Merawat Etika Tutur Kata Siswa, Siapa Bertangungjawab? - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 15 September 2023

Merawat Etika Tutur Kata Siswa, Siapa Bertangungjawab?


ANETRY.NET
– Menurut KBBI arti kata ‘tutur’ adalah ucapan, kata dan perkataan. Secara ringkas, tutur kata berarti perkataan (yang diucapkan) dan kata yang diujarkan oleh seseorang.

 

Dalam perkataan yang diucapkan tersebut, seseorang haruslah memperhatikan apa yang dia ucapkan, apakah perkataan tersebut baik didengar oleh lawan bicaranya. Dan ketika bertutur kata secara perorangan, harus melihat kepada lawan berbicara apakah orang tersebut lebih tua atau lebih muda.

 

Mengapa dalam bertutur kata harus diperhatikan? Menurut penulis, karena jika tidak memperhatikan tutur kata yang diucapkan, terutama terhadap orang yang lebih tua, bisa saja apa yang diucapkan dianggap tidak menghargainya atau menyakiti perasaannya. Oleh sebab itu, dalam bertutur kata ini perlu diperhatikan baik dan buruknya, agar menjaga hubungan dengan orang-orang sekitar tetap terjaga.

 

Dalam permasalahan kali ini, penulis mendengar secara langsung banyaknya anak-anak sekolah yang tidak memperhatikan tutur katanya ketika berbicara dengan orang tuanya, guru, dan teman-temannya. Tutur kata yang dimiliiki oleh anak-anak sekolah pada zaman moderen ini, sangat memprihatinkan.

 

Banyak sekali anak kurang mengerti bagaimana cara bertutur kata terhadap orang yang lebih tua, teman sebaya, dan juga terhadap yang lebih muda. Bahkan beberapa anak juga ada yang berani berbohong dan mereka merasa biasa saja ketika mengatakan kebohongan tersebut.

 

Begitu juga tutur kata anak-anak sekolah terhadap gurunya sangat memprihatinkan. Dan kurangnya tindakan lanjutan terhadap anak-anak yang tutur katanya “agak” kurang tersebut. Terutama kondisi di rumah mereka apakah orang tuanya bertutur kata yang baik di depan mereka atau tidak. Dari sekian banyak penulis perhatikan banyaknya orang tua yang tidak begitu perduli dengan apa yang mereka ucapkan ketika dirumah atau berbicara dengan teman dihapadan anaknya.

 

Sehingga, ada kata-kata yang tidak sepantasnya didengar oleh anak tersebut, yang kemudian anak tersebut pun mengikuti tutur kata orang tuanya dan dipraktikkannya terhadap teman-temannya. Begitu juga dengan tontonan anak-anak sekolah yang tidak begitu diperhatikan oleh orang tuanya, apakah tontonan itu baik dalam tutur katanya atau tidak. Sehingga tidak sedikit anak-anak sekolah yang mengikuti tutur kata yang mereka tonton.

 

Dari masalah yang dipaparkan tersebut, dapat diketahui bahwa permasalahan yang ditemukan adalah tutur kata pada anak-anak sekolah di zaman sekarang ini sangat kurang perhatian dari masyarakat sekitar, terutama orang tua dari anak itu sendiri. Dan dari permasalahan tersebut ada pendapat beberapa ahli tentang bertutur kata.

 

Dr. Umar Abdul al-Kafi dalam kitabnya, Afaatu al-Lisaan merangkum sejumlah nasihat yang pernah disampaikan Ibnu Abbas. Pertama-tama, sang sahabat Nabi SAW mewasiatkan jamaah agar selalu menjaga lisan. Jangan sampai perkataan yang keluar dari mulut tidak berfaedah. Akan lebih bagus lagi apabila ucapan itu mengandung hikmah dan ilmu yang bermanfaat.Intonasi juga tidak boleh sembarangan. Karena itu, tutur kata yang baik dan sopan hendaklah diutamakan.

 

Melansir NU Online, mengenai pentingnya bertutur kata yang baik, menjaga lisan dari perkataan yang membuat hati orang terbakar, Al-Qur'an telah menggambarkan bahwa ada 9 macam perkataan dalam Al-Qur'an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata, yakni: Pertama, qaulan ma‘rûfan (perkataan yang baik), Kedua, qaulan sadîdan (perkataan yang tegas dan benar), Ketiga, qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut), Keempat, qaulan maisûran (perkataan yang mudah).

 

Kelima, qaulan balîghan (perkataan yang membekas pada jiwa), Keenam, qaulan karîman (perkataan yang mulia), Ketujuh, qaulan tsaqîlan (perkataan yang penuh makna), Kedelapan, ahsanu qaulan (perkataan yang terbaik), Kesembilan, qaulan 'adhîman (perkataan yang mengandung dosa besar.

 

Sedangkan menurut pendapat yang lain, bentuk-bentuk Kesantunan berbahasa yang diajarkan kepada anak kesantunan berbahasa anak dapat dilihat dari tindak tutur anak dalam pergaulan sehari-hari. Tutur sapa santun yang diajarkan orang tua kepada anak diantaranya adalah: 1) Membiasakan anak dengan panggilan yang baik kepada orang di sekitarnya. 2) Membiasakan anak untuk mengucapkan kata tolong jika ingin orang lain membantunya.

 

Selanjutnya, 3) Membiasakan anak-anak dengan ucapan tolong, terima kasih dan maaf. Tiga kata ini bisa disebut dengan kata ajab karena dengan membiasakan diri dengan penggunaan kata-kata ajaib ini dalam berinteraksi dipastikan anak-anak akan diakui sebagai anak-anak yang santun. 4)Meminta anak untuk berbicara dengan lemah lembut. 5) Mengajarkan anak untuk mengucapkan salam dan berpamitan ketika akan keluar rumah. 6) Mengajarkan anak untuk mengucapkan salam dan berpamitan ketika akan keluar rumah, dan 7) Mengingatkan anak mereka untuk tidak berbicara keras kepada orang lain atau berteriak-teriak yang bukan pada tempatnya.

 

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, khususnya tutur kata seorang anak tergantung dari apa yang dia dapatkan dirumah secara khusus di keluarga. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali pendidikan bagi seorang anak. Dan para ahli sudah memberitahukan bagaimana caranya untuk mendidik anak agar memiliki tutur kata yang baik. (*)

Daftar Pustaka

1. http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/viewFile/238/223

2. https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/pentingnya-menjaga-lisan-berikut-9-jenis-bertutur-kata-menurut-al-qur-an-giWzi

3. https://sindikasi.republika.co.id/berita/r7nyho320/nasihat-ibnu-abbas-soal-pentingnya-jaga-lisan-dan-pertemanan

Penulis: Ridho Safrullah (UPT SDN 16 Padang Magek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad