ANETRY.NET – Mindfulness? Mungkin ada yang sudah sering mendengar, tetapi ada pula yang belum pernah mendengar sama sekali.
Nah,
di sini penulis juga baru kenal dengan kata tersebut melalui Program Guru
Penggerak yang penulis ikuti sejak tiga bulan lalu. Mindfulness merupakan dasar dari pengembangan kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi sosial
emosional merupakan salah satu materi yang ada pada modul Guru Penggerak.
Secara bahasa, mindfulness artinya kesadaran penuh. Ini
merupakan salah satu metode meditasi yang digunakan untuk melatih seseorang
lebih fokus terhadap apa yang terjadi disekitarnya. Mindfulness akan membantu Anda lebih sadar akan keadaan sekitar
serta mampu menerima emosi secara terbuka.
Di sini, sebagai
pendidik sangat perlu untuk melakukan mindfulness
sebagai bentuk untuk melatih fokus dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada
peserta didik. Begitu juga peserta didik kita sangat penting untuk melakukan mindfulness ini, karena penting bagi
mereka untuk lebih fokus dalam menerima pembelajaran disekolah.
Guru
bisa mencoba mengingat kembali saat merasakan beban di pundak. Mungkin karena tugas
yang menumpuk, sulitnya berkomunikasi dengan pimpinan atau rekan kerja, atau murid
yang mengabaikan kesepakatan yang sudah dibuat.
Sebagai
guru, skenario demikian tidaklah terelakkan. Kondisi demikian dapat
menjadi pemicu munculnya emosi tidak nyaman seperti frustasi, marah, kuatir dan
berbagai campuran emosi lainnya yang mungkin tidak dapat kita identifikasi.
Emosi-emosi tidak nyaman ini dapat mempengaruhi diri secara sadar dan tidak
sadar.
Penting
untuk mengambil jeda. Menyadari emosi yang tidak nyaman agar tidak
membelenggu dalam memandang dan merespon orang lain, baik dalam sebuah
interaksi, pekerjaan, hingga pada keputusan-keputusan hidup yang diambil.
Pada umumnya, seorang
manusia dewasa yang tidur kurang lebih 8 jam perhari, memiliki 6000
pikiran dalam sehari (Tseng and Poppenk, 2020). Bayangkan, betapa
sibuknya pikiran. Karena sangat cair, pikiran dapat bergerak ke masa depan dan
menimbulkan perasaan khawatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang
seringkali menimbulkan perasaan menyesal.
Pikiran berada dalam
situasi terbaiknya jika terfokus pada situasi saat ini dan masa sekarang. Peran
praktik kesadaran penuh (mindfulness)
dapat membantu dalam menyikapi, memproses, dan merespon permasalahan yang
dihadapi untuk fokus pada situasi saat ini, - bukan pada kekhawatiran akan masa
yang akan datang ataupun penyesalan akan masa yang telah berlalu.
Kesadaran penuh itu
sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang
memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi
rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (dalam Hawkins, 2017, hal. 15)
yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan
ataupun ditumbuhkan. Akan tetapi pikiran merupakan bagian diri yang seringkali
sulit dikendalikan. Sehingga kesadaran penuh yang sebenarnya telah dimiliki
secara alami mengalami hambatan untuk benar-benar dialami.
Menurut
Hawkins (2017), cara yang paling efektif untuk memahami kesadaran penuh (mindfulness) adalah dengan ‘mengalaminya’
sendiri. Bagaimana supaya dapat mengalami kesadaran penuh? Jawabannya adalah
dengan berlatih.
Pada
prinsipnya praktik kesadaran penuh merupakan segala aktivitas yang kita lakukan
secara sadar. Apapun bentuk aktivitasnya, yang ditekankan adalah perhatian yang
diberikan saat melakukan aktivitas tersebut. Praktik paling mendasar dan
sederhana adalah melatih dan menyadari napas.
Salah
satu teknik menyadari dan melatih napas adalah Teknik STOP. Teknik ini dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja, dan tanpa membutuhkan peralatan. Selain itu, ada
beberapa teknik lain yang dapat disesuaikan dengan kebiasaan dan hobi Anda,
seperti: Menuliskan segala bentuk perasaan saat ini, mendengarkan musik, membuat
coretan atau gambar yang menggambarkan perasaan saat ini dan masih banyak yang
lainnya.
Secara umum, mindfulness
adalah teknik sederhana yang dapat dilakukan dengan posisi duduk yang nyaman,
mengatur napas, lalu fokus pada detak jantung dan merasakan sensasi udara saat
bernapas. Selanjutnya, masih dalam posisi yang sama, cobalah memusatkan pikiran
pada keadaan yang sedang terjadi, serta fokus pada emosi yang sedang dirasakan.
Identifikasi setiap
emosi yang muncul, kenali dan mencoba menerima hal apapun yang membuat emosi. Lakukan
latihan ini selama 3-5 menit secara rutin untuk membuat Anda merasa lebih
tenang dan mampu berpikir jernih. Dan dengan berfikir jernih, tenang dan nyaman
sebagai pendidik bisa melakukan
aktifitas dengan senang hati, ihklas sehingga bisa melahirkan genearsi yang
berlandaskan kepada Profil Pelajar Pancasila.
Manfaat mindfulness sangat bagus sekali
terutama untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mental sebagai pendidik. Jangan
gara-gara siswa tidak dapat menjawab pertanyaan, tidak membuat pr dan
sebagainya jangan sampai melakukan tindakan yang dapat membawa ke ranah hukum.
Selain itu manfaat mindfulness juga untuk lebih menikmati
hidup. Janganlah terlalu fokus memikirkan masa lalu atau hal-hal negatif akan
membuat kehilangan banyak energi bahkan memicu stres.
Nah, mindfulness adalah latihan yang akan
membantu Anda menjalani hidup dengan pikiran terbuka, lapang dada, serta
dorongan untuk melakukan yang terbaik di masa sekarang. Dengan begitu, Anda
akan merasa lebih tenang dan mampu menikmati hidup saat ini. (*)
Penulis: Nevi
Elvira, S.Pd (UPT SDN 07 Simawang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.