ANETRY.NET – Pertama kali merasakan mengajar di dalam kelas sebagai seorang guru, merupakan suatu pengalaman yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Apalagi menghadapi siswa dengan pola tingkah laku yang sangat beragam.
Siswa di kelas, ada yang suka mengejek
teman, ada yang suka mengadu. Yang tidak kalah membuat pusing, yaitu mereka
meribut saat penulis menerangkan pembelajaran, dan saat diberikan latihan
mereka mengajukan sangat banyak pertanyaan.
Hal tersebuat bertolak-belakang dengan bayangan
yang ada dalam benak penulis sebelumnya. Sebelunya terbayang tidak akan begitu
sulit menghadapi siswa Sekolah Dasar (SD). Tidak akan sulit seperti menghadapi
siswa SMP atau SMA.
Tidak hanya itu, profesi sebelumnya juga
menjadi latar belakang yang membuat penulis sulit untuk menghadapi tingkah pola
siswa di dalam kelas. Di mana sebelumnya penulis menekuni profesi sebagai
tenaga administrasi atau operator sekolah. Walaupun sama-sama berada di sekolah
dengan siswa namun hari-hari, waktu dihabiskan di depan laptop dan berbagai deadline
laporan. Biasanya bekerja bersama benda mati yang bisa diatur sesuka hati,
namun sekarang harus dihadapkan dengan benda hidup yang susah untuk
mengaturnya.
Tidak mudah ternyata menjadai seorang
guru, walaupun hanya seorang guru Sekolah Dasar. Setiap hari ada saja tingkah
pola siswa yang membuat stress dan sulitnya menahan diri untuk tidak marah.
Ditambah lagi lokasi lokal yang terletak
bersebelahan dengan kantor majelis guru, sehingga tidak jarang guru-guru senior
sampai kepala sekolah ikut turun tangan untuk menenangkan siswa. agar tidak
meribut saat kegiatan pembelajaran. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, penulis
harus mencoba banyak cara agar mereka bisa menghormati dan menghargai guru
mereka. Setiap hari penulis mempelajari pola pembelajaran yang siswa sukai, menerapkan
berbagai metode pembelajaran yang cocok dengan cara belajar siswa.
Untuk itu, penulis tidak patah semangat
untuk mencari strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan tipe dan
cara belajar siswa yang tidak bisa tenang dalam pembelajaran. Penulis berfikir,
di era digital sekarang ini, siswa kurang cocok kalau dalam kegiatan
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah. Strategi pembelajaran merupakan
serangkaiaan aktivitas yang terencana dalam penyampaian materi pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi atau metode pembelajaran yang
coba penulis gunakan, yaitu media pembelajaran yang berbasis ICT dalam kegiatan
proses pembelajaran. Media pembelajaran berbasis ICT adalah, media untuk
menyampaikan informasi yang dirancang sesuai kebutuhan anak usia dini dan
ditampilkan dengan menarik, sehingga bisa mempermudah pemahaman anak terhadap
materi yang disajikan.
Penggunaan media pembelajaran berbasis
ICT, mampu menjadikan pembelajaran lebih efektif, efisien, dan meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran. Mempermudah seorang guru dalam mendapatkan atau
menyampaikan informasi (pesan atau isi) materi pelajaran.
Tidak hanya itu, penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT dapat membuat guru lebih inovatif dan produktif dalam
menyajikan materi yang disampaikan kepada siswa di kelas. Media pembelajaran
berbasis ICT berupa persentasi power point (ppt), video pembelajaran, dan animasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
penulis mencari berbagai materi tentang pembelajaran yang akan dipelajari siswa
dari berbagai sumber di internet. Kemudian menyajikan materi pembelajaran
berupa video pembelajaran, membuat lembar kerja peserta didik dengan menarik,
menyajikan pembelajaran berupa teka-teki.
Hal-hal tersebut ternyata membuat siswa
merasa senang, dan termotivasi untuk belajar. Dan sesekali penulis memberikan
ice breaking agar siswa tidak merasa bosan selama proses kegiatan pembelajaran.
Melihat antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, membuat penulis merasa
senang dan termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran agar
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai oleh siswa.
Siswa pada zaman ini, tidak bisa
disamakan saat penulis menempuh jenjang sekolah dasar. Kini siswa semakin
kritis dan maju. Dulu dalam penyampaian materi ibarat air dituangkan ke dalam
gelas. Namun sekarang, tugas guru tidak hanya menyampaikan mater, tapi juga
mendampingi apa yang murid butuhkan.
Untuk itu sebagai seorang pendidik, guru
juga harus mampu mengikuti perkembangan zaman agar kebutuhan siswa akan
pembelajaran di sekolah dapat dipenuhi dengan maksimal. (*/ilustrasI; net)
Penulis: Rita Satriana, S.Pd
(UPT SDN 21 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.