ANETRY.NET – Pembelajaran Penjasorkes, adalah pembelajaran yang sangat disenangi oleh seluh siswa di sekolah. Tidak ada satupun siswa yang tidak menyukai pembelajaran ini.
Karena pembelajarannya lebih sering
dilakukan di luar kelas. Membuat siswa merasa tidak ada beban untuk
melaksanakan. Jam pembelajaran tidak terasa habisnya. Ditambah lagi
pembelajarannya yang mengharuskan adanya sarana dan prasarana untuk melaksanakannya.
Harus ada lapangan atau arena untuk bermain dan berolahraga, serta menggerakkan anggota tubuh sebagai
kegaiatan aktifitas fisiknya.
Selain lapangan atau arena, halaman yang
luas juga dipelukan alat untuk berolahraga. Berikutnya juga peralatan seperti bola, net, raket dan banyak lagi
sarana dan prasarana olah raga yang dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan
pembelajran penjasorkes ini.
Pembelajaran penjasorkes ini merupakan
mapel yang penulis
ajarkan setiap hari d isekolah kepada semua siswa yang ada. Tujuannya untuk menigkatkan
pengetahuan siswa tentang olah raga, terutama tentang teori olah raga juga praktek dari teori tersebut.
Penulis berusaha dan berupaya supaya
melalui pelajaran ini siswa sehat dan berprestasi. Banyak orang-orang sukses
dan cewrdas diluar sana berkat olah
raga.
Pembelajaran di sekolah memiliki tujuan
utama untuk mencerdaskan peserta didik secara menyeluruh tanpa terkecuali salah
satu pembelajaran di sekolah adalah pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan yang dikenal dengan Penjas.
Menurut Syarripudin (1992:5), tujuan umum pendidikan
jasmani di sekolah dasar yaitu memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan
jasmani mental emosional dan social.
Hal ini ditujukan agar selaras, dalam upaya membentuk
dan mengembangkan kemampuan gerak dasar menanamkan nilai sikap dan membiasakan
hidup sehat.
Pada kenyataanya, sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor pendidikan penunjang untuk mencapai hasil belajar
yang optimal. Sebagai seorang guru olahraga pernah mengalami tidak memadai dan tidak
lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah.
Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan atau PJOK adalah bagian pendidikan keseluruhan yang mengutamakan
aktivitas gerak peserta didik pertumbuhan dan perkembangan yang selaras serasi
dan seimbang (Gusril 2017). Dalam proses pelaksanaan PJOK harus mengembangkan
segenap potensi peserta didik, baik pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap menuju kesuksesan secara menyeluruh secara fisik dan psikis.
Gusril (2004) menyatakan, modifikasi alat memiliki keuntungan dan keefektifan yang meliputi: Pertama, Meningkatkan
motivasi dengan kesenangan siswa dalam pembelajaran penjasorkes. Orientasi
pembelajaran penjasorkes dan permainan yang dimodifikasi ke dalam penjas yaitu
menimbulkan rasa senang (fun game).
Anak yang mengikuti pelajaran dengan
senang tentu akan mendorong motivasi untuk berpartisipasi dalam mengikuti
penbelajaran penjasorkes. Akhirnya siswa akan memiliki kesempatan untuk
aktifbergerak sehingga tujuan pembelajaran penjasorkes untuk meningkatkan
kebugaran siswa akan tercapai.
Kedua, untuk menciptakan proses pembelajaran penjasorkes yang berkualitas
baik maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Apabila ketersedian
sarana dan prasarana tidak memadai maka peran guru dituntut untuk
berkreatifitas dalam memciptakan suatu modifikasi untuk mengatasai permasalahan
sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Pembelajaran sarana dan prasarana
tidak akan bisa berjalan dengan baik jika sarana dan prasarana tidak ada.
Mencermati hal di atas, maka modifikasi yang perlu
penulis lakukan adalah, pertama, lari gawang dalam pembelajaran atletik di kelas lima. Hal itu karena sekolah
tidak memiliki rintangan gawang, sehingga bisa dimanfaatkan benda-benda atau alat-alat yang ada di
lingkungan sekitar sekolah. Misalnya kardus atau tempat sampah yang disusun sebanyak lima deretan
sehingga siswa sehingga siswa bisa melaksanakan pembealajaran dengan baik yang
mana sebelumnya siswa sudah memahami tahapan-tahapan pada lari gawang.
Kedua, begitu juga halnya dalam permainan volley ball menggunakan passing
bawah siswa merasa keberatan dan tangannya merasa sakit pada saat menerima passing bawah, menggunakan bola standar
yang dimodifikasi dengan bola yang lebih ringan dan lunak dengan memakai bola
karet. Siswa mampu bisa bermain bola besar sehingga tujuan pembealajaran bisa
tercapai. Siswa dapat juga mengembangkan kemampuan gerak dasar lokomotor dan
non lokomator dan manipulative. (*)
Penulis: Suharni, S.Pd (Guru
UPT SDN 21 Balimbing, Rambatan, Tanah Datar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.