ANETRY.NET – Menakjubkan,tempat penulis mengabdi sekarang adalah tempat yang sangat berkesan. Ruang kelas tempat sehari-hari mengajar, adalah tempat penulis belajar sebagai siswa sekian puluh tahun lalu.
Kini, penulis yang
berdiri di depan kelas sebagai seorang guru, memberikan bimbingan kepada
peserta didik. Bahkan, di antara mereka ada anak dari teman penulis sendiri. Wajahnya
begitu mirip dengan orang tuanya, dengan demikian mengingatkan penulis dengan
masa yang pernah dilalui bersama, dan membuat sering tersenyum jika mengenangnya.
Tingkah laku peserta
didik yang beragam, membuat perasaan sebagai guru bercampur. Adakalanya senang,
bahagia, sedih, terharu. Bahkan, terkadang ada yang membikin jengkel, namun
semuanya itu penulis syukuri, telah diberi kesempatan untuk mengabdikan diri di
kampung halaman sendiri, setelah beberapa tahun di tempatkan di daerah lain.
Dari tahun ke tahun
banyak hal yang ditemukan. Kadang ada hal yang sama. Mengajar di kelas 1,
contohnya,ada peserta didik yang sudah bisa membaca, ada juga yang belum tahu
huruf sama sekali. Ada yang aktif dan ada juga yang malu-malu, bahkan ada yang
selalu ingin ditemani oleh orang tuanya di kelas.
Kali ini penulis
menemukan hal yang berbeda lagi. Ada salah seorang peserta didik yang mempunyai
keistimewaan dan berkebutuhan khusus. Awalnya sebagai guru merasa ragu apakah mampu
menghadapinya, hal itu karena tidak memiliki pengalaman dan keahlian di bidang
tersebut. Ini adalah pertama kalinya menemukan setelah bertahun-tahun mengajar.
Walapun berawal dari
keraguan, akhirnya tetap mencoba dan berusaha untuk melakukan hal yang terbaik
bagi peserta didik itu. Ini adalah tantangan sebagai pendidik, demi tanggung
jawab sebagai abdi negara, abdi masyarakat, khususnya kampung halaman tercinta.
Peserta didik
tersebut, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. Secara akademik dia pintar,
bisa menulis dan membaca, namun hiperaktif. Ia adalah seorang anak perempuan
yang cantik dan lucu, namun jika ada temannya yang menangis karena diganggu
teman lain, dia langsung menonjok teman yang bersalah tersebut. Lalu mengadukan
kepada guru kalau ada yang nangis, namun dia juga anak yang sportif dan mau
meminta maaf.
Dalam hal belajar,
peserta didik tersebut belum merasa puas
jika pekerjaannya belum selesai. Terkadang harus memproritaskannya lebih
dahulu, karena bila tidak dia akan menangis dan mengganggu temannya. Bahkan dia
akan memegang penulis dan tidak membiarkan penulis melayani teman yang lainnya.
Jika melakukan kesalahan,sering dia mengamuk, tetapi bila dinasehati dia
langsung memeluk guru dan minta maaf.
Peserta didik tersebut
juga memiliki kelebihan dalam menggambar. Dia menggambar apa yang diingatnya, bahkan
bisa membuat semacam peta. Ia juga bisa menceritakan gambar yang dibuatnya. Walaupun
gambar tersebut kurang rapi, tapi untuk
seukurannya yang berumur 7 tahun itu sudah luar biasa. Sementara temannya masih
ada yang belum mampu membuat gambar, apa lagi bercerita tentang gambar yang
mereka buat.
Keunikan lain yang
dimiliki peserta didik yang satu ini adalah, dia menyukai salah satu warna. Apabila
melihat teman membawa alat tulis berwarna
yang dia sukai, ia langsung mengambilnya tanpa permisi, dan tidak mau mengembalikan
punya teman tersebut. Sehingga banyak teman yang mengadu dan menangis karena
kepunyaannya diambil oleh peserta didik tersebut.
Dengan demikian, terkadang
temannya tidak berani membawa benda yang berwarna kesukaan peserta didik
tersebut. Sementara mereka juga menyukai warna itu, tapi karena takut diambil
mereka dengan sangat kecewa tidak berani membawa ke sekolah. Jangankan
kepunyaan temannya, kepunyaan gurunya pun dia berani mengambil.
Saat berbaris di halaman,
apabila dia melihat kakaknya yang tampil di depan saat acara pembiasaan, maka dia
dengan spontan akan memanggil-manggil kakaknya dengan bahasanya yang lucu. Hal
itu mengundang tawa peserta didik lain, bahkan terkadang dia berlari
menghampiri kakaknya tersebut. Tentu saja perilakunya itu membuat pecahnya
kosentrasi sang kakak dan peserta didik lainnya.
Saat memasuki kelas secara
bergiliran, ia juga masuk dan bersalaman dengan majelis guru. Namun ketika
peserta didik sampai dekat guru yang memegang mikrofon, dia akanmengambil
mikrofonnya dan ada saja yang akan dia bilang.
Dengan keberagaman
tingkah laku peserta didik, membuat bertambahnya pengalaman penulis dalam tata
cara menghadapi peserta didik. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga
bagi penulis. Pengalaman yang tak pernah terlupakan dalam dunia pendidikan, dan
menambah rasa cinta dalam menjalankan tugas sebagai abdi Negara. (*)
Penulis:
Salmiwati (SDN 24 III Koto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.