ANETRY.NET – Penulis menyadari pentingnya membaca untuk membentuk generasi berkualitas menuju generasi emas. Selama penulis menjadi seorang pendidik, masalah minat baca tetep menjadi kendala yang mendasar pada setiap generasinya.
Namun pada saat sekarang ini minat baca
peserta didik sangat menurun drastis, hal ini diakibatkan kemajuan teknologi
yang semakin pesat, seperti televisi, smartphone, dan lainnya.
Membaca merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan ilmu yang telah ditulis ataupun dikarang oleh seseorang. Membaca
menuntun kita untuk memperoleh dan menganalisa informasi yang kita dapat
sehingga bermanfaat pada kehidupan. Maka dari itu, membaca merupakan hal yang
sangat penting sebagai penuntun kehidupan manusia.
Budaya membaca merupakan budaya yang
seharusnya dilestarikan dan dikembangkan di Indonesia. Untuk mengembangkan
budaya membaca, maka langkah awal yang semestinya dilakukan adalah menumbuhkan
minat baca kepada masyarakat terlebih dahulu. Minat baca merupakan suatu
keharusan yang ditanamkan kepada para generasi bangsa sejak dini.
Membaca merupakan komponen yang penting
dalam pendidikan, melalui kegiatan membaca terjadi suatu perpindahan ilmu
pengetahuan yang ada dalam sumber bacaan dalam hal ini buku ke dalam diri
manusia, selanjutnya dari kegiatan membaca seseorang dapat mengembangkan
pemikirannya dan menjadikan seseorang tersebut menjadi manusia yang literat.
Menumbuh kembangkan budaya baca
sangatlah penting mengingat kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar
bagi seseorang memeroleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap.
Menjadi generasi literat berarti menuju masyarakat kritis dan peduli. Artinya,
kritis terhadap segala informasi yang diterima, sehingga tidak bereaksi secara
emosional dan peduli terhadap berita yang beredar lingkungan sekitar.
Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang
penting yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Kegiatan tersebut dikenal sebagai literasi. Kemajuan literasi
merupakan suatu indikator kemajuan suatu bangsa.
Ketika itu, Menteri Pendidikan Muhadjir
Efendy (kini Menko PMK), dalam sambutannya untuk program Gerakan Literasi Nasional
menyebutkan bahwa sejarah peradapan umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang
maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan
jumlah penduduka yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya
yang literat, yang memiliki peradapan tinggi dan aktif memajukan dunia (Welly,
2022).
Pada zaman dahulu ketika ingin
mendapatkan informasi tenatng berita terkini maka kita harus membaca koran,
membaca majalah, dan juga membaca buku terkait berita yang ingin didapatkan.
Pada saat ini hat tersebut sudah tergantikan karana kemunculan teknologi yang
membuat sipenerima berita tidak perlu lagi membaca media tapi cukup dengan
mendengarkannya, melihatnya.
Minat baca peserta didik yang rendah
membuat peserta didik sangat susah dalam menganalisis maksud bacaan, ataupun
soal yang diberikan, hal tersebut tergambar ketika peserta didik kelas v
melakukan ANBK. Soal literasi yang disajikan membuat peserta didik menjawab dan
tidak mengerti maksud dari soal tersebut.
Permasalahan tersebut menjadi pemicu
rendahnya hasil belajar peserta didik. Sebagai seorang pendidik penulis
berkeinginan meningkatkan kembali minat baca peserta didik dengan mengadakan
sebuah tempat yang didesain khusus agar peserta didik merasa nyaman dan senang
membaca untuk mengeksplorasi berbagai informasi terkini.
Melihat dampak yang sangat besar akibat
rendahnya minat baca peserta didik penulis membuat sebuah pojok baca yang
terletajk disudut kelas yang didesain sedemikian rupa untuk manarik perhatian
peserta didik mau membaca.
Pojok baca merupakan salah satu bentuk
komitmen sekolah melalui perpustakaan mini dalam kelas sebagai upaya dalam
mendukung Gerakan Wajib Membaca 15 menit menit yang dianjurkan oleh Pemerintah
yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 (Aswat & Nurmaya G,
2019).
Penanaman daya baca kepada anak melalui
pojok baca merupakan hal positif dalam meningkatkan dan mengembangkan kebiasaan
membaca siswa, karena pada masa kanak-kanaklah sikap atau kebiasaan positif
mulai diterapkan agar terbawa sampai dewasa. Kebiasaan membaca perlu dipupuk
dan ditanamkan sejak dini, sebab siswa yang memiliki pengetahuan dan wawasan
tentunya akan berhasil dalam pendidikan ataupun cara pandang.
Pojok baca dapat dibuat dikelas
masing-masing agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk fokus dalam
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan literasi. Pojok baca dibuat disudut
ruang kelas yang dilengkapi rak buku, buku bacaan yang terdiri dari banyak
bacaan seperti buku pengetahuan, buku cerita, komik, dan lain sebagainya. Tidak
lupa menambahkan meja dan alas duduk agar siswa nyaman dan tertarik untuk
membaca.
Selain dapat dibaca di dalam kelas,
buku-buku tersebut juga dapat dibawa pulang untuk dibaca dan dikembalikan lagi.
Buku bacaan yang tersedia di pojok baca bukan hanya disiapkan dari sekolah
saja, tetapi juga buku- buku bacaan siswa yang ia bawa dari rumah. (*)
Penulis: Agustinar, S.Pd.SD
(Guru Kelas V UPT SDN 18 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.