ANETRY.NET – Guru merupakan profesi yang mulia. Tugas guru adalah mendidik, melatih, membimbing, mengarahkan,menilai, mengevaluasi, dan mentransfer ilmu kepada peserta didik.
Guru merupakan profesi yang memiliki
tanggung jawab besar karena sangat menentukan kelangsungan sebuah bangsa.
Selain orang tua di rumah yang memiliki waktu yang banyak dengan anak-anaknya,
guru juga orang yang paling banyak waktu bersama anak-anak. Sekian jam setiap
harinya, dari pagi sampai siang guru bergaul dengan anak-anak. Karena itu guru
di sebut juga orang tua kedua bagi anak-anak.
Guru merupakan pendidik yang bertanggung
jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya. Sehingga peserta didik mampu berdiri
sendiri dan dapa tmelaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial dan individu.
Guru
adalah seorang pengajar yang harus di gugu dan ditiru oleh peserta didik,
dan lingkungan masyarakat
sekitar. Makna dari
digugu ialah peserta
didik mempercayai dan meyakini
apa yang disampaikan oleh seorang guru. Sedangkan ditiru seorang guru
menjadi contoh
yang baik bagi peserta didik mulai dari
adab, akhlak, dan sopan santun.
Kemudian dalam dunia kerja di sini,
tentunya seorang guru bukan hanya
sebatas mengajar saja. Namun
hakikatnya sebagai seorang
guru tentunya harus dapat memiliki
kepribadian yang berwibawa, kharisma,
serta daya tarik
yang menarik sehingga
para murid dapat
merasa adanya rasa
kepercayaan, untuk percaya kepada seorang guru sebagai orang tua
mereka disekolah (Arviansyah & Shagena, 2022).
Untuk menjadi seorang guru banyak sekali
tantanggan yang harus dihadapai terutama pada zaman sekarang ini. Zaman yang
ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Anak-anak sekarang
sangat menguasai dan mahir dalam menggunakan teknologi. Dalam keseharian mereka
tidak terlepas dari teknologi seperti geadget dan media social. Bahkan bisa
dikatakan mereka lebih dekat dengan teman media sosialnya dari pada dengan
orang tua.
Dengan demikian perkembangan zaman yang
serba digital ini menuntut guru harus menyadari tantangan-tantangan yang ada
khususnya di era yang sudah serba digital seperti saat ini. Memang tantangan
akan selalu ada seiring perkembangan zaman, dan seorang guru harus bisa
menemukan solusinya agar tantangan yang ada bisa berdampak positif (nilai
manfaat) bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Di era yang serba digital ini, tantangan
guru pun ada berbagai macam. Mereka harus menyesuaikan cara mengajar dengan
kebutuhan generasi anak bangsa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.Guru harus mengimbangi kecepatan peserta didik dalam menerima
perkembangan zaman ini.
Tapscott, (1997) akibat perkembangan
teknologi internet dan kemajuan teknologi digital yang telah terakselerasi ,
informasi, dan pengetahuan menjadi bersifat sementara dan singkat. Pengetahuan
yang bersifat sementara membutuhkan pembaharuan secara konstan, perkembangan
dan peningkatan kemampuan pribadi.
Kemajuan ini mempengaruhi dunia
pendidikan secara mendasar, dari cara pandang terhadap pengetahuan, sampai
dengan bagaimana pengetahuan itu diajarkan di depan kelas. Hal ini juga tentu
berpengaruh terhadap dunia pendidikan guru dan tenaga kependidikan, terutama
bagaimana kompetensi guru harus diorientasikan terhadap perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dan masyarakat digital dewasa ini.
Dalam era digital, para guru dihadapkan
pada berbagai tantangan yang mempengaruhi peran dan tugas mereka (Kamila dkk, 2022). Salah satu
tantangan utamanya yaitu
mengelola informasi yang berlimpah.
Dengan adanya akses mudah ke sumber daya digital dan konten pembelajaran
online, guru harus dapat menyaring,
mengevaluasi, dan menggunakan
informasi secara efektif
untuk mendukung proses
pembelajaran siswa.
Lathif, (2020) Dalam komunitas digital
global hendaknya paling tidak dilakukan 3 (tiga) pembelajaran, yaitu: a) Pembelajaran
yang memusatkan pada konstruksi pencarian dan penemuan, b) Pembelajaran yang
menekankan pada kreativitas dan inisiatif, dan c) Pembelajaran yang menekankan pada interaksi
dan kerjasama
Lathif, (2020) Peran guru dalam
pembelajaran era digital ada tujuh yakni: a) Guru sebagai sumber belajar; peran guru
sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi
pelajaran. b) Guru sebagai fasilitator; peran guru sebagai fasilitator dalam
memberikan pelayanan kepada siswa untuk dapat memudahkan siswa menerima materi
pelajaran. c) Guru sebagai pengelola; dalam proses pembelajaran, guru berperan
untuk memegang kendali penuh atas iklim dalam suasana pembelajaran.
Selanjutnya, d) Guru sebagai
demonstrator; berperan sebagai demonstrator maksudnya disini bukanlah turun ke
jalan untuk berdemo. Guru itu sebagai sosok yang berperan untuk menunjukkan sikap-sikap
yang akan menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik;
e) Guru sebagai pembimbing; perannya sebagai seorang pembimbing, guru diminta
untuk dapat mengarahkan kepada siswa untuk menjadi seperti yang diinginkannya.
Sedangkan f) Guru sebagai motivator;
proses pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi didalam dirinya,
dan g) Guru sebagai elevator; guru haruslah mengevaluasi semua hasil yang telah
dilakukan selama proses pembelajaran.
Beberapa startegi yang dilakukan guru untuk
dapat meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu: a. Mengubah pola pikir meskipun
sulit dan penuh gejolak. b. Melakukan gerakan sadar literasi. c. Melakukan
pelatihan/gerakan guru, karyawan, dan peserta didik berbasis teknologi, d. Melakukan
inovasi pembelajaran, dan e. Memantik untuk menciptakan teknologi sederhana
berbasis digital di sekolah.
Taraju dkk, (2022) Ada beberapa skill
yang perlu di miliki guru dalam menghadapi digital adalah sebagai berikut:
Pertama, Bersahabat dengan Teknologi. Dunia selalu berubah dan berkembang ke
level yang lebih tinggi, salah satu perubahannya ditandai oleh kemajuan
teknologi. Guru wajib memiliki kemauan untuk
belajar terus menerus.
Perubahan dunia
oleh kemajuan teknologi
tidak perlu dijadikan
sebagai ancaman, namun dihadapi
dengan positif, belajar
dan beradaptasi, serta
mau berbagi dengan
teman sejawat atau
kolega baik kesuksesan maupun
kegagalan.
Kedua, Kerjasama (Koloborasi). Guru
harus memiliki kemauan yang kuat untuk berkolaborasi dan belajar dari yang lain.
Sikap ini sangat diperlukan sekarang
dan di masa
yang akan datang. (*)
Daftar
Pustaka
1. http://www.putrapublisher.org/ojs/index.php/jipsi/article/view/53/91
2. https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/1294/1171
3. https://www.jonedu.org/index.php/joe/article/view/3304
4. https://jurnal.uindatokarama.ac.id/index.php/kiiies50/article/view/1090/650
Penulis:
Alfi Syukrina, S.Pd.I (Guru UPT SDN 13
Balimbing, Kecamatan Rambatan, Tanah Datar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.