ANETRY.NET – Menurut KBBI arti kata ‘tutur’ adalah ucapan, kata dan perkataan. Secara ringkas, tutur kata berarti perkataan (yang diucapkan) dan kata yang diujarkan oleh seseorang.
Dalam perkataan yang
diucapkan tersebut, seseorang haruslah memperhatikan apa yang dia ucapkan, apakah
perkataan tersebut baik didengar oleh lawan bicaranya. Dan ketika bertutur kata
secara perorangan, harus melihat kepada lawan berbicara apakah orang tersebut
lebih tua atau lebih muda.
Mengapa dalam bertutur
kata harus diperhatikan? Menurut penulis, karena jika tidak memperhatikan tutur
kata yang diucapkan, terutama terhadap orang yang lebih tua, bisa saja apa yang
diucapkan dianggap tidak menghargainya atau menyakiti perasaannya. Oleh sebab
itu, dalam bertutur kata ini perlu diperhatikan baik dan buruknya, agar menjaga
hubungan dengan orang-orang sekitar tetap terjaga.
Dalam permasalahan
kali ini, penulis mendengar secara langsung banyaknya anak-anak sekolah yang
tidak memperhatikan tutur katanya ketika berbicara dengan orang tuanya, guru,
dan teman-temannya. Tutur kata yang dimiliiki oleh anak-anak sekolah pada zaman
moderen ini, sangat memprihatinkan.
Banyak sekali anak
kurang mengerti bagaimana cara bertutur kata terhadap orang yang lebih tua,
teman sebaya, dan juga terhadap yang lebih muda. Bahkan beberapa anak juga ada
yang berani berbohong dan mereka merasa biasa saja ketika mengatakan kebohongan
tersebut.
Begitu juga tutur kata
anak-anak sekolah terhadap gurunya sangat memprihatinkan. Dan kurangnya
tindakan lanjutan terhadap anak-anak yang tutur katanya “agak” kurang tersebut.
Terutama kondisi di rumah mereka apakah orang tuanya bertutur kata yang baik di
depan mereka atau tidak. Dari sekian banyak penulis perhatikan banyaknya orang
tua yang tidak begitu perduli dengan apa yang mereka ucapkan ketika dirumah
atau berbicara dengan teman dihapadan anaknya.
Sehingga, ada
kata-kata yang tidak sepantasnya didengar oleh anak tersebut, yang kemudian
anak tersebut pun mengikuti tutur kata orang tuanya dan dipraktikkannya
terhadap teman-temannya. Begitu juga dengan tontonan anak-anak sekolah yang
tidak begitu diperhatikan oleh orang tuanya, apakah tontonan itu baik dalam
tutur katanya atau tidak. Sehingga tidak sedikit anak-anak sekolah yang
mengikuti tutur kata yang mereka tonton.
Dari masalah yang dipaparkan
tersebut, dapat diketahui bahwa permasalahan yang ditemukan adalah tutur kata
pada anak-anak sekolah di zaman sekarang ini sangat kurang perhatian dari
masyarakat sekitar, terutama orang tua dari anak itu sendiri. Dan dari
permasalahan tersebut ada pendapat beberapa ahli tentang bertutur kata.
Dr. Umar Abdul al-Kafi
dalam kitabnya, Afaatu al-Lisaan merangkum sejumlah nasihat yang pernah
disampaikan Ibnu Abbas. Pertama-tama, sang sahabat Nabi SAW mewasiatkan jamaah
agar selalu menjaga lisan. Jangan sampai perkataan yang keluar dari mulut tidak
berfaedah. Akan lebih bagus lagi apabila ucapan itu mengandung hikmah dan ilmu
yang bermanfaat.Intonasi juga tidak boleh sembarangan. Karena itu, tutur kata
yang baik dan sopan hendaklah diutamakan.
Melansir NU Online,
mengenai pentingnya bertutur kata yang baik, menjaga lisan dari perkataan yang
membuat hati orang terbakar, Al-Qur'an telah menggambarkan bahwa ada 9 macam
perkataan dalam Al-Qur'an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata,
yakni: Pertama, qaulan
ma‘rûfan (perkataan yang baik), Kedua, qaulan sadîdan (perkataan yang tegas dan benar), Ketiga, qaulan layyinan (perkataan yang lemah
lembut), Keempat, qaulan maisûran (perkataan
yang mudah).
Kelima, qaulan balîghan (perkataan yang membekas pada jiwa), Keenam, qaulan karîman (perkataan yang
mulia), Ketujuh, qaulan tsaqîlan
(perkataan yang penuh makna), Kedelapan, ahsanu qaulan (perkataan yang terbaik), Kesembilan, qaulan 'adhîman (perkataan yang
mengandung dosa besar.
Sedangkan menurut pendapat
yang lain, bentuk-bentuk Kesantunan berbahasa
yang diajarkan kepada anak kesantunan berbahasa anak dapat dilihat dari tindak
tutur anak dalam pergaulan sehari-hari. Tutur sapa santun yang diajarkan orang
tua kepada anak diantaranya adalah: 1) Membiasakan anak dengan panggilan yang
baik kepada orang di sekitarnya. 2) Membiasakan anak untuk mengucapkan kata
tolong jika ingin orang lain membantunya.
Selanjutnya, 3) Membiasakan anak-anak dengan ucapan tolong, terima kasih dan maaf.
Tiga kata ini bisa disebut dengan kata ajab karena dengan membiasakan diri dengan
penggunaan kata-kata ajaib ini dalam berinteraksi dipastikan anak-anak akan
diakui sebagai anak-anak yang santun. 4)Meminta anak untuk berbicara dengan lemah
lembut. 5) Mengajarkan
anak untuk mengucapkan salam dan berpamitan ketika akan keluar rumah. 6) Mengajarkan anak untuk
mengucapkan salam dan berpamitan ketika akan keluar rumah, dan 7) Mengingatkan anak
mereka untuk tidak berbicara keras kepada orang lain atau berteriak-teriak yang
bukan pada tempatnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, khususnya tutur kata
seorang anak tergantung dari apa yang dia dapatkan dirumah secara khusus di keluarga.
Karena keluarga merupakan tempat pertama kali pendidikan bagi seorang anak. Dan
para ahli sudah memberitahukan bagaimana caranya untuk mendidik anak agar
memiliki tutur kata yang baik. (*)
Daftar
Pustaka
1. http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/viewFile/238/223
Penulis:
Ridho Safrullah (UPT SDN 16 Padang Magek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.