ANETRY.NET – Pada awalnya, penulis sudah puas dengan apa yang sudah di dapatkan selama ini sampai sebelum mencoba mengaplikasikan di sekolah dasar yang diampu sekarang. Dengan menerapkan metode ceramah, praktek dan diskusi.
Metode yang penulis terapkan selama ini,
cukup membanggakan hati penulis dan guru-guru di tempat sekarang. Karena
persentase hasil belajar yang diperoleh dari 17 siswa kelas 2 mencapai batas
KKM 75%. Berarti hasil belajar dengan metode yang diterapkan penulis termasuk
kategori bagus. Hanya 25% dari siswa kelas 2 yang berada di ambang dan di bawah batas KKM.
Di sisi lain, penulis ingin mencoba
sesuatu perubahan dalam mengajar, untuk meningkatkan persentase pencapaian hasil
belajar siswa. Dengan melakukan kolaborasi dan diskusi dengan teman sejawat.
Dan juga dengan melihat dan mendengar video dari berbagai sumber tentang
bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa di kelas rendah.
Setelah melihat dengan seksama dari metode
dan pengaplikasiannya dari sumber tersebut, maka penulis juga sangat termotivasi
menerapkan di sekolah yang diampu sekarang. Media audio visual namanya. Berarti
media yang bisa di lihat dan di dengar. Dalam media diterangkan bagaimana cara
membuat dan menumbuh kembangkan minat siswa dalam belajar, baik cara mengingat,
membaca, menghafal, dan mempraktekkan, serta kapan waktu yang bagus untuk
belajar dan juga trik yang harus di lakukan dalam belajar.
Hari ini, adalah hari pertama penulis
mencoba untuk menerapkan cara belajar dengan menggunakan media audio visual di
kelas 2. Di dalam kelas penulis terapkan metode seperti biasa, namun pada saat
di kelas, penulis melihat siswa banyak
yang bertanya-tanya apa yang penulis bawa.
Tak lama kemudian, setelah pembelajaran
di laksanakan, penulis memutar media
dengan topik yang sesuai dengan pembelajaran yang di laksanakan hari ini.
“Pak,…pak,…pak,..pak,.. suara terdengar dari arah duduk siswa di
dalam kelas. Putar lagi video nya! “ ucap siswa pada penulis. Mendengarkan itu,
penulis mengulang kembali memutar video. Anak-anak semangat, melihat video itu
dan tidak ada yang rebut, semua focus ke tontonan.
Setelah memutar video, penulis mengajukan
pertanyaan pada siswa tentang video yang
telah di tonton. Mengejutkan sekali. Setiap pertanyaan yang penulis ajukan
kepada siswa, mulai dari pertanyaan yang mudah, sampai pertanyaan yang sulit,
dapat di jawab oleh siswa dengan benar.
Bahkan pertanyaan yang membutuhkan
penjelasanpun, mampu di jawab oleh siswa. Dari 17 orang siswa, hanya 1 yang
tidak terlalu aktif dalam menjawab pertantanyaan- pertanyaan yang muncul pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
Hari itu, semua siswa memperoleh perubahan nilai yang
sangat bagus. Rata – rata perolehan niali siswa pada saat menggunakan media
audio visual naik 15 sampai 20%, dari perolehan 74, naik ke 87. Allhamdulillah
penulis ucapkan, karena hari ini penulis melihat siswa yang sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran.
Setelah hari itu, penulis berjanji akan
tetap melaksanakan proses pembelajaran dengan menambahkan metode penggunan
media audio visual. Sampai pada hari ini, penulispun masih menerapkan metode
tersebut di sekolah yang penulis ampu.
Berdasarkan pengalaman yang penulis
lalui, dan pmetode yang di lakukan, penulis menyimpulkan, bahwa metode
pembelajaran kolaborasi antara metode ceramah, Tanya jawab, diskusi,pemberiaan
kesempatan pada siswa untuk bertanya dan saling menukar pendapat antar sesame
siswa dalam belajar, sangat ampuh bila di sandingkan dengan metode penggunaan
media audio visual dalam mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.
Dengan arti kata, metode penggunaan
media audio visual adalah salah satu metode yang dapat menujang motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran dari sekian banyak metode yang telah ada
sebelumnya, serta dari metode-metode yang pernah penulis gunakan dalam setiap
melaksanakan proses pemberian materi pembelajaran kepada siswa kelas 2.
Apalagi dalam setiap pembelajaran
dilakukan praktik langsung di dalam kelas bersama guru, ditambah dengan praktek
antar sesama siswa. Baik dilakukan di sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah. Namun semua itu tidak luput dari sokongan semua pihak dan ketersiapan
semua peralatan belajar baik dari guru maupun siswa. (*)
Penulis: Meki Hendra, S.Pd
(SDN 04 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.