Membentuk Karakter Anak Berakhlakul Karimah Sesuai Syariat Islam - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 13 Oktober 2023

Membentuk Karakter Anak Berakhlakul Karimah Sesuai Syariat Islam


ANETRY.NET
– Perubahan dan perkembangan zaman yang begitu pesat berdampak nyata terhadap semua aspek kehidupan dari segala sisi. Baik yang berhubungan langsung dengan ataupun tidak.

 

Secara tidak sadar, ternyata hal tersebut dapat merubah pola habituasi atau kebiasaan dalam menjalankan aktifitas kehidupan. Aadaptasi yang positif tentu dibutuhkan dalam rangka menyongsong perkembangan tersebut.

 

Sehingga nilai-nilai positif yang ada dalam perkembangan tersebut dapat diambil serta aplikasikan dalam menjalani kehidupan. Namun sebaliknya kesalahan dalam beradaptasi dapat berdampak serius dalam kehidupan di masa yang akan datang. Kurangnya pengetahuan dalam memfilter perkembangan, juga akan mengakibatkan kesalahan yang serius terhadap kelangsungan kehidupan  di masa yang akan datang.

 

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan tentunya adalah aspek pendidikan. Hal inilah yang dirasakan pada saat sekarang ini. Perkembangan zaman yang  pesat tidak berbanding lurus dengan capaian pendidikan yang seharusnya menjadi alat untuk memfilter nilai-nilai yang ada. Maka dari itu, untuk menghadapi hal yang penting tersebut, perlu penanganan yang serius pula dari semua aspek yang terlibat supaya dapat menciptakan hasil yang diinginkan.

 

Dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, unsur yang berperan penting dalam menciptakan generasi yang baik adalah orang tua dan guru.  Orang tua selaku pendidikan pertama yang diterima murid di rumah sangat berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan peserta didik menjadi seperti apa kedepannya.

 

Guru dan orang tua dalam mendidik dan mempersiapkan generasi terbaik tentu perlu contoh serta suritauladan yang baik. Dari sinilah sebenarnya kesempatan menanamkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah, supaya dapat membentuk karakter yang berakhlakul karimah.

 

Pendidikan anak ala Rasulullah SAW pada saat ini lebih sering dikenal dengan istilah prophetic parenting. Konsep dalam prophetic parenting adalah mendidik anak dengan berkiblat pada cara-cara yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam mendidik keluarga dan sahabat beliau. Hal ini dimulai dari membimbing setiap orang tua yang mendidik anak mulai dari mereka belum disebut orang tua. Maksudnya adalah membimbing setiap pemuda dan pemudi untuk mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin sebelum mereka menikah dan mempunyai anak.

 

Perkembangan anak sangat cepat dan harus dirangsang dengan tepat. Stimulus dengan menggunakan mainan edukasi sangat dianjurkan. Selain itu, berikan kasih sayang, bangun kedekatan dengan anak dan bertutur kata lembut kepada mereka. Buat anak merasa aman dan nyaman. Jangan pernah biasakan memukul anak ataupun memarahi anak.

 

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Syadad Al Laits berkata, “Rasulullah keluar untuk shalat di siang hari entah dzuhur atau ashar, sambil menggendong salah satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika sujud, beliau melakukannya panjang sekali.  Kata perawi, “Lalu aku mengangkat kepalaku ternyata ada anak kecil berada di atas punggung Rasul padahal beliau sedang sujud, lalu saya kembali bersujud.” Ketika Rasul selesai shalat orang-orang bertanya, “wahai Rasulullah, engkau melakukan sujud dalam shalatmu ini lama sekali sampai kami mengira telah terjadi sesuatu pada engkau atau engkau mendapat wahyu.” Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Semuanya itu tidak, tetapi cucuku ini menunggangiku dan aku tidak senang tergesa-gesa sampai anak ini puas dengan keinginannya” (H.R.Ahmad, Nas’i dan Hakim).

 

Secara konkrit ada beberapa contoh cara menanamkan pendidikan islam pada anak usia dini seperti: Pertama, bersyukur atas kelahiran anak. Cara untuk bersyukur atas ketetapan Allah yaitu dengan merawat serta mendidik anak dengan beberapa cara sebagai berikut; mengumandangkan adzan pada telinga sang bayi, memberikan nama yang baik, mengaqiqahi, mengkhitankan anak dan mendidik anak dengan kalimat-kalimat Allah atau (tauhid), mengajarkan berbuat baik. 

 

Contohnya saja  Ibnu Qayyim R.A memberikan penjelasan bahwa terdapat keistimewaan kepada anak-anak yang lahir kedunia kemudian diperdengarkan dengan adzan dan iqomah. Keistimewaan pertama adalah bagaimana anak yang lahir untuk pertama kalinya di dunia diperdengarkan akan kebesaran dan keagungan Allah SWT sebagai penciptanya. Keistimewaan selanjutnya adalah dengan diperdengarkan adzain dan iqomah anak-anak mulai diperkenalkan dengan kalimat syahadat yang menjadi pintu utama seseorang menjadi seorang Muslim.

 

Kedua, menyusui anak hingga dua tahun. Dalam alQur’an surat Al-Baqarah ayat 233 Allah memberikan bimbingan kepada para ibu supaya mereka menyusui anakanaknya dengan sempurna, yaitu dua tahun penuh. Setelah itu, tidak ada penyusuan lagi. Kelima, mengajarkan anak agar beriman kepada Allah. Pendidikan tauhid haruslah ditanamkan kepada anak-anak pada usia dini, dari memperdengarkan kalimat-kalimat Allah, menunjukan kuasa Allah yang ada disekitarnya, serta menanamkan kesesaan Allah.

 

Hal tersebut merupakan bekal yang hakiki dari orang tua kepada anak, agar tujuan anak di dunia bukan untuk mencari kesuksesan dunia semata, namun juga berlandaskan iman bahwa segala sesuatu haruslah disandarkan kepada Allah SWT.

 

Ketiga,  mengajarkan anak salat pada usia tujuh tahun. Salat wajib ditegakkan untuk seluruh umat Islam yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Oleh sebab itu, agar seorang muslim tidak meremehkan salat, maka anak dididik sejak dini untuk melaksanakan salat.

 

Keempat, mengajarkan akhlak terpuji. Menanamkan pada diri anak sifat rendah hati, menjauhkan dari perbuatan sombong dan angkuh karena manusia merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang memiliki kewajiban untuk menyembah, tunduk dan patuh kepada sang pencipta.

 

Sebenarnya banyak hal-kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan orang tua dalam mendidik karakter siswa contoh laiinnya membiasakan pengamalan doa sebelum melaksanakan sesuatu, praktek pengamalan ibadah yang dicontohkan. Juga dalam QS Luqman bagaimana cara mendidik yang dijelaskan Allah dalam ayat 13 sampai Sembilan belas.

 

Komponen-komponen yang terkandung dalam surah Luqman, antara lain adalah pendidik, peserta didik, materi Konsep Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan, metode pendidikan. Pendidik yang digambarkan dalam al-Qur’an adalah kisah Lukman sebagai orang tua dan anaknya selaku peserta didik.

 

Sedangkan materi dalam pendidikannya memuat seputar aqidah, syariah, dan akhlaqul karimah. Selanjutnya metode dalam mendidiknya adalah dengan cara-cara yang baik, yaitu dengan memberikan nasehat moral.

 

Pada hasil dan pembahasan di atas dapat digaris bawahi bahwa pendidikan anak usia dini sangat urgen dilakukan melihat perkembangan zaman sekarang yang tidak terkendali maka dari itu perlu mendidik anak sesuai dengan ajaran al-Qur’an. Inilah yang mulai diterapkan di UPT SDN 21 Limo Kaum. Mudah-mudahan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat menjadi jawaban yang selalu dinanti-nantikan terkait karakter peserta didik saat ini.

Penulis: Robbi Cahyadi, S.Pd.I (Guru PAIBP UPT SDN 21 Limo Kaum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad