Sopan Santun Siswa Hilang, Guru Harus Lakukan Ini! - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 09 September 2023

Sopan Santun Siswa Hilang, Guru Harus Lakukan Ini!


ANETRY.NET
Resesi mental di depan mata. Kata-kata itu yang tepat untuk menggambarkan perilaku siswa di sekolah-sekolah saat ini. Mulai dari SD, SMP, sampai SMA.

 

Memang tidak semua murid dan sekolah, tapi berita-berita yang dilihat tidak memungkiri bahwa dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja saat ini. Betapa sangat mengiris hati, khususnya untuk penulis pribadi yang berprofesi sebagai guru, membaca, melihat dan mendengar berita siswa yang berkata kasar, berkata kotor kepada guru yang telah memberikan ilmu dengan ikhlas kepada siswanya.

 

Menurut Husnul Chitimah (2008), guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta pendidik. Guru, sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru, sebuah profesi mulia, digambarkan guru sebagai sosok jujur, berbakti tapi makan hati. Melahirkan banyak profesi dari professor, guru, dokter hingga presiden.

 

Dulu, sosok guru sangat dihormati baik dikalangan siswa maupun Masyarakat, siswa zaman  dulu jika dilirik oleh guru saja langsung diam dan sadar diri, setiap berpapasan dengan guru, siswa selalu menunduk tidak berani mengangkat wajah nya, bahkan ada yang lari dan bersembunyi saking takutnya.

 

Tapi saat ini, seiring berkembangnya zaman sikap seperti itu jarang sekali kita temui, siswa tidak ada lagi rasa sopan, rasa santun, rasa segan, rasa takut dan rasa hormat nya kepada guru, siswa berbicara dengan guru seperti berbicara dengan teman sebaya, bahkan siswa sekarang sudah sangat berani berkata-kata kotor kepada gurunya.

 

Penulis tidak tahu pasti mulai kapan perubahan perilaku ini berlaku, namun yang penulis tahu kejadian-kejadian siswa yang begitu “berani” kepada guru menggambarkan betapa bedanya perilaku siswa zaman masa sekarang denga siswa-siwa zaman dulu.

 

Padahal Indonesia telah dikenal luas di mata dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi buday, keramahan, dan sopan santun. Nilai kebudayaan Indonesia yang menjunjung tinggi sikap persaudaraan, saling menghormati, dan menghargai sangatlah kental. Namun dalam bebrapa tahun terakhir ini budaya keramahan dan sopan santun di Indonesia semakin hilang.

 

Sopan santun adalah sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma-norma yang berlaku di Masyarakat. (Wahyudi & Arsana: 2014). Walau kadar sopan santun setiap orang itu tidak sama, menyesuaikan lingkungan tempat diman kita berada, namun karakter sopan santun tidak boleh hilang. Harus tetap dilakukan karena sopan santun merupakan jati diri orang Indonesia itu sendiri.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkurangnya sopan santun pada kalangan remaja diantaranya: Pertama, Faktor Internal. a) Individu. Faktor yang mempengaruhi kurangnya sopan santun dikalangan anak disebabkan oleh individu atau pribadi orang tersebut. Kurangnya pondasi iman dan ketaatannya pada agama membuat seseorang terjun dalam hal yang negatif.

 

Sebagai contoh saat anak merasa kesepian di rumah, tidak diperhatikan, selalu dibentak dan kurangnya kasih sayang dari orang tua sehinga anak tersebut mengalami kekecewaan sehinga negatif seperti berkelahi dengan teman seusianya. Selain itu seorang anak memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar yaitu keinginannya untuk mencari jati dirinya. Sehingga rasa penasaran dan ingin mencoba sangatlah besar.

 

Selanjutnya, b) Keluarga. Keluarga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikologi seorang anak. Pola asuh yang salah yang dilakukan kepada anak bisa mengakibatkan hilangnya sopan santun anak tersebut.

 

Sebagai contoh orangtua yang yang memarahi anaknya dengan kata-kata kasar. Akibatnya anak tersebut terbiasa berkata-kata kotor pada orang lain atau pada saat di luar lingkungan keluarga dirinya melakukan hal negatif. Selain itu faktor keluarga yang menyebabkan hilangnya sopan santun pada anak yaitu lingkungan keluarga yang tidak harmonis seperti broken home.

 

Berikutnya, c) Lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor utama hilangnya atau berkurangnya sopan santun kalangan remaja. Lingkungan yang buruk akan cenderung menghasilkan prilaku seorang remaja yang buruk. Faktor lingkungan yang mempengaruhi hilangnya rasa sopan santun pada remaja diantaranya Adat istiadat atau kebiasaan, kelompok atau geng, kepercayaan, dan lain sebagainya.

 

Terakhir, d) Sosial media. Kemajuan teknologi dan informasi memiliki pengaruh positif untuk memudahkan atau memfasilitasi kebutuhan seseorang. Akan tetapi, dengan kemajuan tehnologi banyak membawa pengaruh buruk terhadap kurangnya sopan santun dikalangan remaja. Sebagai contoh yaitu pergaulan bebas. Dengan kemajuan teknologi informasi remaja dengan mudah mengakses vidio atau foto-foto pornografi.

 

Kedua, Faktor eksternal. Hilangnya atau berkurangnya rasa sopan santun dikalangan remaja yaitu masuknya budaya barat. Pengaruh budaya barat yang diberikan kepada bangsa Indonesia membuat para remaja mencoba melakukannya, karena budaya barat dan budaya kita sangatlah berbeda. Sebagai contoh budaya barat seorang anak memanggil orang tuanya sendiri dengan sebutan nama.

 

Jika terjadi demikian, lalu bagaimana cara yang bisa dilakukan oleh orangtua akademik yaitu guru atau orangtua biologis saat di rumah dalam mengajarkan sopan santun ketika berada di Sekolah?

 

Menurut (Yusran Pora) Pengertian sekolah adalah tidak hanya sekedar tempat untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi hal terpenting adalah, sekolah menjadi tempat bagi para guru dan siswa untuk belajar bersama, mengamati sesuatu yang ada di sekeliling bersama-sama, dan sekolah juga menjadi tempat untuk para siswa membentuk jati dirinya. Sekolah juga dapat membentuk karakter peserta didik agar paham bagaimana cara bersikap terhadap sesama manusia maupun dengan lingkungan.

 

Bagaimana sikap kita sebagai guru menghadapi siswa yang minim sopan santun? 1) Sikap Sabar. Sabar merupakan kunci utama yang harus dipegang oleh guru. Tanpa rasa sabar, guru akan sulit mengontrol emosi baik untuk diri sendiri maupun para murid. Dari kesabaran guru, para siswa pun pasti akan meniru kesabaran dan kebijaksanaan yang ditonjolkan oleh seorang guru. 

 

Kemudian 2) Sikap Santun. Santun dan sopan adalah sikap terpuji yang harus ditunjukkan kepada para siswa. Bagaimana murid bisa sopan jika gurunya tidak menjaga sikap santun di dalam sekolah? Untuk itu, yuk pertahankan sikap santun dan sopan agar para murid kita bisa mencontoh sikap baik dari diri kita.

 

Seterusnya, 3) Sikap tegas. Selain sabar dan santun, sikap tegas juga perlu dimiliki oleh seorang guru. Selain bermanfaat untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada siswa, ketegasan pun juga bisa membuat siswa jadi lebih menghargai dan menghormati guru dalam mengajar di lingkungan sekolah.

 

Selain Guru, orang tua dan Masyarakat pun sangat berperan penting dalam membentuk perilaku sopan santun pada siswa. Bukankah menurut Ki Hajar Dewantara sang Begawan Pendidikan Indonesia dalam ajarannya “Tripusat Pendidikan” dikatakan bahwa Pendidikan merupakan tanggung jawab Bersama lingkungan keluarga oleh orang tua, dilingkungan sekolah oleh guru, dan dilingkungan Masyarakat oleh anggota Masyarakat itu sendiri?

 

Guru tidak dapat berdiri sendiri dalam hal mendidik siswa, tanpa orang tua dan dukungan dari lingkungan Masyarakat yang konduktif dan positif. Karena Sebagian besar waktu siswa dihabiskan Bersama orang tua dan berada ditengah lingkungan Masyarakat. Artinya, siswa lebih banyak “belajar” dari orang tua dan lingkungan masyarakatnya.

 

Dunia Pendidikan memang begitu kompleks masalahnya. Tetapi seperti kata orang bijak : dari pada kita mengutuk dalam kegelapan akan lebih baik jika kita menyalakan lilin. Daripada hanya mengeluh dan berputus asa lebih baik kita tumbuhkan semangat optimisme agar Pendidikan lebih maju kedepannya. Jaya terus guru Indonesia. Tetap semangat mencerdaskan generasi penerus bangsa. (*)

Penulis: Yessia Fitria, S.Pd.I (UPT SDN 27 Simawang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad