya
cuma sepintas terus digabungkan kepelajaran lain jadi peserta didik tidak
matangnya disitu,berakibat kekelas-kelas di atasnya.
Adapun hal yang disebutkan diatas
membebankan guru untuk memberikan materi matematika dengan pembelajaran lebih
berat.Walaupun pada saat masuk jenjang berkutnya siswa akan mendapatkan materi
matematika yang lebih lengkap, guru masih mengkhawatirkan siswanya kurang bekal
untuk menghadapi materi yang lebih sulit kedepannya.
Menurut penulis, ada beberapa solusi
yang bisa digunakan oleh guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran matematika dalam kelas sebagai berikut: 1) Menggunakan media belajar
yang tepat. Pada proses pembelajaran matematika penggunaan media sangat
membantu guru dalam pembelajaran matematika kepada siswa terutama tenang konsep
materi matematika yang akan dipelajari.
Berikutnya, 2) Memberikan motivasi belajar kepada siswa. Berdasarkan minat
belajar siswa yang kurang, sebagai guru harus sering-sering memberikan motivasi
tentang pentingnya belajar matematika bagi kehidupan seharihari.
Guru juga harus membangkitkan motivasi
belajar siswa dengan terus memberikan ulasan-ulasan materi dengan metode-metode
dan strategi belajar yang menarik sehingga memunculkan rasa penasaran serta
minat siswa untuk mengetahui sesuatu.
Selanjutnya, 3) Menjadi Tauladan bagi peserta didik. Sebelum menjelaskan pembelajaran matematika, harus
mengetahui dan memahami apa yang disampaikan kepada peserta didik. Sehingga dalam
menyampaikan materi guru harus lancar dan dalam membahas soal-soal menggunakan
cara-cara yang baik sehingga bisa menjadi tauladan bagi peserta didik. Dengan
menjadi tauladan dan disenangi oleh peserta didik Sebagai guru, pasanglah muka
dengan ramah dan banyak senyum, sehingga siswa merasa tidak takut.
Berikutnya, 4) Ajarkan metode yang mudah dan menyenangkan. Trik mudah dalam belajar
matematika paling disenangi peserta didik terutama saat masa ujian tiba. Tidak
ada salahnya mengajarkan cara cepat atau terobosan-terobosan dalam memecahkan
masalah pada soal Matematika. Yang harus diingat konsep dasar harus murid
kuasai, jangan hanya asal menghafal rumus saja.
Dan, 5) Mengaitkan dengan kehidupan nyata. Cara menyukai pelajaran Matematika lainnya adalah
dengan selalu mengaitkannya dengan kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari
peserta didik.
Misalnya saat belajar penjumlahan dan
pengurangan, guru dapat menggunakan kegiatan jual-beli. Atau Guru dapat
mengajar konsep pecahan dengan menggunakan analogi pizza atau jam dinding.
Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, siswa jadi lebih mudah membayangkan cara menghitungnya. Sekaligus
siswa mengetahui manfaat nyata belajar pelajaran Matematika. Dengan demikian
akan meningkatkan motivasi mereka mempelajari Matematika.
Penulis:
Riki Sasmi Gusrianto, S.Pd.I (UPT SDN 21 Limo Kaum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.