Penerapan Literasi Kelas, Teknik Penting Kembangkan Budaya Membaca dan Menulis - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Senin, 18 September 2023

Penerapan Literasi Kelas, Teknik Penting Kembangkan Budaya Membaca dan Menulis


ANETRY.NET
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, julukan Kutu Buku untuk siswa di sekolah, sudah sangat langka. Banyak buku yang tidak tersentuh oleh siswa karena kurangnya minat baca, apalagi untuk menambah ilmu dan wawasan.

 

Merupakan tugas guru di sekolah untuk mengajak dan menumbuhkembangan minat baca siswa. Hal itu bisa diupayakan melalui  teknik dan penerapan gerakan literasi di setiap kelas.

 

Kegiatan literasi kelas di sekolah, yang dilakukan rutin setiap hari dengan tujuan untuk menstimulasi siswa agar mampu mengembangkan keterampilan berbahasanya. Keterampilan berbahasa itu terkait dengan menyimak, menulis, membaca dan berbicara. Sesuai dengan ketentuan pemerintah, kegiatan literasi kelas dilakukan selama 15 menit sebelum pembelajaran inti dimulai.

 

Sesuai dengan pengalaman praktis penulis, telah dilakukan beberapa bentuk kegiatan literasi kelas, baik yang berasal dari inisiatif guru kelas maupun sebagai bentuk usulan dari siswa sendiri. Pada kegiatan literasi yang dilakukan ini, siswa telah menyiapkan buku khusus untuk kegiatan literasi. Buku tersebut merupakan buku pribadi siswa. Setiap siswa memiliki catatan berbeda sesuai dengan kegiatan literasi dan sumber yang diperolehnya.

 

Akan tetapi, buku tersebut memuat bagian yang sama, yaitu bagian tentang hari, tanggal kegiatan dilakukan, judul buku atau judul kegiatan literasi, halaman (jika membaca buku), resume/rangkuman dan diketahui guru serta orang tua di rumah.

 

Buku tersebut, sekaligus menjadi kontrol guru terhadap kemampuan siswa dalam menulis. Setiap siswa memiliki tulisan yang berbeda walaupun berasal dari sumber yang sama. Kekayaan menulis siswa juga menjadi bagian penilaian guru terhadap kreativitas siswa.

 

Beberapa kegiatan literasi kelas yang telah dilakukan dan dikembangkan oleh penulis, antara lain sebagai berikut. Pertama, membaca senyap resume. Secara sadar siswa mengambil buku sesuai dengan keinginannya di pojok buku dalam kelas. Setiap anak dapat memilih topik atau judul buku yang berbeda. Mereka membaca senyap, atau membaca dalam hati (diam) selama sekitar 10 menit. Dan merangkumnya dalam waktu 5 menit.

 

Kedua, siswa membaca dan siswa lain mendengarkan bersama (resume). Variasi dari kegiatan membaca adalah membaca bersama, artinya ada seorang siswa membaca dan disimak bersama oleh siswa lain. Topik dan bahan bacaan adalah sama. Tetapi setiap siswa dapat menyimpulkan dengan kalimat berbeda.

 

Ketiga, guru bercerita  (resume). Guru juga berperan penting dalam kegiatan literasi kelas ini. Guru bercerita di muka kelas dengan nada nyaring. Kemudian siswa merangkumnya sesuai dengan topik dan isi cerita yang disampaikan oleh guru.

 

Keempat, siswa bercerita  (resume). Untuk mengaktifkan siswa, siswa juga diminta bercerita di muka kelas, kemudian siswa lain diminta untuk meresumenya. Cerita ini bersifat faktual maupun fiksi dan dilakukan secara lisan tanpa teks.

 

Kelia, siswa menyimak video pembelajaran (resume). Guru menampilkan video pembelajaran melalui LCD Proyektor. Siswa menyimak video tersebut dan merangkumnya dengan bahasa siswa sendiri.

 

Kenam, siswa menyimak berita audio visual (resume). Berita aktual dan faktual secara on line atau rekaman yang diputar ulang juga menjadi sumber kegiatan literasi kelas ini. Siswa meresumnya terkait dengan konteks terjadinya peristiwa. Kapan, dimana, siapa, mengapa dan apa merupakan pertanyaan yang harus dijawab dalam rangkuman siswa atas berita yang terjadi.

 

Kemudian, ketujuh, siswa menyimak berita radio (resume). Dalam bentuk audio, siswa diminta untuk mendengarkan berita di radio kemudian meresumnya. Sama halnya dengan berita audio-visual, juga memuat beberapa pertanyaan konteks peristiwa yang harus dijawab siswa melalui kegiatan merangkum.

 

Kedelapan, siswa meresume kegiatan hari liburnya. Pada saat liburan sekolah, siswa diminta untuk menuliskan sebuah pengalaman selama berlibur. Setiap siswa memiliki pengalaman berbeda dalam berlibur. Kesembilan, siswa menulis prediksi cerita. Guru menampilkan gambar, siswa diminta menuliskan prediksi cerita dari gambar tersebut. Satu gambar diceritakan secara tertulis oleh siswa dan melanjutkan ceritanya sampai akhir.

 

Kesepuluh, siswa menulis prediksi berita. Guru menampilkan contoh kasus dalam gambar, siswa diminta untuk menuliskan prediksi beritanya. Termasuk latar dan konteks peristiwanya. Kesebelas, siswa menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman. Cerpen tiga paragraf (pentigraf) menjadi menarik untuk siswa tulis berdasarkan pengalamannya. Tiga pragraf dapat memberikan kesan unik pada setiap tulisan siswa.

 

Keduabelas, siswa menciptakan puisi. Puisi juga menjadi bagian kegiatan literasi kelas. Biasanya puisi bebas. Ketigabelas, guru berpuisi dan siswa memprosakan. Guru membacakan puisi dan siswa memprosakan isi puisi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa.

 

Keempatbelas, siswa membaca puisi dan siswa menentukan pesan penyair. Siswa membacakan puisi dan siswa lain diminta untuk menentukan amanat dari puisi tersebut. Kelimabelas, siswa menyimak gambar, lalu menuliskan dengan cerita. Guru menampilkan gambar seri dan siswa menuliskannya dalam bentuk cerita.

 

Guru memiliki peran dan fungsi strategis dalam kegiatan literasi ini. Guru diharapkan mampu menjadi contoh dalam rutinitas kegiatan literasi tersebut. Selain itu guru diharapkan mampu secara variatif melakukan kegiatan literasi agar siswa tidak merasa monoton terhadap satu kegiatan literasi saja.

 

Penulis meyakini, setiap guru memiliki ide luar biasa untuk mengembangkan kegiatan literasi di sekolah masing-masing yang bermakna dan menyenangkan. Selamat merubah kebiasaan diam menjadi budaya bergerak dengan literasi kelas rutin. Selamat mencoba. (*)
Penulis: Walidatissabiah
, S.Pd.SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad