ANETRY.NET – Perhatian siswa adalah kunci keberhasilan belajar. Semua guru mengharapkan siswa mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pembelajaran yang diberikan, namun kenyataannya sangat berbeda dengan penulis temukan di dalam kelas.
Konsentrasi belajar adalah pemusatan
perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.
Proses pembelajaran dikatakan
berhasil,
apabila tujuan pembelajaran itu tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pembelajaran tergantung pada proses pembelajaran yang dijalani oleh siswa. Jika
konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan aktivitas yang berkualitas
rendah pula serta dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar dan daya
pemahaman terhadap materi pun menjadi berkurang.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
rendahnya daya pemahaman siswa adalah konsentrasi. Konsentrasi merupakan modal utama
bagi siswa dalam menerima materi ajar serta menjadi indikator suksesnya
pelaksanaan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dalam belajar.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dalam belajar diyakini akan membuat siswa aktif dalam mengkonstruksikan
pengetahuannya, sehingga siswa menjadi fokus atau konsentrasi terhadap apa yang
dipelajarinya.
Penulis akhir-akhir ini, merasa sedih melihat
peserta didik yang rata rata di kelas yang ditemui, sangat miris melihat siswa di kelas yang minat belajarnya sangat
menurun. Minat siswa untuk belajar jauh sekali menurun, apalagi setelah
belajarjarak jauh atau online.
Pada pembelajaran tatap muka minat belajar siswa untuk belajar menurun, kurang fokus terhadap
pembelajaran yang disajikan. Mereka sering bermain dalam belajar, bahkan penulis sering menceritakan kisah kisah anak yang tidak disiplin
dalam hidupnya akan berakibat fatal atau rugi di akhir hidupnya, atau di masa depan.
Dengan jumlah siswa 15 orang, fokus belajar cuma kira kira sepertiganya saja. Itu pun
konsentrasinya 10 sampai 20 menit, kemudian kurang fokus lagi. Saat dinasehati, mereka kurang mengindahkan guru, bahkan ada yang bermain, berkelakar dengan teman
yang lainnya. Bahkan membicarakan persoalan yang tidak ada hubungan dengan
pembelajaran, juga mengganggu teman.
Setiap pembelajaran yang diajarkan, diulangi lagi dan lagi. Intinya diulangi penulis
sesering mungkin dan ditanya ke beberapa siswa, sebagian yang bisa menjawab. Bahkan sudah pula ditegur dengan
memanggil orang tua atau wali murid tersebut. Beberapa hari kemudian mereka akan berperilaku sama dengan sebelumnya.
Ada beberapa faktor menjadikan anak
kurang konnsentrasi dalam belajar. Di antaranya, siswa-siswa ada yang tidak
sarapan menjelang berangkat sekolah. Karena tuntunan ekonomi, kesibukan orang tua
siswa dalam mengawasi anak di rumah
juga sangat minim. Umumnya orangtua siswa adalah buruh tani, yang berangakat pagi pulang menjelang Magrib. Bahkan orang tua siswa menyerahkan
anaknya sepenuh kepada guru. (*)
Penulis: Wirnalis, S,Pd.SD (UPT SDN 26 Padang Magek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.