ANETRY.NET – Mengajar dan mendidik sudah menjadi kewajiban bagi seorang guru. Dalam tugas sehari-hari, sebagai guru kita baru banyak mengajar. Sementara tugas mendidik masih tertinggal.
Mengajar baru mentransfer berbagai bidang ilmu sesuai
dengan kurikulum yang telah ditentukan. Sementara dalam mendidik, mempraktekkan
langsung ilmu yang dimiliki melalui pembiasaan sehari-hari.
Menjadikan peserta didik berkualitas, bukanlah hal yang
mudah. Kualitas di sini adalah hal yang seimbang antara Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, dan dengan Iman dan Taqwa. Juga peserta didik yang memiliki
keterampilan agar tidak canggung di lingkungan masyarakat.
Di samping itu, pendidikan seni juga dipupuk sejak dini
agar mereka tidak mudah stres dan frustasi dalam menghadapi kehidupan yang Fana
ini. Jika sudah stres terlalu berat kualitas jadi hilang. Karena stres berat
bisa mengakibatkan menganiaya orang lain juga diri sendiri.
Penulis merupakan guru Taman Kanak-Kanak pada tahun 1996
di sebuah kota. Di lingkungan TK ini menemukan masalah seorang alumni salah
satu universitas ternama di Berlin dengan IPK 4, depresi berat tiba di
Indonesia, dan sampai menganiaya diri sendiri. Diduga penyebabnya kehilangan
jabatan kembali dari pendidikan.
Kasus-kasus seperti ini juga ada menimpa pelajar tingkat
SMP dan SMK, juga perguruan tinggi di Indonesia ini. Seperti tahun 2021 lalu
seorang mahasiswa ITB yang tewas oleh tali tambang.
Setelah diteliti, kasus seperti ini terjadi karena
kurangnya pembiasaan bagi peserta didik melaksanakan ibadah serta baca Alquran.
Pintar dalam ilmu umum, kurang cerdas dalam pendidikan agama, serta prakteknya
dalam kehidupan sehari-hari. Dari kecil tidak membiasakan shalat dan mengaji.
Merujuk pada kasus di atas, makanya penulis selaku guru
umum memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama. Mulai dari guru TK
mengajarkan tahfiz ayat-ayat pendek serta nyanyi-nyanyi yang bernafaskan Islam.
Setelah mengajar di SD kelas rendah, diajarkan tahfiz
ayat pendek dan Jus Amma dengan berbagai cara. Sebelum ada hp Android untuk
memotivasi juga menggunakan tape recorder.
Saat penulis mengajar di kelas tinggi, dibiasakan juga shalat zuhur berjamaah.
Serta shalat Dhuha bersama. Dan tetap baca Alquran serta motivator tahfiz di
kelas/sekolah.
Kegiatan ini juga sulit berhasil tanpa kerjasama dengan
orang tua dan masyarakat. Karena peserta didik mudah dipengaruhi oleh
lingkungan. Faktor lingkungan mempengaruhi peserta didik 60%. Jika mereka
berada pada lingkungan yang baik mereka jadi baik.
Pembiasaan tidak dilakukan sejak dini/kecil, berakibat
peserta didik kurang mampu menyelesaikan masalah pribadinya yang berakibat
hilangnya kualitas diri mereka sendiri. (*)
Penulis: Ernamarni (SDN 14 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.