ANETRY.NET – Penulis kaget. Tepat di depan pintu ruang kelas 3 SDN 17 III Koto itu, langkah penulis terhenti. Suara yang terdengar sangatlah berisik, ternyata ada dua orang siswa sedang bertengkar.
Kejadian seperti ini, bukan hanya kali ini saja, sudah sering terjadi. Sebelum penulis sampai di
kelas, mereka sudah mengisi waktu singkat itu, dengan membuat pertengkaran-pertengkaran
kecil yang membuat kelas menjadi riuh.
Penulis berpikir, bagaimana caranya
merubah kebiasaan yang kurang baik ini, kemudian menggantinya dengan sesuatu yang baik dan
bermanfaat buat dirinya, dan juga tidak mengganggu orang lain. Tiba-tiba mata penulis
terhenti, dan tatapan mata tepat menatap sesuatu yang terletak di pojok ruang
kelas 3 itu. Penulis tersenyum dalam hati, karena sudah menemukan
sebuah cara untuk merubah kebiaasaan yang kurang baik itu.
Ya, penulis menemukan sesuatu
yang baik untuk mereka, yaitu kembali mengaktifkan pojok literasi yang ada di ruang kelas 3. Hari itu juga
penulis mengajak semua siswa kelas 3 untuk merapikan dan menyusun buku-buku yang ada pada pojok literasi,yang
memang sudah beberapa lama tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Dengan penuh semangat semua anak-anak
merapikan dan menata kembali pojok literasi itu. Sekarang pojok literasi
itu terlihat indah, menarik dan rapi. Penulis mengerti, literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis
dalam mengembangkan pengetahuan untuk dimanfaatkan sendiri, dan untuk kemajuan suatu
sekolah.
Ada beberapa pendapat yang menulis
tentang pengertian literasi tersebut, antara
lain, menurut Elizabet Sulzby (1986), literasi ialah kemampuan
berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi, membaca, berbicara, menyimak dan
menulis, dengan
cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.
Sementara menurut Harvey J. Graaf (2006), literasi ialah suatu
kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca. Sementara menurut Jack Goody, literasi ialah suatu kemampuan seseorang dalam
membaca dan juga menulis.
Dengan memahami pengertian Literasi di atas, penulis sudah memiliki gambaran mengenai tujuan
literasi itu sendiri yaitu untuk 1) Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca
berbagai informasi bermanfaat. 2) Membantu
meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari
informasi yang dibaca. 3) Meningkatkan kemampuan
seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis. 4) Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi
pekerti yang baik di dalam diri seseorang. 5) Meningkatkan
nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis, dan 6) Menumbuhkan dan
mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas, serta 7) Membantu
meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih
bermanfaat.
Memahami tujuan dari literasi, khususnya tujuan yang
ketujuh, sangat sesuai dengan keinginan penulis dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi di kelas 3 SDN 17 III Koto. Dengan adanya pojok
literasi di kelas, dapat mengalihkan perhatian siswa untuk tidak bertengkar lagi.
Masalah anak yang suka bertengkar di
kelas, biasanya kalau tidak tersinggung karena diejek temannya, mungkin saja
karena ditertawakan teman, atau karena sebab yang lain. Anak-anak di usia SD
memang masih perlu belajar bagaimana menyelesaikan konflik dengan teman itu
sendiri. Bagi penulis sendiri, harus sabar dan berhati-hati dalam menghadapi
masalah anak-anak seperti itu.
Penulis paham, tugas seorang guru bukan hanya mengajar dan mendidik, tetapi juga mengawasi
anak didik dalam situasi apapun. Guru harus mampu menciptakan suasana yang aman dan
nyaman untuk siswanya. Salah satunya yaitu mencari cara bagaimana agar siswa nya tidak suka
bertengkar atau berkelahi lagi.
Seperti biasanya, pagi itu
penulis berjalan kembali menuju ruang kelas 3 SDN 17 III Koto. Sepanjang
perjalanan dari kantor guru sampai ke ruang kelas, penulis masih bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang mereka
kerjakan? Bermain, ataukah berkejar-kejaran,atau bertengkar lagi seperti yang
biasa mereka lakukan? Pertanyaan itu akhirnya terjawab ketika langkah kaki penulis tepat berada
di depan ruang kelas 3 SDN 17 III Koto itu.
Penulis sangat kaget dan sangat terharu
melihatnya. Apa yang ada dalam pikiran penulis dan munculnya banyak pertanyaan
tadi, tak satupun yang sesuai dengan yang mereka kerjakan. Terlihat di pojok ruangan
kelas, tepatnya di pojok literasi atau pojok baca, mereka duduk dengan
tertib sambil membuka dan membaca buku yang ada di tangannya. Tak lagi
terlihat kejar-kejaran atau bertengkar, hanya sesekali terdengar suara mereka membaca buku itu.
Tanpa terasa, air mata penulis jatuh karena
terharu. Memang benar yang orang katakana, setiap kerja keras pasti ada hasilnya. Dan dalam hati penulis
berkata, anak-anak bisa dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan. Asalkan itu baik untuknya dan juga untuk orang
lain. Yang terpenting dalam hidup adalah mau berusaha, sabar dan
tetap tawakal. (*)
Penulis: Yelindra, S.Pd (SDN 17 III Koto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.