ANETRY.NET – Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang berisi rancangan pelajaran. Rancangan pembelajaran itu akan diberikan kepada siswa atau peserta didik dalam satu periode jenjang pendidkan.
Selama menyandang profesi guru, dan mulai menjalankan
tugas tehitung 1 Desember 1994, sampai saat ini sudah mengalami beberapa kali
pergantian kurikulum. Namun sampai saat ini, penulis pribadi merasa bingung,
kurikulum mana yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari sekian nama judul kurikulum di antaranya mulai dari
Kurikulum 1994 yang disuplemen dengan kurikulam 1999 KTSP (kurikulum tingkat
satuan pendidikan), KBK (kurikulum berbasis kompetensi), lalu adanya Kurikulu
2013 (Kurtilas). Dan kini ada pula kurikulum baru dengan nama Kurikulu Merdeka.
Pergantian kurikulum yang dalam rentang waktu yang
terlalu cepat inilah yang menurut penulis menjadi dilema dalam dunia
pendidikan. Jangankan masyarakat awam, guru seperti penulis sendiri masih belum
bisa menemukan apa maksud dan isi dari kurikulum tersebut.
Jangankan untuk membantu dalam memberikan pelajaran yang
sesuai dengan tuntutan atau tujuan nasinal, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,
sesuai dengan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, malah membuat banyak
pihak ragu. Namun demikian semua elemen pendidikan harus mengikutinya.
Dari beberapa kurikulum yang pernah penulis laksanakan, Kurikulum
1994 yang disuplemen dengan kurikulum 1999, menurut penulis adalah yang jelas
dan dapat menuntun untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Di mana dalam
kurikulum tersebut, dibagi per mata
pelajaran, yang diturunkan menjadi pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Jelas apa yang menjadi tujuan yang tertuang pada tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum
sebelumnya. Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum
1984, antara pendekatan proses (Mudjito). Namun demikian, masih ada kekurangannya
di mana muatan beban belajar terlalu luas. Nah, menurut penulis, hal ini
sajalah yang perlu direvisi atau diperbaiki.
Setelah berpindah ke berbagai kurikulum, kurikulum tiga
belas yang telah dilaksanakan dan sudah menamatkan beberapa angkatan dari
masing masing jenjang pendidikan, belum juga mencapai hasil yang maksimal. Kemudian
muncul lagi Kurikulum Merdeka yang membuat beberapa pandangan dan pendapat
beranekaragam.
Ada pendapat di antaranya anak atau siswa boleh memilih
pelajaran apa saja yang diminati atau
inginkan, dengan mengesampingkan mata pelajaran lain yang tidak mereka minati.
Ternyata hal ini adalah pendapat yang salah.
Maka dari itu sebelum melakukan perubahan kurikulum dan
dilaksanakan di setiap lembaga pendidikan, perlu disosialisasikan pada
masyarakat yang terkait. Berikan informasi yang jelas dan tepat, jangan sekedar
coba-coba saja.
Aapakah perubahan kurikulum itu perlu dilakukan? Menurut
penulis, perubahan kurikulum itu boleh saja dilakukan, tetapi tidak dalam
rentang waktu yang singkat. Karena hasil dari proses pendidikan itu bisa
dilihat 10 atau 15 tahun ke depan. Bila
hasilnya tidak bagus, baru perlu dilakukan perubahan.
Namun pada kenyataannya, perubahan kurikulum itu sekarang
identik dengan pergantian pejabat di bidang pendidikan, misalnya ganti mentri
ganti kurikulum, kalimat ini sering keluar dari mulut masyarakat awam.
Pada saat ini, sekolah sudah atau sedang melaksanakan Kurikulum
Merdeka. Secara pribadi, penulis meyakini banyak yang belum paham tentang
Kurikulum Merdeka itu sendiri. Bagaimana bisa melaksanakannya dengan baik dan
benar, sedangkan guru belum paham? Maka dari itu perlu dilaksanakan kegiatan
sosialisasi tentang Kurikulum Merdeka itu sendiri, terutama bagi guru.
Sebelum disosialisasikan, pastikan dulu apakah kurikulum
itu sudah benar-benar sempurna. Jangan sampai beberapa waktuber jalan sudah ada
lagi perubahan, baik terhadap sebagian atau secara keseluruhan. Dan yang tak
kalah penting, jangan sampai belum tampak hasilnya sudah dilakukan lagi
perubahan.
Setelah ini tentunya ada harapan, jangan terjadi lagi perubahan
kurikulum merdeka ini ke kurikulum berikut yang entah apa namanya nanti, sebelum
terlihat hasilnya.
Semua pihak sama-sama berharap, supaya dunia pendidikan
tidak menjadi ajang coba-coba lagi biar tujuan nasional kita tercapai. Agar
bisa duduk dan berdiri sama seperti negara-negara lain nya di dunia ini. (*)
Penulis: Desmawita, S.Pd.SD (SDN 07 Simawang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.