ANETRY.NET – Pemerintah sangat memperhatikan penyelenggaran pendidikan moral, nilai, dan budi pekerti bagi peserta didik. Beberapa tahun yang lalu, pemerintah menerbitkan peraturan untuk mengaplikasikan pelajaran iman dan takwa ke dalam setiap mata pelajaran.
Belum lama ini, pemerintah mencanangkan penyelenggaraan
pendidikan karakter peserta didik. Pembinaan karakter peserta didik, dilakukan dilakukan
dengan mengintegrasikan karakter tertentu ke dalam mata pelajaran.
Kenyataan yang terjadi, kepribadian peserta
didik sangat jauh merosot. Peserta didik yang duduk di bangku sekolah dasar saja,
sudah banyak melakukan penyimpangan di sekolah. Contohnya, sering terjadinya
perkelahian dan pengeroyokan terhadap satu orang murid. Ada anak yang kuat
mengampas anak yang lemah. Ada pula anak yang membawa ponsel ke sekolah dan mempertontonkan
gambar yang tidak baik kepada teman sekelasnya.
Hal itu sebagian kecil dari sikap dan
tingkah laku peserta didik. Padahal, mereka adalah anak-anak yang menduduki
jenjang sekolah dasar, belum lagi peserta didik yang lebih tinggi. Semua itu sangat merisaukan.
Pada lain sisi, setiap orang tua pasti menginginkan
anaknya memiliki sikap, tingkah laku atau keperibadiaan yang baik. Akan tetapi,
banyak faktor telah mengubah perilaku anak tersebut. Karena pengaruh lingkungan
dan alat komunikasi yang semakin canggih sekarang ini, anak meniru apa yang
mereka lihat.
Tayangan di televisi yang tidak mendidik, turut
mempengaruhi karakternya. Peserta didik sudah pandai mengakses internet, dan
memiliki peluang untuk melihat hal-hal yang tidak sewajarnya mereka lihat.
Pengaruh lingkungan sekitar sangat
berpengaruh dan turut mewarnai perilaku peserta didik tersebut. Peserta didik
sering melihat pemuda-pemudi yang tidak sekolah, suka ugal-ugalan di jalan, berbicara
tidak sopan dan berkata kasar, serta berpakaian yang urakan.
Kurangnya bimbingan dan didikan orang tua pun
turut menyebabkan merosotnya akhlak atau kepribadian peserta didik. Orang tua
yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada lagi waktu untuk
memperhatikan anak-anaknya di rumah. Sementara di sekolah, guru lebih banyak
berperan mengajar dari pada mendidik. Guru tidak memberikan porsi yang besar terhadap
kegiatan mendidik.
Menurut Kurnia, kepribadian seseorang atau peserta
didik berkembang secara bertahap. Pertama, masa anak awal berlangsung dari usia
2-6 tahun. Kedua, pada masa usia 6-12 tahun disebut anak usia sekolah dasar.
Orang tua atau pendidik, menyebut masa anak akhir. Masa ini merupakan masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih dipengaruhi oleh teman-teman sebaya
daripada orang tuanya. Ketiga, pada usia 12-15 tahun merupakan masa puber. Masa
puber adalah masa tumpang tindih antara masa anak akhir dengan masa remaja awal.
Pada masa pendidikan dasar, peserta didik
lebih suka meniru dari apa yang dilihatnya. Peserta didik meniru tanpa mempertimbangkan
baik buruknya. Peserta didik lebih ingin menonjolkan diri dan ingin menarik
perhatian dari orang lain sehingga peserta didik berbuat sesuai dengan kehendak
hatinya tanpa memikirkan akibat dari perbuatan tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
membentuk kepribadian peserta didik, agar memiliki kepribadian yang baik. Pembinaan
yang dilakukan diharapkan mampu menjadikan peserta didik memiliki kepribadian yang
normatif, sesuai dengan yang diharapkan. Pembinaan yang dilakukan hendaklah
hendaklah terarah. Kalau ingin berhasil, pembinaan karakter anak hendaklah dilakukan
secara terpadu. Pembinaan hendaklah melibatkan banyak pihak agar tidak celah bagi
anak untuk melakukan penyimpangan perilakunya.
Pertama, orang tua hendaklah selalu
memperlihatkan keteladanan kepada anak-anaknya. Orang tua dapat memberi contoh dan
membimbing anak-anaknya di rumah. Berusahalah mendampingi anak-anaknya dalam
menonton televisi sehingga anak terbimbing dengan baik.
Orang tua bisa memberikan arahan, mana
tontonan yang baik dan mana yang tidak baik. Orang tua juga perlu mengawasi
anaknya bergaul dengan orang lain. Melalu pengawasan tersebut, orang tua dapat mengarahkan
anak mana yang patut ditiru dan yang tidak patut ditiru dalam pergaulan tersebut.
Orang tua perlu mengajarkan dan mengarahkan
anak untuk menjalan perintah agama. Orang tua perlu memperhatikan apakah anak melaksanakan
shalat lima waktu atau tidak.
Apakah anak pandai membaca Al Quran atau
tidaknya. Selain itu, orang tua perlu menanamkan aqidah yang benar kepada anak.
Dengan aqidah yang benar, anak akan selalu terbimbing jiwanya ke arah kebenaran.
Anak juga perlu diberikan pendidikan
kesopanan. Orang tua hendaklah membimbing anaknya agar selalu menjaga kesopanan
dalam pergaulan. Orang tua perlu menanamkan falsafah kato nan ampek. Bagaimana
seharusnya berbicara dengan orang lebih tua, sesama besar, dan kepada yang
lebih kecil. Anak juga perlu memahami bagaiman berbicara dengan orang yang
disegani. Dengan demikian anak akan mampu berperilku yang sopan. Anak akan memiliki
kesantunan dalam berbicara.
Guru sebagai pendidik perlu memberikan
perhatian yang lebih terhadap perkembangan perilaku peserta didik. Tugas
mendidik merupakan tugas yang tidak kalah pentingnya dengan tugas mengajar. Guru
berkewajiban meluruskan dan menertibkan perilaku anak yang menyimpang dari norma
yang berlaku. Pemberian sanksi yang tepat dan mendidik, dapat mengubah perilaku
anak ke arah yang baik. Anak-anak yang telah memperlihat perilaku yang baik
perlu diberi reward sehingga anak termotivasi untuk terus mempertahankan
perilakunya yang baik.
Pembinaan yang dilakukan guru hendaklah berlangsung
terus menerus. Pembinaan jangan dilakukan secara insidental dan temporoal saja.
Dengan melakukan pengawasan dan pembinaan yang terus-menerus, diharapkan
perubahan perilaku akan lebih berarti. Selain itu, perilaku baik akan lebih permanen
dalam diri anak.
Keberhasilan pembinaan kepribadian anak
akan berhasil dengan baik apabila orang tua dan guru mempunyai kesepahaman yang
sama. Persepsi yang sama terhadap pentingnya pembinaan keperibadian, membuat
kegiatan pembinaan akan berlangsung secara terarah dan terpadu. Kerja sama guru
dan orang tua menjadikan kegiatan pembinaan tidak sia-sia. Karena itu, binalah kerja
sama!
Penulis: Elly Gusti, S.Pd.SD (Guru
UPT SDN 04 Balimbing Rambatan, Tanah Datar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.