Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Pojok Literasi - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 16 September 2023

Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Pojok Literasi


ANETRY.NET
– Gerakan literasi, merupakan gerakan yang bertujuan untuk memupuk kebiasaan dan memotivasi membaca siswa terutama kemampuan membaca di kelas IV SD. Karena, saat ini masih banyak siswa kelas IV SD yang belum lancar membaca, sehingga pemahaman membacanya rendah.

 

Di era globalisasi ini, budaya literasi sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Hal itu karena proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dengan baik, akan memengaruhi keberhasilan seorang siswa menyelesaikan pendidikan dengan baik, dan bisa mencapai sebuah keberhasilan.

 

Untuk mencapai sebuah keberhasilan, bukan hanya dari melihat dan mendengar saja. Oleh karena itu keterampilan membaca menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan dan menjadi kebutuhan bagi siswa, khususnya siswa SD. Penguasaan literasi, merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi siswa saat ini, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekolah.

 

Menurut Lerner (1988), kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam belajar. Penanaman budaya literasi harus dilakukan sedini mungkin  terutama siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

 

Dengan penerapan budaya literasi sedini mungkin, diharapkan dapat mewujudkan Tanah Datar yang cerdas dan berbudaya. Meningkatkan minat baca masyarakat, terutama generasi muda dan anak-anak, Bupati Tanah Datar, kukuhkan Bunda Literasi Kabupaten dan Kecamatan se-Tanah Datar, di awal tahun ini. Gerakan literasi di sekolah, dikembangkan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan nomor 23 tahun 2015 yaitu tentang Penumbuhan Budi Pekerti dengan membiasakan peserta didik membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai.

 

Rendahnya minat baca siswa di SD, tentu akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan minat baca, sekolah perlu merancang dan melaksanakan pojok literasi, agar proses pembelajaran  terutama membaca bisa terlaksana secara maksimal. Dalam hal ini, sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan budaya literasi siswa. Oleh karena itu sekolah harus memfasilitasi sarana dan prasarana yang bisa mengembangkan bakat dan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan literasi.             

 

Untuk mengoptimalkan kegiatan literasi di kelas, salah satunya dibuat yang pojok baca. Pojok baca di kelas diletakkan di bagian belakang pojok ruang kelas. Pojok baca ini ditata sedemikian rupa sehingga siswa nyaman saat membaca buku. Di pojok baca terdapat rak yang berisi koleksi buku, alas tempat siswa duduk, serta alat peraga pendidikan.

 

Pojok baca ini yang akan mendukung kegiatan gemar membaca di kelas. Setiap seminggu sekali siswa harus membaca buku, baik itu buku pelajaran maupun non pelajaran. Setelah membaca, siswa membuat sebuah kesimpulan, dengan membuat kesimpulan siswa terlatih untuk memahami bacaan dari apa yang sudah dibacanya.

 

Berikut ini adalah cara yang dapat dicoba oleh guru/pendidik untuk meningkatkan literasi siswa, pertama, memperkenalkan kebiasaan membaca sejak dini. Kebiasaan membaca yang dibangun sejak dini akan membantu siswa menjadi lebih terbiasa membaca dan memperluas wawasan mereka. Orang tua dan pendidik dapat memberi buku-buku yang sesuai dengan usia dan minat siswa untuk membantu mereka membangun kebiasaan membaca.

 

Kedua, membuat lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif dapat membantu siswa focus dan nyaman dalam proses pelajaran. Orang tua dan pendidik dapat membuat ruang kelas yang menarik, dengan menyediakan peralatan belajar yang memadai, seperti buku-buku, papan tulis, dan komputer.

 

Ketiga, menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Teknologi dapat membantu siswa mengembangkan literasi mereka. Orang tua dan pendidik dapat menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang menarik untuk membantu siswa belajar membaca dan menulis dengan lebih mudah dan menyenangkan.

 

Namun sebagaimana pedang bermata dua, penggunaan teknologi seperti internet dan perangkat lunak juga memiliki efek negative, selain dari memberikan efek positif. Karena itu pengawasan yang baik harus tetap dilakukan agar siswa hanya mendapat efek positif dari penggunanan teknologi ini.

 

Keempat, mendorong diskusi dan refleksi. Diskusi dan refleksi dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka baca. Orang tua dan pendidik dapat mengajak siswa berdiskusi tentang buku atau artikel yang mereka baca, serta membantu mereka merumuskan pertanyaan dan opini mereka sendiri.

 

Kelima, memberikan umpan balik dan dukungan. Umpan balik dan dukungan dari pendidik sangat penting untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan literasi mereka. Orang tua dan pendidik dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan memberikan dukungan pada siswa dalam proses belajar.

 

Meningkatkan literasi siswa adalah tugas yang tidak mudah, tetapi dengan mengikuti beberapa tips diatas, pendidik dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca, menulis , dan berbicara yang lebih baik. Hal ini akan membantu siswa untuk mencapai potensi akademik mereka akan sukses dimasa depan. (*)

Referensi

1. Lerner ( 1988)

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia 

3. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 23 tahun 2015

Penulis: Desmellia, S.Pd (UPT SDN 07 Simawang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad