ANETRY.NET – Perubahan dan perkembangan zaman yang begitu pesat berdampak nyata terhadap semua aspek kehidupan dari segala sisi. Baik yang berhubungan langsung dengan ataupun tidak.
Secara tidak sadar, ternyata hal tersebut dapat merubah
pola habituasi atau kebiasaan dalam menjalankan aktifitas kehidupan. Aadaptasi
yang positif tentu dibutuhkan dalam rangka menyongsong perkembangan tersebut.
Sehingga nilai-nilai positif yang ada dalam perkembangan
tersebut dapat diambil serta aplikasikan dalam menjalani kehidupan. Namun
sebaliknya kesalahan dalam beradaptasi dapat berdampak serius dalam kehidupan di
masa yang akan datang. Kurangnya pengetahuan dalam memfilter perkembangan, juga
akan mengakibatkan kesalahan yang serius terhadap kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan tentunya adalah
aspek pendidikan. Hal inilah yang dirasakan pada saat sekarang ini.
Perkembangan zaman yang pesat tidak
berbanding lurus dengan capaian pendidikan yang seharusnya menjadi alat untuk
memfilter nilai-nilai yang ada. Maka dari itu, untuk menghadapi hal yang
penting tersebut, perlu penanganan yang serius pula dari semua aspek yang
terlibat supaya dapat menciptakan hasil yang diinginkan.
Dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas,
unsur yang berperan penting dalam menciptakan generasi yang baik adalah orang
tua dan guru. Orang tua selaku
pendidikan pertama yang diterima murid di rumah sangat berperan penting dalam
mendidik dan mengarahkan peserta didik menjadi seperti apa kedepannya.
Guru dan orang tua dalam mendidik dan mempersiapkan
generasi terbaik tentu perlu contoh serta suritauladan yang baik. Dari sinilah
sebenarnya kesempatan menanamkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah,
supaya dapat membentuk karakter yang berakhlakul karimah.
Pendidikan anak ala Rasulullah SAW pada saat ini lebih
sering dikenal dengan istilah prophetic parenting. Konsep dalam prophetic
parenting adalah mendidik anak dengan berkiblat pada cara-cara yang
dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam mendidik
keluarga dan sahabat beliau. Hal ini dimulai dari membimbing setiap orang tua
yang mendidik anak mulai dari mereka belum disebut orang tua. Maksudnya adalah
membimbing setiap pemuda dan pemudi untuk mempersiapkan diri mereka sebaik
mungkin sebelum mereka menikah dan mempunyai anak.
Perkembangan anak sangat cepat dan harus dirangsang
dengan tepat. Stimulus dengan menggunakan mainan edukasi sangat dianjurkan.
Selain itu, berikan kasih sayang, bangun kedekatan dengan anak dan bertutur
kata lembut kepada mereka. Buat anak merasa aman dan nyaman. Jangan pernah
biasakan memukul anak ataupun memarahi anak.
Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Syadad Al Laits
berkata, “Rasulullah keluar untuk shalat
di siang hari entah dzuhur atau ashar, sambil menggendong salah satu cucu
beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika sujud, beliau melakukannya panjang
sekali. Kata perawi, “Lalu aku mengangkat kepalaku ternyata ada anak
kecil berada di atas punggung Rasul padahal beliau sedang sujud, lalu saya
kembali bersujud.” Ketika Rasul selesai shalat orang-orang bertanya, “wahai
Rasulullah, engkau melakukan sujud dalam shalatmu ini lama sekali sampai kami
mengira telah terjadi sesuatu pada engkau atau engkau mendapat wahyu.” Nabi
Muhammad Saw. Bersabda, “Semuanya itu tidak, tetapi cucuku ini menunggangiku
dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya”
(H.R.Ahmad, Nas’i dan Hakim).
Secara konkrit ada beberapa contoh cara menanamkan
pendidikan islam pada anak usia dini seperti: Pertama, bersyukur atas kelahiran
anak. Cara untuk bersyukur atas ketetapan Allah yaitu dengan merawat serta
mendidik anak dengan beberapa cara sebagai berikut; mengumandangkan adzan pada
telinga sang bayi, memberikan nama yang baik, mengaqiqahi, mengkhitankan anak
dan mendidik anak dengan kalimat-kalimat Allah atau (tauhid), mengajarkan
berbuat baik.
Contohnya saja
Ibnu Qayyim R.A memberikan penjelasan bahwa terdapat keistimewaan kepada
anak-anak yang lahir kedunia kemudian diperdengarkan dengan adzan dan iqomah.
Keistimewaan pertama adalah bagaimana anak yang lahir untuk pertama kalinya di
dunia diperdengarkan akan kebesaran dan keagungan Allah SWT sebagai
penciptanya. Keistimewaan selanjutnya adalah dengan diperdengarkan adzain dan
iqomah anak-anak mulai diperkenalkan dengan kalimat syahadat yang menjadi pintu
utama seseorang menjadi seorang Muslim.
Kedua, menyusui anak hingga dua tahun. Dalam alQur’an
surat Al-Baqarah ayat 233 Allah memberikan bimbingan kepada para ibu supaya
mereka menyusui anakanaknya dengan sempurna, yaitu dua tahun penuh. Setelah
itu, tidak ada penyusuan lagi. Kelima, mengajarkan anak agar beriman kepada
Allah. Pendidikan tauhid haruslah ditanamkan kepada anak-anak pada usia dini,
dari memperdengarkan kalimat-kalimat Allah, menunjukan kuasa Allah yang ada disekitarnya,
serta menanamkan kesesaan Allah.
Hal tersebut merupakan bekal yang hakiki dari orang tua
kepada anak, agar tujuan anak di dunia bukan untuk mencari kesuksesan dunia
semata, namun juga berlandaskan iman bahwa segala sesuatu haruslah disandarkan
kepada Allah SWT.
Ketiga,
mengajarkan anak salat pada usia tujuh tahun. Salat wajib ditegakkan
untuk seluruh umat Islam yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya
kelak di akhirat. Oleh sebab itu, agar seorang muslim tidak meremehkan salat,
maka anak dididik sejak dini untuk melaksanakan salat.
Keempat, mengajarkan akhlak terpuji. Menanamkan pada diri
anak sifat rendah hati, menjauhkan dari perbuatan sombong dan angkuh karena
manusia merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang memiliki kewajiban untuk
menyembah, tunduk dan patuh kepada sang pencipta.
Sebenarnya banyak hal-kebiasaan-kebiasaan yang dapat
diterapkan orang tua dalam mendidik karakter siswa contoh laiinnya membiasakan
pengamalan doa sebelum melaksanakan sesuatu, praktek pengamalan ibadah yang
dicontohkan. Juga dalam QS Luqman bagaimana cara mendidik yang dijelaskan Allah
dalam ayat 13 sampai Sembilan belas.
Komponen-komponen yang terkandung dalam surah Luqman,
antara lain adalah pendidik, peserta didik, materi Konsep Pendidikan Anak Usia
Dini, pendidikan, metode pendidikan. Pendidik yang digambarkan dalam al-Qur’an
adalah kisah Lukman sebagai orang tua dan anaknya selaku peserta didik.
Sedangkan materi dalam pendidikannya memuat seputar
aqidah, syariah, dan akhlaqul karimah. Selanjutnya metode dalam mendidiknya
adalah dengan cara-cara yang baik, yaitu dengan memberikan nasehat moral.
Pada hasil dan pembahasan di atas dapat digaris bawahi
bahwa pendidikan anak usia dini sangat urgen dilakukan melihat perkembangan
zaman sekarang yang tidak terkendali maka dari itu perlu mendidik anak sesuai
dengan ajaran al-Qur’an. Inilah yang mulai diterapkan di UPT SDN 21 Limo Kaum.
Mudah-mudahan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat menjadi jawaban yang
selalu dinanti-nantikan terkait karakter peserta didik saat ini.
Penulis: Robbi Cahyadi, S.Pd.I (Guru PAIBP UPT SDN 21
Limo Kaum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.