Menulis, antara Sulitnya Memotivasi dan Menjadi Teladan Generasi - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 27 Oktober 2023

Menulis, antara Sulitnya Memotivasi dan Menjadi Teladan Generasi


ANETRY.NET
– Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sebuah bukti nyata setiap kreativitas personal, yang dimiliki oleh mereka yang selalu memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas diri.

 

Para penemu, melalui tulisan rumus-rumus yang rumit dan membuat pusing kepala bagi yang tidak sebidang dengannya, diawali dari dari sebuah coretan-coretan. Tidak serta-merta berupa rumus yang lahir begitu saja, tanpa uji coba dari sebuah ukuran yang ditulis di lembaran-lembaran kerja. 

 

Lahirnya tokoh-tokoh sekaliber Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Hamka, merupakan efek dari karya tulis yang dihasilkannya, sebagai bukti jembatan pemikirannya kepada setiap orang yang ingin mengenal dan mendalami pandangan dan karakternya. Begitu pula para tokoh besar lain yang dikenal di seantero Nusantara, rerata dikenali melalui karya tulis yang kadang telah ditinggalkan begitu lama oleh tokoh tersebut di belakang kehidupannya.

 

Sebutlah John Updike, seorang cerpenis dan novelis yang telah memenangkan dua kali penghargaan jurnalis bergengsi Pulitzer Prize pada tahun 1981 dan 1991. Ia dikenal begitu luas di hampir seluruh negara di dunia, hanya karena karyanya yang terbit dan beredar dimana-mana. Selama hidupnya John Updike telah menulis 150 cerita pendek berkualitas. Lebih dari 30 penghargaan telah diraihnya semasa hidup, hanya karena untaian pemikiran yang dituliskannya.

 

Begitu juga dengan F. Scott Fitzgerald, seorang penulis novel dari Amerika, yang dinisbatkan sebagai salah satu penulis terhebat abad 20. Ia dikenal di seluruh penjuru dunia karena karyanya tersebar dan dibaca dimana-mana.

 

The Great Gatsby, sebuah novel karyanya dijadikan novel terbaik sepanjang masa dan dijadikan bacaan utama dalam literature Amerika. Sekali lagi, hanya karena kemampuan dan kebiasaannya menulislah seorang Fitzgerald dikenal dan dikenang sepanjang masa.

 

Lalu, di zaman yang penuh kemudahan ini, ternyata masih banyak orang yang mengenyampingkan keterampilan menulis, dan sangat sulit dimotivasi untuk memulainya. Apalagi, di era pendidikan yang kian maju dengan segala bentuk perangkat teknologi mutakhir saat ini, seluruh kebutuhan untuk membangun kualitas personal di bidang kepenulisan, tersedia dimana-mana.

 

Berkembangnya media sebagai salah satu tempat dan ruang baca serta mencari bahan menulis, dengan segala pernak-perniknya, hadir melimpah-ruah. Tinggal lagi memotivasi diri sendiri dan memunculkan sugesti bahwa, setiap pribadi dapat menjadi penulis handal di bidangnya masing-masing.

 

Khusus di dunia pendidikan, berkembangnya aturan-aturan yang mewajibkan pendidik untuk menulis hasil amatan dan penelitiannya, dirasakan sebagai sebuah upaya yang sangat hebat di dekade kedua dan ketiga abad ini.

 

Para pendidik, diarahkan untuk menuliskan hasil penelitannya terhadap lingkungan mengajarnya, diharapkan menjadi sosok yang tangguh untuk mencari solusi peningkatan kualitas pendidikan melalui karya tulis yang disusunnya. Sangat mulia tugas yang diemban pendidik sejak lahirnya peraturan-peraturan terkait, hingga muncul tokoh-tokoh dan aktivis pendidik yang setiap saat menuliskan pemikirannya untuk turut memperbaiki kualitas generasi bangsa.

 

Namun, seiring dengan perkembangan bermunculannya aktivis menulis di semua jenjang pendidikan, ada pula oknum yang masih saja menganggap remeh pentingnya dunia menulis. Disadari atau tidak, banyak kisah menarik dan mampu membuat kita berpikir ulang menyerahkan anak-cucu ke tangan-tangan mereka yang malah merendahkan keterampilan mulia tersebut.

 

Selama ini, sebagian oknum masih saja menganggap hal tersebut tidak penting. Dan yang paling memiriskan hati, masih ada sebagian orang yang menganggap, bila tiba masanya harus menulis, banyak orang-orang bayaran yang tetap menunggu proyek kepenulisan, yang sabar dan setia menanti rupiah untuk membantu.

 

Di manakah letak pengembangan kualitas personal yang diharapkan dimiliki oleh para pejuang kualitas generasi? Sebuah tanggungjawab yang mesti menjadi pemikiran bersama. (*)

Penulis: Nova Indra (CEO P3SDM Melati, Jurnalis, Writer)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad