ANETRY.NET – Bingung, harus mulia dari mana. Sebagai guru baru yang belum genap satu semester memegang kelas kelas 1, banyak problematika yang terjadi, baik dalam proses belajar mengajar ataupun saat di luar itu.
Salah
satu yang membuat kewalahan dalam proses pembelajaran, saat ssiswa kelas rendah
suka sekali mengadu dan memberitahu suatu hal itu sangat tidak penting. Tapi bagaimana
pun juga sebagai guru harus tetap merespons apa yang disampaikan siswa.
Pada
saat jam istirahat pun penulis selalu dibuntuti oleh siswa sampai ke ruangan
guru, untuk izin ke kamar mandi. Atau saat sebentar saja meninggalkan kelas,
akan banyak sekali aduan tentang perilaku mereka.
Di
kelas, juga terdapat anak yang masih memiliki ego yang tinggi. Contohnya saat
meminta siswa datang paling awal memimpin teman-temannya untuk membaca doa
bersama. Tetapi ia menolak. Penulis sudah memberikan pengertian kepada anak
tersebut, dan mencari cara menghadapi anak yang memiliki keberagaman ini.
Adajuga
siswa yang sangat penakut dan pemalu. Pergi ke kamar mandi pun harus ditemani.
tetapi anak ini pintardalam belajar, hanya saja sikapnya yang pemalu dan
penakut harus diubah. Awalnya penulis menelusuri kenapa anak ini memiliki sikap
penakut dan pemalu. Penulis ajak bercerita orang tuanya dan mereka menjawab
bahwa anaknya memang tidak biasa pergi sendiri, dan pulang sekolah pun langsung
pulang. Untuk jajan di kantin pun ia masih belum melakukan.
Kemudian
penulis berusaha untuk meminta teman-teamannya untuk mengajak bermain bersama,
ke kantin bersama dll. Dan beberapa minggu kemudian saya amati anak ini sudah
ada perubahan, walaupun baru sedikit.
Selanjutnya
saat proses belajar mengajar pun penulis mewalahan dalam mengajarkan membaca
pada siswa. Apalagi bagi mereka yang sebelumnya tidak menempuh pendidikan taman
kanak-kanak (TK). Sesampai di sekolah maunya bermain. Karena mereka baru
mendapatkan teman bermain di lingkungan sekolah.
Saat
belajar mengenal huruf pun masih ada siswa yang terbalik dalam mengucapakannya.
Aa yang memahami huruf e itu g, ada yang bilang huruf b itu d, dan masih ada
yamg bilang huruf l itu I. Berbagai media sudah dicoba agar anak mudah dalam
mengingatnya seperti bermain kartu, menempel kartu, dan lainnya.
Kemudian
yang terjadi dalam kelas, seorang siswa nilainya harus 100. Kalau tidak, dia
kan menangis kencang. Peristiwa ini sering terjadi saat awal semester kemarin,
siswa itu menangis karena mendapatkan nilai 70. Sampai jam pulang pun dia tidak
mau dibujuk dan terus menagis. Dan pada akhirnya berhenti dengan sendirinya.
Ada juga
siswa yang sangat pendiam. Anak ini tergolong biasa-biasa saja, di kelas tidak
meribut, juga tidak mengganggu teman yang lainnya saat belajar. Tapi kalau
tanya suaranya tidak keluar. Jadi kadang bingung dengannya, apakah sudah paham
dengan pembelajaran atau tidak sama sekali.
Lain lagi
dengan siswa yang tidak mau duduk di bangku belajar. Anak ini tergolong paling
lancar dalam membaca, tetapi saat menulis anak ini sering paling terakhir
selesainya. Ia juga jahil dengan teman-temannya. Selain itu ada lagi anak yang
ketika diajak bicara tidak melihat ke a rah kita tetapi dia malah senyum-senyum
saja. Terkadang muncul keinginan untuk marah.
Begitu
banyak problematika yang dialami saat
mengajar di kelas rendah. Begitu mengasyikkan dan juga begitu menantang,
kesabaran juga sangat diuji. Di saat ingin marah ada saja tingkah anak ini yang
akhirnya membuat suasana kelas menjadi tertawa, entah itu karnma jawabanya yang
begitu polos, atau karena wajah mereka yang masih lugu dan lucu.
Terimakasih
anak-anak kelas 1. Sudah banyak memberikan ibu pengalaman dalam mendidik
kalian. Terimakasih untuk tingkah lucu kalian, yang sering membuat guru
senyum-senyum sendiri. Semoga kalian menjadi anak yang berguna bagi nusa dan
bangsa. Semangat mencapai cita-cita dan impianmu. Dan jangan lupa berbakti pada
ibu dan ayah.
Penulis: Sri Delvi, S.Pd (UPT SDN 24 Limo Kaum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.