Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter bagi Siswa - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 15 September 2023

Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter bagi Siswa


ANETRY.NET
– Guru dan siswa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. Namun dewasa ini interaksi antara guru dan siswa memiliki banyak  pergeseran.

 

Tidak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini banyak dilihat kurang baiknya interaksi antara siswa dan guru, maupun sesama siswa itu sendiri. Karakter merupakan ciri khas individu yang ditunjukkan melalui cara bersikap, berperilaku dan bertindak untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

 

Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak usia SD  terutama kepada kelas rendah. Hal itu karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.

 

Potensi karakter yang baik telah dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan anak sejak usia dini. Karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah-natural) dan lingkungan (sosialisasi atau pendidikan-natural). Guru dapat menjadi inspirasi dan suri tauladan yang dapat mengubah karakter anak didiknya menjadi manusia yang mengenal potensi dan karakternya sebagai makhluk Tuhan dan sosial.

 

Penulis yang memulai karir dari tahun 2013 memulai tugas sebagai tenaga administrasi atau operator, baru pada tahun 2020 mulai mengajar dikelas rendah yakninya kelas 2, dan ini memiliki tantangan tersendiri yang biasanya hanya menghadapi benda mati sekarang harus menghadapi dan memahami karakter siswa yang satu kelasnya berisi 30 orang dan minimalnya 27 orang. Dan setiap siswa memiliki karater yang berbeda-beda.

 

Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis yang berharap melalui penanaman karakter di lingkungan sekolah ini, harapannya anak dapat memiliki kecerdasan intelektual dan cara bersikap (attitude) yang baik. Menjadi pribadi yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang tinggi saja tidak cukup, anak juga harus dibekali dengan karakter yang baik.

 

Berdasarkan Kurikulum Merdeka, saat ini kelas 2 masih berada di Fase A, jadi siswa memiliki berbagai macam kemampuan, ada yang sudah lancar membaca sehingga bisa mengikuti pelajaran , dan masih banyak siswa yang tidak bisa membaca bahkan belum mengenal huruf dan angka. Di kelas 2 (kelas rendah), siswa pada umumnya masih memiliki karakter yang masih perlu banyak untuk dibentuk lagi, siswa kelas rendah kadang-kadang hanya mengerjakan  dan mempelajari kegiatan dan pelajaran yang menurut mereka menarik, memiliki disiplin yang kurang, bahkan berbiacarapun sama rata antara sesama teman maupun sesama guru.

 

Dalam pelajaran pun mereka seringkali tidak mendengarkan dan bersikap acuh tidak acuh terhadap guru. Sehingga guru harus berbicara dan menjelaskan secara berulang-ulang kepada siswa baik mengenai pelajaran maupun terhadap sikap/karakter mereka.

 

Ada 5 karakter utama yang penting ditanamkan untuk anak sejak usia dini, yaitu: Pertama, Karakter religius. Peran guru menjadi sangat penting sebagai teladan memberi contoh yang yang baik bagi siswa. Peran guru bukan hanya sekedar menjadi pengingat akan tetapi juga sebagai contoh bersama melaksanakan kegiatan bersifat religius dengan para siswa. Upaya penanaman nilai religius ini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan. Masa kanak-kanak adalah masa terbaik menanamkan nilai-nilai religius.

 

Kedua, Cinta kebersihan dan lingkungan. Apabila anak dalam kondisi sehat dan jiwa yang kuat maka anak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Penanaman rasa cinta kebersihan ditunjukkan pada 2 hal, yaitu menjaga kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan.

 

Ketiga, Sikap jujur. Sikap jujur memberikan dampak positif terhadap berbagai sisi kehidupan, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang. Anak sebagai pribadi jujur dan peka terhadap berbagai rangsangan berasal dari lingkungan luar dapat memiliki hubungan yang harmonis dan komunikasi yang baik terhadap orang lain.

 

Dari hubungan seperti ini akan tercipta rasa saling percaya. Pada masa sekolah inilah merupakan masa ideal bagi guru untuk menanamkan nilai kejujuran bagi siswa.

 

Keempat, Sikap peduli. Peduli merupakan sikap dan tindakan selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan yang membutuhkan. Kepedulian anak dapat ditanamkan di sekolah melalui melalui berbagai cara.

 

Misalnya, ketika ada teman sekolah yang sakit maka ada rasa kepedulian untuk menjenguk, ketika ada temannya yang lupa membawa alat tulis maka kita berusaha meminjamkan alat tulis yang kita miliki, dan ketika ada teman yang terjatuh maka kita membantunya.

 

Kelima, Rasa cinta tanah air. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

 

Karakter nasionalis dapat ditanamkan melalui beberapa hal di sekolah, antara lain 1) Pelaksanaan kegiatan upacara bendera. 2) Menghormati tokoh bangsa dengan berziarah ke makamnya. 3) Belajar dengan giat. 4) Menghormati bapak ibu guru. 5) Menjaga lingkungan sekolah. 6) Menyanyikan lagu-lagu nasional.

 

Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran.

 

Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi.

 

Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa tugas perkembangan siswa sekolah (Makmun, 1995: 68), diantaranya: (a) mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari, (b) mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai, (c) mencapai kebebasan pribadi, (d) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.

 

Beberapa keterampilan akan dimiliki oleh anak yang sudah mencapai tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir dengan rentang usia 6-13 tahun (Soesilowindradini, ttn: 116, 118, 119). Keterampilan yang dicapai diantaranya, yaitu social-help skills dan play skill.

 

Social-help skills berguna untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman dan merapikan meja kursi. Keterampilan ini akan menambah perasaan harga diri dan menjadikannya sebagai anak yang berguna, sehingga  anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif).

 

Dengan keterampilan ini pula, anak telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelamin, mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri. Sementara itu, play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari, keseimbangan.

 

Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Anak telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil  maupun  memegang gunting.

 

Dengan banyaknya hal bisa mempengaruhi karakter siswa, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, mapun teknologi, maka penulis berharap guru, orang tua, dan siswa itu sendiri bisa bekerja sama dalam menanamkan karakter yang baik kepada siswa, sehingga di dalam kelas pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. (*)

Sumber pendukung artikel:

1. Sekar Purbarini Kawuyan. karakteristik siswa sd kelas rendah dan pembelajarannya. PPSD FIP UNY

2. Muchlas Samani. (2007) Pendidikan Bermakna: Integrasi Life Skill-KBK-CTL-MBS. Surabaya: SIC

Penulis: Silvia Ulandari (UPT SDN 16 Padang Magek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad