ANETRY.NET – Beberapa tahun terakhir ini sedang digalakkan pendidikan karakter. Apa yang diharapkan dari pendidikan karakter?
Pada
dasarnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh
yang berkarakter. Selain itu juga untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat,
yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara
seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani).
Dalam
dunia pendidikan, sejak dulukala telah banyak nilai-nilai, sikap dan tingkah laku
yang di ajarkan kepada siswa. Hanya saja tidak tertulis seperti yang dituntut
dalam administrasi pendidikan saat ini. Di antara karakter yang diharapkan
dalam proses pembelajaran dan saat berada di lingkungan, adalah religius,
mandiri, jujur, disiplin, sopan, tanggung jawab, kreatif, percaya diri, dan
sebagainya.
Menurut
KBBI Pengertian
karakter dapat diistilahkan sebagai sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, akhlak
yang dimiliki seseorang yang nantinya akan membedakan seseorang tersebut dengan
orang lainnya. Menurut
Ryan & Bohlin Pengertian karakter merupakan sebuah pola
perilaku seseorang. Orang dengan karakter yang baik tentu saja akan paham
mengenai kebaikan, menyenangi kebaikan, serta mengerjakan sesuatu yang baik
pula. Orang dengan perilaku yang memang sesuai kaidah moral disebut sebagai
orang yang berkarakter mulia.
Saat ini, penulis
merasa di tempat bertugas, karakter yang diharapkan justru semakin memudar. Karena
karakter siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat proses pembelajaran
sering ditemui kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki siswa. Contohnya, saat
diberi pertanyaan tidak berani menjawab.
Saat ada yang melakukan kesalahan, tidak ada yang mau mengakui dengan kesadaran
sendiri, saat diberi nasehat bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.
Heran. Apakah siswa
zaman sekarang tidak mengerti dengan apa yang diajarkan, atau mereka tidak paham
dengan apa yang disampaikan guru? Jika memang seperti itu adanya, mana mungkin
para siswa dapat menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan karakter
atau tingkah laku dengan sangat baik. Di kelas, untuk teori semua bagus, namun
untuk praktek dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari teramat sulit untuk
ditemukan.
Menurut Oetomo (2012:
20) sopan adalah sikap hormat dan beradap dalam perilaku, santun dalam tutur
kata, budi bahasa dan kelakuan yang baik sesuai dengan adat istiadat dan budaya
setempat yang harus kita lakukan.
Sebagai seorang guru, penulis kecewa
dengan sikap, tingkah laku, atau karakter siswa saat ini. Penulis sadar banyak
hal yang mempengaruhi karakter siswa saat ini, pudarnya nilai-nilai kebajikan
dalam diri siswa disebabkan oleh faktor Internal (Individu, Keluarga,
lingkungan, dan sosial media) serta Faktor Eksternal (budaya barat).
Selain guru, orang tua, dan
masyarakat pun sangat berperan penting dalam membentuk perilaku sopan santun
pada siswa. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama di lingkungan keluarga
oleh orang tua, di lingkungan sekolah oleh guru, dan di lingkungan masyarakat
oleh anggota masyarakat itu sendiri.
Guru tidak dapat berdiri sendiri dalam hal mendidik siswa, tanpa orang tua dan dukungan dari lingkungan Masyarakat yang konduktif dan positif. Karena Sebagian besar waktu siswa dihabiskan Bersama orang tua dan berada ditengah lingkungan Masyarakat. Artinya, siswa lebih banyak “belajar” dari orang tua dan lingkungan masyarakatnya. (*)
Penulis: Yennidar,
S.Pd.SD (UPT SDN 07 Simawang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.