ANETRY.NET – Membaca merupakan jendela untuk melihat dunia. Melalui membaca, seseorang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan meningkatkan kecerdasan sehingga mampu menghadapi tantangan hidup di masa mendatang.
Kemampuan membaca permulaan, penting untuk dimiliki
setiap orang. Karena kemampuan membaca permulaan akan sangat berpengaruh
terhadap keterampilan membaca selanjutnya. Membaca merupakan kemampuan yang
mendasar dan penting bagi siswa untuk menyerap informasi, ilmu dan teknologi
pada masa mendatang.
Pembelajaran membaca di SD, dapat dibagi menjadi dua
tingkatan, yaitu pembelajaran membaca permulaan, dan membaca lanjut.
Pembelajaran membaca permulaan merupakan pembelajaran membaca yang
diperuntukkan bagi siswa SD kelas awal (kelas I dan II).
Pembelajaran membaca permulaan memiliki peranan yang
penting, karena akan mempengaruhi pembelajaran membaca pada kelas-kelas
selanjutnya. Siswa yang tidak menguasai pembelajaran membaca permulaan dengan
baik akan mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran maupun bidang studi
lain.
Kegiatan dalam membaca permulaan masih lebih difokuskan
pada dasar-dasar pembelajaran membaca,berupa pengenalan dan pengucapan lambang lambang
bunyi seperti huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk sederhana. Siswa yang
memiliki kemampuan membaca yang baik akan lebih mudah memahami pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang diikuti siswa tidak jauh
dengan kegiatan membaca, seperti membaca buku, membaca tulisan guru di papan
tulis, dan mengerjakan soal. Kemampuan membaca permulaan yang diharapkan
dimiliki siswa,memahami teks pendek dengan membaca nyaring, meliputi membaca
suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Kenyataannya masih cukup banyak siswa SD kelas awal yang
belum lancar dalam membaca.Bahkan masih terdapat siswa yang belum bisa membaca.
Tidak jarang terlihat siswa masih kesulitan membedakan dan mengenali huruf.
Sering terbolak-balik antara huruf satu dengan huruf lainnya. Kemampuan membaca
sering dikaitkan dengan kemampuan menulis. Pembelajaran menulis di SD kelas I
dan II sering disebut dengan menulis permulaan.
Upaya meningkatkan kemampuan pembelajaran membaca dan menulis merupakan
satu kesatuan. Pada prinsipnya belajar membaca tidak dipisahkan dengan belajar
menulis. Membaca dan menulis pada kelas awal seringkali disebut dengan Membaca
Menulis Permulaan.
Pembelajaran menulis permulaan lebih difokuskan pada
menuliskan lambang lambang tulis yang jika dirangkaikan akan menjadi bermakna.
Pembelajaran menulis tidak harus menggunakan alat tulis seperti pensil, namun
menyusun huruf juga merupakan pembelajaran menulis.
Siswa kelas rendah diharapkan memiliki kemampuan menulis
permulaan berup menjiplak, menebalkan, mencontoh huruf, kata atau kalimat
sederhana, melengkapi kalimat yang belum selesai, dan menyalin. Membaca dan
menulis permulaan merupakan kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh siswa SD
kelas awal.
Kenyataannya masih cukup banyak siswa belum memiliki
kemampuan membaca dan menulis permulaan yang baik. Kurangnya kemampuan membaca
dan menulis siswa didasari oleh berbagai faktor. yaitu: faktor internal dan
faktor eksternal. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan hendaknya
dilaksanakan dengan metode dan media yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa
tidak merasa terbebani dan tertekan dalam belajar.
Media puzzle huruf diharap dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis permulaan siswa. Siswa akan merasa tertantang untuk
menyelesaikan susunan kepingan puzzle sehingga menjadi utuh. Puzzle dapat
menantang daya kreatifitas dan membuat suasana menyenangkan. Saat ini,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan menggunakan media puzzle.
Kemampuan membaca dan menulis siswa masih belum baik,
siswa masih sulit dalam membaca dan menulis. Hal tersebut terlihat ketika guru
menuliskan kata sederhana di papan tulis, sebagian besar siswa belum dapat
membaca kata sederhana tersebut. Siswa kurang mengenal huruf, sehingga masih
salah menyebutkan dan mengidentifikasi huruf.
Dalam membaca kata, ketika diminta membaca kata siswa
memerlukan waktu untuk mengeja huruf-huruf yang menyusun kata. Ketika siswa
diminta menuliskan kata, huruf yang ditulis siswa masih kurang lengkap, salah,
atau terbalik, sehingga huruf dalam kata yang dituliskan siswa belum lengkap.
Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan membaca dan
menulis permulaan siswa masih belum baik dan optimal. Masalah lain yang
ditemukan adalah ketika pembelajaran menyimak. Siswa kurang memperhatikan guru
ketika membacakan cerita. Siswa tidak fokus dan lebih asyik bermain sendiri
ataupun menggangu teman.
Ketika diberi pertanyaan oleh guru, siswa kurang tepat
dalam menjawab pertanyaan terkait isi cerita. Siswa kesulitan menjawab
pertanyaan ,disamping itu peran orangtua sangatlah besar dalam mendukung
perkembangan akademik dan karakter anak.
Dengan memberikan dukungan, pengawasan, dan menghadirkan
lingkungan belajar yang positif di rumah, orangtua dapat membantu anak-anak
mereka mencapai potensi penuh mereka dalam pendidikan. (*)
Penulis: Yona Revilina, S.Pd (UPT SDN 10 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.