Pentingnya Penerapan Budaya 5S di Sekolah - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 01 September 2023

Pentingnya Penerapan Budaya 5S di Sekolah


ANETRY.NET
Sekolah merupakan salah satu tempat menyampaikan pendidikan secara formal. Penyelenggaran sekolah ditujukan pada tiga ranah penting.

 

Menurut Taksonomi Bloom, ranah tujuan pendidikan terbagi menjadi 3, yaitu kognitif yang merupakan perilaku yang menekankan pada intelektualnya, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Afektif, lebih menekankan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap. Dan psikomotor, yang lebih menekankan pada keterampilan motorik.

 

Pada penerapan Budaya Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun (5S) di sekolah, berkaitan dengan tujuan pendidikan nenurut Taksonomi Bloom yaitu ranah afektif. Hal tersebut disebabkan berkaitan langsung dengan  yang berkaitan dengan watak, perilaku, perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

 

Sebagai Pendidik, dituntut memberikan pendidikan adab sebagai bekal kehidupan peserta didik yang merupakan generasi penerus, agar mempunyai akhlak dan budi pekerti yang baik. Karena pendidikan bukan saja soal akademik, melainkan juga soal menciptakan manusia yang memiliki akhlakul karimah seperti halnya Rasullulah Muhammad SAW, sebagai teladan umat Islam.

 

Dalam hal ini, Allah SWT telah menjelaskan contoh pribadi yang bisa disebut sebagai akhlakul karimah. Penjelasan ini terdapat dalam surat Al Ahzab ayat 21.

 


‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.’

 

Kemudian, Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya telah menjelaskan keutamaan memiliki akhlakul karimah yang disebut juga tingkah laku baik,



‘Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan (kebajikan) seorang mukmin pada hari kiamat dari pada akhlak yang mulia.’ (HR At-Tirmidzi).

 

Akhlak atau budi pekerti, memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun suatu bangsa. Karena itu, sebagai pendidik harus mampu mencontohkan dan menerapkan akhlak yang terpuji pada peserta didik.

 

Pada gilirannya, budaya 5S akan membentuk karakter disiplin, yaitu peserta didik akan menjadi lebih baik, menjadi terarah. Selain itu juga bisa memahami bagaimana harus hidup dengan orang lain, bagaimana harus menyampaikan sesuatu dengan sopan santun dan menegur sapa terhadap warga sekolah yang lain.


Penerapan Budaya 5S yaitu, pertama, Senyum. Sebagai pendidik, mengajarkan pada siswa agar selalu tersenyum, karena senyum dalam Islam bernilai ibadah. Artinya dengan tersenyum pada orang lain sudah mendapatkan pahala, selain itu juga akan membuat wajah terlihat enak  dipandang, hati menjadi damai dan semua orang menyukai.


Dalam hal senyum ini, pendidik tidak hanya menyuruh siswa yang tersenyum melainkan pendidik yang terlebih dahulu mempraktikkannya, baik itu sesama rekan guru, apa lagi dengan anak didik. Karena anak didik akan mencontoh apa yang dilakukan gurunya. Di awal pembiasaan, senyum dapat diterapkan pada anak didik kita saat menyapa guru, bertanya, berbicara dengan teman, dan bersalaman.

 

Kedua, Salam. Salam adalah ucapan yang diucapkan seseorang dengan maksud untuk memberikan keselamatan dan doa. Ucapan salam adalah Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh yang artinya, semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan Nya.

 

Pendidik dapat menanamkan pada anak didik bahwa dengan bersalaman dan mengucapkan salam, akan diberi keselamatan dan keberkahan oleh Allah. Pembiasaan ini dicontohkan oleh pendidik terlebih dahulu. Pembiasaan bersalaman dapat diterapkan saat pagi hari (salam pagi) saat anak didik bertemu guru, saat bertemu dengan orang yang berkunjung ke sekolah, masuk kelas, masuk ke kantor guru, masuk tempat ibadah dan pulang sekolah. Dengan  pembiasaan ini, anak didik akan terbiasa mengucapkan salam di mana pun berada sampai akhir hayatnya.

 

Ketiga, Sapa. Sapa yaitu perkataan untuk berteguran dengan orang lain, berkomunikasi atau bercakap-cakap. Teguran bisa berupa ucapan hai, halo atau memanggil namanya.

 

Kalau di sekolah, tentu tidak mungkin anak didik menyapa guru dengan kata hai, atau halo apalagi menyebut nama. Ucapan seperti itu dapat digunakan olek peserta didik pada teman sebayanya. Di sekolah, mereka dapat menyapa guru dengan ucapan selamat pagi buk, selamat pagi pak, sedangkan pada temannya bayanya bisa memanggil namanya saja, dan untuk panggilan adik kelasnya bisa panggil adik atau namanya. Sedangkan pada kakak kelasnya, bisa menyapa dengan ucapan kakak. Hal itu juga berlaku di lingkungan luar sekolah.

 

Keempat, Sopan. Sopan adalah perilaku yang mencerminkan kebaikan dan keramahan kepada orang lain, terutama orang yang lebih tua umurnya. Sikap sopan dapat diterapkan pada siswa di sekolah yaitu saat berbicara dengan guru atau pun orang lebih besar darinya,  menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok, mengacungkan tangan dengan tangan kanan saat minta izin, dan memberi serta menerima pakai tangan kanan.

 

Kelima, Santun. Santun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah, halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan, penuh rasa belas kasihan; dan suka menolong.Dalam pembiasaan santun ini, pendidik dapat mengarahkan peserta didik untuk bertingkah laku santun seperti menghormati guru dan karyawan sekolah, menghormati orang yang lebih tua, tidak mencela atau mengejek sesama teman, menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan,tidak berkata kotor, kasar, dan takabur, tidak meludah di sembarang tempat,tidak menyela pembicaraan, berpakaian dengan sopan dan santun.

 

Semoga dengan menerapkan budaya 5S ini, sebagai salah satu perwujudan nilai-nilai dan norma positif, akan membawa anak didik menjadi pribadi yang unggul, mampu berdaya saing. Dan yang pasti, tentunya memliki akhlakul karimah.

Penulis: Nurmilas, S.Pd (Guru UPT SDN 05 Rambatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad