Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Senin, 11 September 2023

Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar


ANETRY.NET
– Pendidikan karakter sebagai tujuan dari pendidikan nasional, tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pada bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif.

 

Proses pendidikan karakter perlu dilakukan sejak dini dan sudah harus dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Potensi yang baik sebenarnya sudah dimiliki manusia sejak lahir, tetapi potensi tersebut harus terus dibina dan dikembangkan melalui sosialisasi baik dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

 

Istilah karakter diambil dari bahasa Yunani “Charassian” yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek.Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

 

Berdasarkan berbagai pengertian karakter dari beberapa sumber dapat di simpulkan bahwa Pendidikan karakter memang sangat perlu sekali di bina mulai dari usia Sekolah Dasar. Di SDN 08 Balimbing ini perserta didiknya berasal dari beragam keluarga, yang secara umum bertani dan berjualan air cincau (minuman yang terbuat dari daun kayu).

 

Kedua orang tuanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Dengan demikian tentu saja perhatian untuk mendidik anak agak kurang karena orang tua banyak waktunya untuk memcari nafkah baik orang tua laki­­­-laki maupun perempuan.

 

Berdasarkan pengalaman tersebut kami dari pihak sekolah akan berusaha mendidik dan mengajarkan berbagai karakter yang bisa mendidik siswa menjadi seseorang yang tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter nantinya.Tentu hal ini tidak semudah membalik tapak tangan,perlu perjuangan dan kerja yang kontiniu agar apa yang di harapkan dapat tercapai.

 

Program penanaman karakter kami mulai dengan berbagai macam pembiasaan.Seperti bersalaman di pagi hari sebelum masuk sekolah, menguacapkan salam,membaca alaquran dan lain-lain yang sesuai dengan norma- norma pancasila.Hal ini kami lakukan setiap hari sehinnga anak sudah terbiasa dari yang kecil –kecil untuk berprilaku baik.Harapan kami, jadi apa pun anak kita nanti setelah dewasa mereka bisa menjadi seseorang yang berkarakter di tengah –tengah masyarakat.

 

Perkembangan dunia digital yang sangat pesat saat ini menambah semangat para guru kami untuk mendidik dan mengajar siswanya menjadi seseorang yang berkarakter.Ini terlihat dari berbagai macam program intra dan ekstra yang di buatnya. Contohnya program pramuka dan tahfizd yang kami adakan sekali seminggu.

 

Dengan menjalankan program ini semoga anak didik kami nanti terbiasa melakukan sesuatu sesuai dengan ajaran islam.Untuk program tahfizd kami telah melaksanakan dengan menghafal juz ama dari kelas I – VI, dengan membagi storan ayat pendek per kelas.Dan juga membuat catatan buku kegiatan sholat  atau buku agenda sholat  untuk kelas tinggi.

 

Dini (2018) menyatakan bahwa Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan makmur.Hal ini berkaitan dengan UU nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional.

 

Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan: 1) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan, 2) Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat, 3) Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga, dan/ atau, 4) Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

 

Karakter terbentuk dari kegiatan yang dilakukan secara berulang dan menjadi sebuah kebiasaan.Kebiasaan inilah yang menempel dan menjadi karakter seseorang.Penanaman dan pengembangan karakter di lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya guru namun juga kerjasama dari murid dan orangtua.

 

Bagaimanapun juga perkembangan karakter di sekolah hanya menjadi„suplemen‟ bagi peserta didik. Sementara makanan pokok perkembangan karakter yang sebenarnya ialah di rumah. Di mana keluarga memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik seorang anak di rumah.

 

Orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak karena keluarga merupakan penyelenggara pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya.Orang tua juga turut berperan dalam perkembangan karakter anak di sekolah.

 

Ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan seperti, memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan siswa yang sudah disiapkan pihak sekolah, aktif mengikuti kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan-pertemuan antara orang tua dengan wali kelas dan guru-guru kelas.

 

Guru mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Guru dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya,  seperti menyampaikan berbagai kutipan yang berupa kata-kata mutiara atau peribahasa yang berkaitan dengan karakter, cerita pendek, diskusi kelompok, membuat karangan pendek dan sebagainya.

 

Berikut contoh penerapan keteladan pendidikan karakter di sekolah: 1) Guru secara sadar datang dan pulang tepat waktu sesuai jadwal kerja dan mengajar.  2) Sekolah memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan siswa. 3) Sekolah  memberikan program-program khusus bimbingan konseling pada siswa yang memiliki kesulitan belajar.

 

Sekolah bersama komite sekolah dan masyarakat secara bersama-sama menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung terwujudnya pembudayaan dan penanaman karakter yang baik bagi seluruh warga sekolah kegiatan yang dapat dilakukan antara lain seperti, melakukan gotong royong membersihkan tempat-tempat umum seperti masjid, sungai, dan lainnya.

 

Jadi Karakter seseorang akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Maka dari itu, pendidikan karakter harus dilakukan sedini mungkin agar anak mampu menanamkan karakter yang baik sehingga mereka bisa membawanya hingga usia dewasa nanti.

 

Pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan denga norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era digital ini peran keluarga, guru dan masyarakat sekitar sangatlah penting dalam meningkatkan karakter calon penerus bangsa.Keluarga sebagai tempat utama dan pertama peserta didik menjalani kehidupan dan pendidikannya hendaklah mengawasi dan membimbing dengan penuh kasih sayang, tegas, dan cermat.

 

Peran guru utama  di sekolah bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Peran guru sebagai rolemodel dalam pandangan anak sehingga guru akan menjadi patokan bagi sikap anak didik. Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari.

 

Masyarakat sekitar juga berperan dalam mengawasi dan memotivasi perkembangan karakter peserta didik.Apa bila antara orang tua, guru dan masyarakat sudah seiring sejalan dalam membina karakter anak, maka apa yang di harapkan masa akan datang akan terwujud. (*)

Penulis: Yenniz Fendri, S.Pd,SD (Kepala SD Negeri 08 Balimbing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad