Pudarnya Karakter Siswa, Tanggungjawab Siapa? - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 16 September 2023

Pudarnya Karakter Siswa, Tanggungjawab Siapa?



ANETRY.NET – Beberapa tahun terakhir ini sedang digalakkan pendidikan karakter. Apa yang diharapkan dari pendidikan karakter?

 

Pada dasarnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh yang berkarakter. Selain itu juga untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani).

 

Dalam dunia pendidikan, sejak dulukala telah banyak nilai-nilai, sikap dan tingkah laku yang di ajarkan kepada siswa. Hanya saja tidak tertulis seperti yang dituntut dalam administrasi pendidikan saat ini. Di antara karakter yang diharapkan dalam proses pembelajaran dan saat berada di lingkungan, adalah religius, mandiri, jujur, disiplin, sopan, tanggung jawab, kreatif, percaya diri, dan sebagainya.

 

Menurut KBBI Pengertian karakter dapat diistilahkan sebagai sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, akhlak yang dimiliki seseorang yang nantinya akan membedakan seseorang tersebut dengan orang lainnya. Menurut Ryan & Bohlin Pengertian karakter merupakan sebuah pola perilaku seseorang. Orang dengan karakter yang baik tentu saja akan paham mengenai kebaikan, menyenangi kebaikan, serta mengerjakan sesuatu yang baik pula. Orang dengan perilaku yang memang sesuai kaidah moral disebut sebagai orang yang berkarakter mulia.

 

Saat ini, penulis merasa di tempat bertugas, karakter yang diharapkan justru semakin memudar. Karena karakter siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat proses pembelajaran sering ditemui kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki siswa. Contohnya, saat diberi pertanyaan tidak  berani menjawab. Saat ada yang melakukan kesalahan, tidak ada yang mau mengakui dengan kesadaran sendiri, saat diberi nasehat bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.

 

Heran. Apakah siswa zaman sekarang tidak mengerti dengan apa yang diajarkan, atau mereka tidak paham dengan apa yang disampaikan guru? Jika memang seperti itu adanya, mana mungkin para siswa dapat menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan karakter atau tingkah laku dengan sangat baik. Di kelas, untuk teori semua bagus, namun untuk praktek dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari teramat sulit untuk ditemukan.

 

Menurut Oetomo (2012: 20) sopan adalah sikap hormat dan beradap dalam perilaku, santun dalam tutur kata, budi bahasa dan kelakuan yang baik sesuai dengan adat istiadat dan budaya setempat yang harus kita lakukan.

Sebagai seorang guru, penulis kecewa dengan sikap, tingkah laku, atau karakter siswa saat ini. Penulis sadar banyak hal yang mempengaruhi karakter siswa saat ini, pudarnya nilai-nilai kebajikan dalam diri siswa disebabkan oleh faktor Internal (Individu, Keluarga, lingkungan, dan sosial media) serta Faktor Eksternal (budaya barat).

 

Selain guru, orang tua, dan masyarakat pun sangat berperan penting dalam membentuk perilaku sopan santun pada siswa. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama di lingkungan keluarga oleh orang tua, di lingkungan sekolah oleh guru, dan di lingkungan masyarakat oleh anggota masyarakat itu sendiri.

 

Guru tidak dapat berdiri sendiri dalam hal mendidik siswa, tanpa orang tua dan dukungan dari lingkungan Masyarakat yang konduktif dan positif. Karena Sebagian besar waktu siswa dihabiskan Bersama orang tua dan berada ditengah lingkungan Masyarakat. Artinya, siswa lebih banyak “belajar” dari orang tua dan lingkungan masyarakatnya. (*)

Penulis: Yennidar, S.Pd.SD (UPT SDN 07 Simawang)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad