ANETRY.NET – Saat anak masuk Sekolah Dasar (SD), tentu menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri untuk kedua orang tua. Apalagi momen ini menjadi masa peralihan untuk Si Anak dari sistem pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) menuju Sekolah Dasar (SD).
Ketika sudah beranjak ke bangku SD, anak akan dituntun
untuk semakin familiar terhadap konsep pendidikandasar tersebut. Di masa
peralihan ini, anak-anak akan menjalani proses belajar atau metode berbeda dari
sebelumnya. Bahkan anak-anak akan dituntun untuk belajar melalui sebuah proyek,
permainan hingga mengasah otak melalui buku-buku bergambar.
Berikut beberapa cara agar anak kelas 1 SD bisa menikmati
belajarnya menjadi lebih menyenangkan, agar potensi anak terus berkembang
secara optimal. Pertama, menerapkan
durasi belajar secara bertahap. Masa peralihan dari Taman Kanak-Kanak menuju Sekolah Dasar bagi anak-anak tentu
tidak mudah karena perlu ada adaptasi. Durasi belajar kepada anak-anak yang
baru masuk kelas 1 Sekolah Dasar perlu diterapkan secara bertahap.
Sebagai guru juga harus memantau perkembangan si Anak dan
selalu usahakan bagi seorang guru tidak terjadi perbedaan yang sangat
siknifikan agar anak tidak merasa asing, dirinya sudah terbiasa dengan satu
durasi belajar sebelum nantinya ditingkatkan ke durasi selanjutnya.
Kedua, perlu
ada selingan selama proses belajar. Anak yang sudah masuk kelas 1 Sekolah Dasar
tentu membutuhkan pendampingan dari orangtuanya. Tak jarang anak-anak pun bisa
merasa bosan karena harus belajar atau mengerjakan tugas sekolah.
Untuk itu, orang tua perlu sekali memberikan selingan
ketika anak belajar. Tujuannya agar meningkatkan minat serta keinginan Si Anak
saat proses belajar.
Perlu dipahami pula bahwa berbagai kegiatan selingan ini
juga cukup bermanfaat sebagai sumber stimulasi dalam eksplorasi untuk Si Anak.
Secara tidak langsung kegiatan lain selain belajar seperti pengetahuan,
informasi dan pengalaman hidupnya dapat mendukung kemampuan akademis.
Ketiga, mendampingi
anak sebagai proses penyesuaian diri. Saat masuk ke tingkat SD, anak-anak akan
mulai diperkenalkan serta menerapkan berbagai kebiasaan baru di sekolah,
seperti belajar memahami aturan dan rutinitas belajar di kelas, dituntut untuk
lebih melatih kemandiriannya menjadi lebih matang, duduk memperhatikan pelajaran
dalam jangka waktu tertentu, belajar beradaptasi dan bersosialisasi dengan
teman-teman sekelas, dan bekerja sama antar kelompok.
Keempat, membuat
jadwal belajar menjalani lebih rutin. Demi membangun kebiasaan anak untuk lebih
rutin belajar. Bahkan, jadwal ini bisa ditempel atau dihias pada dinding dekat
meja belajarnya, sehingga si Anak menjadi lebih bersemangat.
Selain itu, Kantiana sebagai Psikolog Klinis Anak
mengatakan bahwa orangtua perlu menerapkan konsekuensi serta reward bagi anaknya. Reward tidak melulu berupa materi,
namun dapat berupa social reward.
Mulai dari sebuah pujian, pelukan ataupun mama bisa melakukan kegiatan-kegiatan
menyenangkan yang selalu disukai anak. Dengan begitu jadwal belajar yang dibuat
rutin dapat membantunya lebih konsisten.
Kelima, menerapkan
waktu istirahat agar anak tidak bosan. Saat mendidik anak untuk belajar
usahakan tidak terlalu keras. Perlu sekali tetap menerapkan waktu istirahat
ketika si Anak mulai bosan atau lelah. Selain itu, masih enurut Kantiana, tetapkan
juga pause time untuk proses belajar anak.
Misalnya, bagi tugas menjadi beberapa bagian yang harus diselesaikan anak.
Kemudian ketika anak telah menyelesaikan setiap bagian, ia diperbolehkan untuk
minum, stretching ataupun sekedar take a break dari tugas yang
dikerjakannya selama beberapa saat seperti 5-10 menit. Setelah itu, anak mama
dapat kembali mengerjakan tugas lain.
Kantiana sebagai psikolog yang mendalami soal masalah
anak, dirinya menyarankan kepada para orangtua agar menjauhkan berbagai macam
distraksi ketika sedang istirahat, seperti bermain gadget atau menonton
televisi. Hal ini bertujuan agar si Anak tetap mau kembali belajar setelah
beristirahat.
Semoga panduan dalam mendidik anak yang sudah memasuki
kelas 1 SD, bisa bermanfaat untuk para guru terutama guru kelas 1 SD. Hal itu supaya
kegiatan belajar bersama anak yang baru masuk kelas 1 SD menjadi lebih
menyenangkan, serta potensi anak terus berkembang secara optimal. (*/Ilustrasi: net)
Penulis: Novita Yusmala
Santi, S.Pd (Guru SDN 30 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.