ANETRY.NET – Kasus peserta didikdi kelas yang menangis saat pertama kali masuk sekolah dasar, menjadi agenda rutin yang terjadi pada hari pertama masuk sekolah. Kasus ini penulis lihat sangat mengganggu kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Padahal kegiatan MPLS merupakan tahapan penting bagi
peserta didik kelas 1 untuk mengenal lingkungan sekolah, teman, guru dll. Kasus peserta didik menangis ini tentunya
menjadi sebuah tontonan bagi peserta didik kelas tinggi yang pada akhirnya akan
menjadi bahan pembicaraan dan olok-olok kakak kelasnya. Melihat kejadian ini
penulis ingin sekali mengeksplorasi sebab dari ketakutan peserta didik baru
yang membuatnya menangis.
Anak merupakan harapan bagi keluarganya, dimana setiap
anak yang terlahir dengan potensi dan kecerdasan masing-masing. Untuk memaksimalkan
potensi tersebut diperlukan dukungan dari lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan
keluarga maupun dari lingkungan sekolah.
Orangtua maupun guru diharapkan mampu mengembangkan semua
aspek perkembangan anak. Salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan pada
anak adalah kepercayaan diri anak. Hal ini karena dengan kepercayaan diri anak
dapat mengembangkan potensi yang ia miliki. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan
dalam kehidupan anak sebagai bekal mengatasi setiap tantangan serta
problematika hidup nanti.
Percaya diri merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang
untuk melakukan dan menyelesaikan tugas terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapinya. Lie (2003: 4) menerangkan, percaya diri adalah modal dasar seorang
anak manusia dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Percaya diri merupakan modal dasar
untuk pengembangan potensi diri. Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal
dan memahami diri sendiri. Sehingga anak dapat menghadapi permasalahan yang
dihadapi.
Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi mempunyai
keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya seperti berani maju di depan
kelas untuk mengerjakan tugas dari guru ataupun berani bercerita. Hal ini
sejalan dengan pendapat Susanti, dkk (2014: 50) yang mengungkapkan, anak yang
memiliki kepercayaan diri tinggi mempunyai ciri mudah beradaptasi dengan
lingkungan baru.
Selain itu, juga mudah bergaul dengan teman dan mudah
akrab, memiliki banyak teman karena keberadaannya disukai oleh temannya, tampil
menonjol dibandingkan dengan yang lain, berani tampil dimuka umum, berbicara
dengan jelas dan mudah dimengerti, dan memiliki cita- cita. Percaya diri
penting untuk beradaptasi dilingkungan baru terlebih saat anak sudah masuk ke
sekolah, anak harus menghadapi banyak tantangan baik dirumah atau disekolah.
Anak akan menghadapi situasi baru seperti bertemu dengan teman baru dan guru
baru.
Realita yang terjadi di Sekolah Dasar masih penulis temui
yaitu terdapat kasus siswa dengan
kepercayaan diri yang rendah. Perilaku yang mencerminkan rendahnya kepercayaan
diri ini terlihat di lingkungan rumah,
Sekolah, maupun masyarakat menyatakan bahwa penerapan
proses pembelajaran yang tidak mengembangkan potensi anak menjadi pemicu
rendahnya kepercayaan diri anak. Guru sering menitikberatkan pada akademik sehingga
mengabaikan kemampuan anak yang lain, seperti kepercayaan diri. Sehingga,
kurangnya dukungan untuk mengembangkan rasa percaya diri yang dimiliki anak
dapat melunturkan kepercayaan diri yang dimiliki oleh anak.
Siswa yang mempunyai rasa percaya diri di sekolah akan
berani bertanya kepada guru tentang hal-hal yang dirasa belum dipahami. Anak yang
memiliki kepercayaan diri rendah, merasa tidak mampu untuk mencapai berbagai tujuan
hidupnya. Ciri anak yang kepercayaan dirinya rendah dapat dilihat dari setiap
tingkah lakunya dalam menghadapi berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi
baik dalam dirinya maupun lingkungannya.
Kasih sayang dari orang tua sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan diri seorang anak. Anak yang mendapat kasih sayang dari orang tua
yang cukup akan mempunyai rasa percaya diri yang baik. Rasa percaya diri
berasal dari dalam diri sendiri. rasa percaya diri sejati lahir dari keinginan
dan tekad. Jadi rasa percaya diri itu tumbuh dari keyakinan diri sendiri. (*)
Penulis: Fitri Yeni, S.Pd (Guru Kelas 1 SDN
18 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.