ANETRY.NET – Dewasa ini, pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak lagi melulu dilaksanakan secara konvensional. Dikarenakan pembelajaran harus mampu menyeimbangi perkembangan zaman.
Penjelasan secara verbal dan hanya
menggunakan papan tulis saja, tidak mampu menghasilkan pemahaman siswa secara
utuh. Hal tersebut menggenjot guru untuk terus berusaha meningkatkan kualitas
pembelajaran, salah satunya dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat dan
menvariasikan media pembelajaran.
Variasi media pembelajaran diharap mampu
untuk menunjang pemahaman dan ketercapaian pembelajaran. Tidak menolak
kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu juga selaras
dengan karakteristik siswa dengan gaya belajar yang beragam, sehingga
membutuhkan media pembelajaran yang selaras dengan karakteristik siswa tersebut.
Perkembangan zaman di era global
mempengaruhi segala aspek kehidupan. Perkembangan tersebut ditandai dengan
semakin pesatnya pemanfaatan teknologi dan alat komunikasi, yang juga
memepengaruhi aspek pendidikan. Salah satu yang berkontribusi dalam penyebaran
informasi ke seluruh dunia adalah IT (information
technology).
Adanya integrasi teknologi informasi dan
komunikasi yang dimanfaatkan dalam pelaksanaan pendidikan memiliki pengaruh
besar. Pemanfaatan kecanggihan teknologi tersebut dapat memberikan peningkatan
dalam mutu dan efesiensi pendidikan.
Penulis yang notabenya sebagai guru PAI
di SD, juga berupaya mengintegrasikan IT dalam pelaksanaan pembelajaran agar
tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan Nasional. Pendidikan
agama Islam di sekolah umum, khususnya di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)
berperan sebagai pendukung tujuan umum pendidikan nasional, yang tidak lain
bahwa tujuan umum pendidikan nasional disebutkan dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. (Sisdiknas, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, banyak kiat
yang dilakukan guru, khususnya Penulis sebagai guru PAI, agar tercapainya
tujuan pendidikan Nasional. Sejatinya, menjadi guru bukanlah suatu hal yang
mudah. Guru bukan hanya berperan dalam transfer of knowlage, tapi juga sebagai
pendidik, penasehat, dan sebagai fasilitator.
Guru idealnya adalah sosok yang bisa
diguguh dan ditiru, terutama sebagai guru PAI dan Budi pekerti. Banyak hal yang
selalu perlu diperbaiki dan diintropeksi dengan baik. Salah satu usaha yang dilakukan penulis adalah
dengan memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran merupakan sistem
yang terdiri dari berbagai komponen ( tujuan, materi atau bahan, strategi,
metode, lingkungan, alat, media, dan evaluasi).
Salah satu komponen yang berperan adalah
media pembelajaran, sehingga kedudukannya tidak hanya sekedar sebagai alat
bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Kedudukan
media sangat penting, sebab dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Media
pembelajaran menurut (Surayya, 2012), yaitu alat yang mampu membantu proses
belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi
yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Pemilihan media pembelajaran juga harus
sesuai dengan gaya belajar siswa. Karena setiap anak diciptakan secara unik, meskipun
terlahir dalam keluarga yang sama. Setiap
peserta didik memiliki perbedaan dalam kemampuan, pengalaman, bakat, minat, dan
gaya belajar.
Guru harus memperhatikan perbedaan
karakter peserta didik dan memberikan penyajian pembelajaran yang memenuhi
kebutuhan peserta didik. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensi dalam
kurikulum merdeka. Salah satu hal yang Penulis perhatikan dalam pelaksanaan
asesmen diagnostik non kognitif adalah perbedaan gaya belajar siswa.
Menurut Poter 2006 (dalam Mufidah, 2017)
secara umum gaya belajar manusia dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu: 1) Visual,
yaitu gaya belajar yang menitikberatkan pada penglihatan. Artinya siswa dengan
gaya belajar ini melihat bukti-bukti konkret terlebih dahulu agar mengerti apa
yang dipelajari. 2) Auditori, yaitu gaya belajar yang mengandalkan pendengaran
untuk bisa memahami dan mengingatnya. Gaya belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi. 3) Kinestetik,
yaitu gaya belajar yang mengharuskan siswa menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Salah satu media pembelajaran yang
diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung setiap gaya belajar
dan karakteristik siswa yaitu dengan penggunaan media pembelajaran interaktif. Istiqlal
(2018) memaparkan bahwa media pembelajaran yang interaktif memiliki potensi
besar untuk merangsang peserta didik agar dapat merespon positif materi
pembelajaran yang disampaikan.
Hal-hal yang dirasa perlu konkret
dilihat oleh siswa, dapat ditampilkan
secara manipulative dalam bentuk visual gambar, suara, video, teks dan flash. Hal-hal
yang perlu ditiru siswa dapat ditampilkan dalam bentuk video yang bisa menjadi
demonstrasi bagi siswa untuk mencontoh tutorial tertentu.
Pemanfaatan media pembelajaran
interaktif tidak terlepas dari peran penting media berbasis teknologi. Diantara
media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan guru diantaranya : canva, adobe
flash, flipbook, autoplay, media situs edukasi, prezi, kine master dan media
dengan pemanfaatan software yang interaktif.
Berikut keunggulan media pembelajaran
interaktif yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran: 1) Peserta
didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginan. 2) Peserta
didik dengan gaya belajar yang berbeda-beda dapat terayomi. 3) Peserta didik
belajar dari tutor yang didemonstrasikan. 4) Peserta didik akan terdorong untuk
mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika. 5) Peserta didik
mengenal perangkat teknologi informasi dan komunikasi. 6) Memberikan pengalaman
baru bagi peserta didik. 7) Pembelajaran menjadi efesien dan efektif, 8) Mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan hal di atas, diharapkan
media pembelajaran interaktif berdasarkan gaya belajar siswa dapat memberikan
kontribusi penuh dalam pemenuhan kebutuhan gaya belajar peserta didik yang
berbeda. Sehingga mampu memperolah ketercapaian tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. (*/ilustrasi: net)
Penulis: Firza Erisa, S.Pd (Guru
PAI UPT SDN 21 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.