ANETRY.NET – Menantang sekali. Dua orang siswa kelas II sekolah dasar tempat penulis mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ), ternyata satu orang tidak memiliki kompetensi untuk membaca alfabet dan berhitung. Bahkan, yang satunya lagi tidak hanya kompetensi membaca alfabet dan berhitung yang tak dikuasainya, melainkan kompetensi berbicarapun tak punya.
Penulis memilih jadi guru karena sejak kecil sudah bercita-cita
jadi guru dan sangat didukung oleh orang tua dan saudara. Semua itu karena,
mereka melihat penulis sangat senang dengan anak-anak. Oleh sebab itu penulis
memilih melanjutkan pendidkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Di samping itu,
penulis juga berharap ilmu yang penulis berikan nantinya akan bernilai ibadah.
Murid di sekolah tempat penulis mengabdi, termasuk
sedikit sebab kurang dari 60 peserta didik. Karena penulis senang dengan
anak-anak, maka penulis meminta kepada kepala sekolah untuk mengajar di kelas
dua (fase A). Selain itu penulis ingin siswa kelas dua (fase A) ini nantinya,
benar-benar memiliki kompetensi untuk lanjut naik ke kelas yang lebih tinggi
(fase B).
Saat duduk di kelas 2 SD, seorang anak biasanya mulai
sadar tentang dirinya. Meskipun belum cukup matang untuk aktualisasi diri, akan
tetapi usianya sudah cukup untuk latih agar bisa mulai membuka potensi yang ia
miliki.
Anak kelas II SD memiliki sifat yang lebih baik daripada
saat mereka masih kelas satu. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa beradaptasi dengan
kondisi lingkungan sosial di Sekolah Dasar. Kompetensi yang harus dikuasai
siswa pada fase A.
Seharusnya siswa kelas dua sudah menguasai keterampilan
yang cukup penting ini, diantaranya berhitung, membaca lancar, menulis dengan
baik, dan dasar-dasar public speaking. Keempat kompetensi di atas sangatlah
penting bagi siswa yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar.
Peserta didik yang penulis ampu terdiri dari 3 perempuan
(satu di antaranya mengalami gangguan perkembangan bahasa verbal) dan 5 laki-laki
(satu di antaranya belum memiliki kompetensi membaca dan berhitung.
Siswa yang 2 orang
itu sangat butuh bantuan khusus. Dari 8 siswa di kelas dua, sudah 5 orang yang
lancar membaca tanpa mengeja, dan satu masih kadang-kadang mengeja. Penulis
sangat berharap jika nantinya ada guru khusus yang masuk ke sekolah untuk dapat
memberikan kemajuan yang lebih terhadap kedua siswa ini.
Penulis sadar sebagai guru kelas dua, hal ini jadi
tanggung jawab penulis. Penulis berusaha semaksmal mungkin agar semua peserta
didik yang diampu ini bisa memiliki kompetensi-kompetensi yang harus
dikuasainya sebagai siswa kelas 2 Sekolah Dasar.
Penulis akan berusaha keras agar semua siswa minimal yang
7 dari 8 orang siswa ini, dapat membaca lancar. Kemampuan membaca sangatlah
penting dan harus di prioritaskan oleh guru kepada peserta didiknyaa terutama
untuk siswa yang duduk di sekolah dasar kelas rendah .Jika anak itu sudah bisa membaca, hati orangtua atau gurunya
bisa tenang. Karena anak tinggal mengikuti saja pelajaran lainnya.
Untuk mewujudkan impian tersebut di atas penulis memberi
dorongan kepada orang tua agar mau bekerjasama. Dorongkan kepada peserta didik
juga dengan memotivasinya, karena pada hakikatnya motivasi akan menentukan cara
anak didik dalam belajar yang benar.
Motivasi memberi fungsi yang sangat penting dalam belajar.
Jika siswa sudah termotivasi maka timbul dorongan baginya untuk
bersungguh-sungguh dalam belajar, melahirkan semangat pantang putus asa dan
dapat mengarahkan siswa mengenal perbuatan yang harus dilakukan atau tidak.
Motivasi yang biasa diberikan kepada peserta didik penulis seperti
proses kegiatan belajar yang beragam agar mereka tak bosan, memancing mereka
aktif dengan pertanyaan-pertanyaan dan cerita-cerita, memberi penghargaan
berupa hadiah atau pujian jika dia berhasil mendapat nilai 100 atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan.
Penulis berharap agar tantangan ini bisa penulis hadapai
dengan baik, meskipun rintangan selalu ada. Semoga peserta didik kelas dua yang
penulis ampu ini kelak menjadi anak-anak yang sukses dan hebat, bisa meraih
cita-citanya dan berbakti pada orang tua, ilmu yang didapatnya bisa bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain dalam menjalani kehidupannya.
Penulis: Gusti Mahyar, S.Pd.SD (UPT SDN 17
III Koto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.