Sejuta Tantangan Mengajar di Era Digital Abad 21 - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Kamis, 14 September 2023

Sejuta Tantangan Mengajar di Era Digital Abad 21


ANETRY.NET
– Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2019 sampai 2022, telah memberikan warna yang berbeda dalam dunia pendidikan, terutama negara Indonesia. Dari pembelajaran bersifat klasikal menjadi sistem daring dan luring.

 

Dari mengajar langsung fast to fast, menjadi mengajar lewat Zoom dan video pembelajaran. Artinya, pendidikan sudah beralih bagaimana pengajaran, akses belajar, sumber belajar dapat di akses melalui ponsel pintar dan laptop. Dan guru-guru sebagai pendidik bebas berkarya melalui kreativitas, inovasi dan karya-karya aksi nyatanya.

 

Hal ini memberikan tantangan yang luar biasa kepada penulis. Penulis mulai terjun ke dunia pendidikan adalah sejak 2020 artinya sejak pandemi Covid-19 hingga di launchingnya Kurikulum Merdeka. Sebagai guru baru, dan dapat dikatakan sebagai guru pertama yang menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolah, penulis sebetulnya mengalami tantangan tersendiri.

 

Mengajar merupakan hal yang penulis sukai. Dengan mengambil jurusan pendidikan dalam studi lanjutan, dan memiliki kesibukan dalam dunia anak, walau di taman pendidikan Al-Qur'an setiap harinya.  

 

Wiliam H burton mengatakan, mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Artinya proses mengajar bukan hanya terpusat pada guru (teacher centered), tetapi juga terpusat pada siswa itu sendiri (student centered). Apalagi dalam penerapan kurikulum merdeka saat ini yang banyak mengaktifkan siswa untuk belajar.

 

Sebetulnya, guru profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian atau kemampuan dalam membimbing dan membina peserta didik, baik dari segi intelektual, spiritual, maupun emosional. Artinya, untuk memiliki keahlian dan berbagai kemampuan pasti memiliki tantangan dan rintangan.

 

Tantangan guru dalam era digital, adalah guru sampai sekarang masih banyak memakai produk lama, cara lama, sedangkan muridnya sudah memakai produk kontemporer. Selain itu ketidaktersediaannya sumber belajar yang terstruktur, dan harus dicari secara mandiri, memiliki tantangan sendiri. Hal tersebut juga sesuai dengan kondisi yang penulis alami, seorang guru pasti memiliki berbagai tantangan, tantangan yang penulis temui selama ini adalah

 

Mengajarkan bahan ajar yang disediakan sendiri, artinya kurikulum merdeka pada awal launchingnya belum selengkap kurikulum sebelumnya, dari segi sumber bacaan, bahan ajar dan perangkat ajar lainnya. Penulis mencoba menyusun sendiri, merangkai sendiri hingga menjadi sebuah materi yang akan diajarkan kepada siswa. Materi tersebut bersumber dari sumber bacaan yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan, melalui berbagai macam video pembelajaran dan sumber lainnya dari internet ang relevan dan terpercaya.

 

Karakter siswa yang beragam, karena dampak pandemi Covid, tidak dipungkiri bahwa selama itu siswa banyak di rumah bersama orangtua, keseharian sibuk dengan gadget masing-masing. Sehingga dengan diterapkan kembali sekolah normal, banyak siswa memiliki karakter yang jauh beda dari karakter dirinya sebelumnya.

 

Sebetulnya, guru lebih berperan banyak dalam era digital. Sanjaya (2006) mengatakan, peran guru dalam era digital yaitu guru sebagai sumber belajar, sebagai fasilitator, sebagai pengelola, sebagai demonstrator, sebagai pembimbing, sebagai motivator dan sebagai elevator. Maka berdasarkan hal tersebutlah penulis berusaha melakukan berbagai upaya dalam mengoyak tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:

 

Pertama, akses aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar) secara mandiri dan intens. Sebuah platform disediakan oleh pemerintah yang berisi materi ajar, perangkat ajar yang dibutuhkan oleh guru serta pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru agar menjadi guru profesional sesuai tuntunan era digital.

 

Kedua, mengambil berbagai kesempatan bimtek dan pelatihan tentang kurikulum. Penulis turut serta mengambil berbagai kesempatan baik itu bimbingan teknis atau pelatihan langsung terkait kurikulum dan perangkat pembelajaran, biasanya kegiatan ini diselenggarakan oleh pihak sekolah, oleh kelompok kerja kepala sekolah dan pemangku pendidikan lainnya

 

Ketiga, mengikuti webinar online. Webinar online merupakan salah satu wadah untuk mendapatkan pengetahuan dan sharing informasi dengan peserta dan narasumber di seluruh Nusantara sesuai dengan topik atau materi yang didiskusikan. Penulis selalu mengambil kesempatan di setiap webinar yang ada.

 

Keempat, diskusi dengan teman sejawat. Teman sejawat merupakan wadah untuk bertukar pikiran, saling refleksi dan berbagi informasi. Hal ini tidak terkecuali penulis lakukan di sekolah saja bahkan ke teman di sekolah lain. Komunikasi selalu penulis bangun dengan teman-teman sejawat yang mengajar sama dengan penulis atau bahkan yang sama-sama menerapkan kurikulum merdeka di tahun awal.

 

Kelima, membaca berbagai referensi yang relevan. Hal ini dapat dilakukan dengan semangat untuk belajar dan mencari tahu hal yang baru. Artinya dengan semakin banyak membaca akan meningkatkan literasi dan pengetahuan-pengetahuan baru. Referensi didapatkan melalui buku, media cetak tentang pendidikan, artikel dan sumber lainnya.

 

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa sejuta Tantangan Mengajar akan kalah dengan sejuta inspirasi dan semangat yang terus ada setiap waktu untuk guru mendidik anak bangsa. Itulah yang harus di terapkan dalam melaksanakan pendidikan di abad 21 ini.

Sumber

1. Aja rowikarim. Mengajar yang efektif menjadi penentu kualitas seorang guru. Jurnal pendidikan universitas Garut. Vol 07. No. 01. 2013

2. Abdul Latif. Tantangan guru dalam masalah sosial di era digital . Jurnal ilmu sosial dan pendidikan . Vol 4. No 3. Juli 2020

3. Mhd syahdan Lubis. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses pendidikan yang berkemajuan. Jurnal literasiologi.  Vol 5 no 2 jan-jun 2021

Penulis: Aditio Eko Putra Dt. Malin Pono, S.Pd (UPT SDN 11 Padang Magek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad