Pengaruh Ice Breaking Terhadap Semangat Belajar Peserta Didik - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 08 September 2023

Pengaruh Ice Breaking Terhadap Semangat Belajar Peserta Didik


ANETRY.NET
– Pertama kali menginjakkan kaki di kelas IV tahun pelajaran 2023/2024, membuat penulis mengubah mind set. Dipahami, peserta didik yang sudah berada di kelas tinggi akan lebih mudah fokus dalam proses belajar mengajar.

 

Namun, nyatanya peserta didik kelas tinggi awal seperti kelas IV ini, memiliki banyak topik pembicaran serta kegiatan bermain yang sudah mulai menggangu pikirannya. Pemikiran yang terganggu pada saat proses belajar mengajar membuat tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai dengan baik.

 

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila peserta didik merasa semangat dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut menjadi aktif dan tidak mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi hal tersebut penulis menerapkan dan membiasakan  ice breaking pada proses pembelajaran.

 

Pada percobaan pertama peserta didik merasa tertarik dan terlihat bahagia dengan adanya selingan ice breaking yang penulis berikan. Melihat perkembangan proses belajar dari hari ke hari yang semakin baik, membuat penulis ingin mempelajari tentang macam-macam ice breaking.

 

Ice breaking salah satu media pembelajaran yang meyenangkan dengan mengedepankan unsur inovatif, kreatif, futuristic. Ice Breaking ini sangat bermanfaat untuk kembali menyegarkan pikiran peserta didik, dan menumbuhkan kegairahan untuk kembali belajar. Dalam acara-acara yang membutuhkan fokus dan konsentrasi pesertanya, maka selingan ice breaking menjadi kebutuhan, seperti seminar, workshop. Begitu pun dalam dunia pendidikan (Muharir, 2022).

 

Dalam dunia pendidikan ice breaking berfungsi untuk pemantapan konsep dan kembali masuk ke kondisi alfa. Namun, guru harus berhati-hati memilih ice breaking yang tepat. Artinya jangan sampai ice Breaking ini menghabiskan waktu jam pelajaran. Harus dibedakan ice breaking yang digunakan untuk training ataupun outbound dengan ice breaking di dalam kelas.

 

Tantangan bagi gurulah untuk mengoleksi ice breaking. Dalam arti ice breaking memang baik untuk pembelajaran, agar peserta didik kembali antusias dalam belajar tetapi tidak juga untuk menghabiskan waktu pembelajaran (Muharir, 2022).

 

Pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi seperti pembelajaran matematika dan pembelajaran IPAS membutuhkan berkali kali penggunaan ice breaking agar peserta didik tetap dalam kondisi santai dan merasa tidak tertekan. Pada saat pembelajaran tersebut penulis melakukan kurang lebih 2-3 kali ice breaking dalam waktu 1 jam pelajaran. Perbandingannya pada saat proses pembelajaran Budaya Alam Minang Kabau (BAM) dimana materi pembelajarannya yang tidak terlalu rumit penulis hanya membutuhkan 1-2 kali ice breaking.

 

Metode ice breaking yang sering penulis gunakan adalah metode simulasi dan juga metode permainan. Metode simulasi dan metode permainan merupakan metode yang paling mudah dilakukan, Guru mempersiapkan beberapa permainan yang bertujuan untuk memecah kebekuan (ice breaking games) peserta didik. Permainan ini banyak sekali bentuknya, di antaranya adalah permainan lempar kokarde, pesan berantai, ziq-zaq dan lain-lain (binti, 2017).

 

Dalam proses pembelajaran penulis menggunakan beberapa ice breaking seperti tepukan-tepukan nyanyian dan games, dimana hal tersebut termasuk kedalam metode simulasi dan permainan. Salah satu bentuk ice breaking yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: Tepuk satu ok, Tepuk dua siap, Tepuk tiga semangat, Tepuk empat konsentrasi, Tepuk lima siap belajar.

 

Setelah kurang lebih 2 bulan, proses pembelajaran berlangsung penulis merasakan perubahaan terhadap semangat belajar peserta didik yang berdampak pada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Hasil belajar peserta didik kelas IV yang meningkat  serta kualitas belajar yang menyenangkan membuat peserta didik menjadi lebih senang dalam proses belajar, dan tidak takut lagi dalam belajar mata pelajaran apapun termasuk mata pelajaran matematika yang notabennya merupakan mata pelajaran yang menakutkan bagi peserta didik sebelumnya.

 

Motivasi belajar sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya proses belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi menyebabkan tingkat keberhasilan yang rendah, oleh sebab peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar akan sulit juga untuk melakukan kegiatan belajar (Tiyara, 2020).

 

Proses belajar mengajar yang berkualitas inilah yang memotivasi penulis untuk selalu mengolah kembali kebiasaan-kebiasan belajar yang menyenangkan bagi setiap peserta didik. Ice breking yang dilakukan untuk meyegarkan kembali pemikiran peserta didik membuat peserta didik menjadi bahagia dalam belajar serta menjadi belajar menjadi kebutuhan yang sangat ingin ia lakukan disetiap harinya.

 

Peserta didik hanya anak yang pada dasarnya menyukai permainan, dan dunia bermain. Tugas pendidik adalah membuat belajar dan proses pembelajaran menjadi suatu hal yang menarik, dan menyenangkan bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang menarik akan menumbuhkan semangat belajar yang baik juga terhadap peserta didik. Ice breaking merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menarik perhatian dan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. (*)

Penulis: Ela Melisa Saputri, S.Pd (Guru Kelas IV UPT SDN 18 Balimbing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad