Keberadaan Guru di Era Digital, Ayo Simak di Sini! - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Minggu, 17 September 2023

Keberadaan Guru di Era Digital, Ayo Simak di Sini!


ANETRY.NET
– Guru adalah salah satu dari komponen pendidikan. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

 

Sebagai tenaga profesional, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.  Sebagai tenaga profesional, tentulah guru harus punya kemampuan yang mampuni untuk mendidik dan membimbing siswanya sesuai dengan karakteristik, dan perkembangannya serta zaman mereka duduk di bangku sekolah.  Kriteria guru profesional tersebut telah dimuat dalam Pasal 1, 2 dan 3 Undang-undang Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

 

Guru  profesional di era digital, adalah guru yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana disebutkan di atas, berbasis pada penggunaan jaringan yang didukung teknologi digital.  Guru profesional di era digital, adalah guru yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer.

 

Hal di atas diarahkan dalam rangka pemerataan pendidikan, yang merupakan salah satu program yang penting dari pemerintah, karena merupakan amanat Undang-undang Dasar 1945, maka penggunaan teknologi digital menjadi sangat penting. Hal yang demikian, disebabkan karena Indonesia adalah termasuk salah satu negara terbesar di dunia.

 

Menurut penulis, kelompok guru yang dijuluki sebagai tenaga profesional di sekolah ada tiga kelompok yaitu. Kelompok pertama adalah guru yang tidak bisa mengoperasionalkan komputer. Di mana guru tidak bisa sedikitpun menggunakan komputer. Cara yang sangat sederhana sekalipun mereka tidak bisa.

 

Contohnya menghidupkan dan mematikan komputer. Memprint kertas kerja. Mengetik sederhana di Microsoft Word. Kelompok ini bisa dikategorikan gaptek, gagap teknologi. Ini biasanya terjadi pada guru-guru profesional dengan rentang usia 55 tahun sampai dengan 60 tahun.

 

Kalau kita melihat teknologi komputer, ini bukanlah barang yang baru. Indonesia, tahun 1967 menghadirkan komputer untuk pertama kalinya melalui izin pemerintah. Kalau diambil rentang waktunya sampai tahun 2023, berarti komputer sudah ada sekitar lebih kurang 56 tahun.

 

Sampai dengan sekarang, melihat perkembangan teknologi digital sudah cukup lama, karena ekspansi dan ekselerasi inovasi teknologi digital pada setiap tahun selalu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pertanyaannya kenapa begitu banyak guru yang disebut tenaga profesional gaptek? Begitu sulit dan rumitkah komputer ini?

 

Sementara didefinisinya saja komputer yang termasuk alat teknologi yang sangat memudahkan kita untuk bekerja. Apakah masalah yang terjadi pada guru yang gaptek karena alatnya yang rumit, atau guru tidak mau berusaha untuk belajar? Atau guru enggan mengeluarkan dana untuk membeli komputer sehingga dari hari ke hari, tahun ke tahun, mereka tidak kunjung bisa, padahal tuntutan kerja mereka sangat menuntut penggunaan komputer saat ini.

 

Kelompok kedua, adalah guru yang bisa mengoperasikan komputer pada kerja yang sangat sederhana saja. Contohnya menghidupkan dan mematikan computer. Memprint kertas kerja. Mengetik sederhana di Microsoft Word. Mereka belum bisa melakukan pengaturan kertas. Pengeditan ketikan Microsoft Excel dan Microsoft Power Point. Apabila mereka memprint kertas kerja akan tampak pemakaian kertas yang tidak efesien. Ini biasanya pada sebagian guru dengan usia 50 sampai dengan 54 tahun.

 

Kelompok ketiga adalah guru yang bisa mengoperasikan computer pada kerja yang kompleks. Contohnya bisa mengperasikan Microsoft Word. Microsoft Excel dan Microsoft Power Point. Mereka belum bisa melakukan pengaturan kertas. Pengeditan ditambah dengan internet. Dalam penyiapan adminstrasi pembelajaran mereka sudah mampu mengoperasikan komputer. Pembelajaran juga sudah berbasis informasi biasanya ini pada guru-guru dengan rentang umur 40 sampai dengan 49 tahun.

 

Kelompok keempat adalah mereka yang sudah bisa menjalankan sebagian besar aplikasi yang ada di komputer yang ditambah dengan teknolodi internet. Mereka akan mudah mencari administrasi pembelajaran. Video pembelajaran dan motivasi serta ice breaking  yang membuat siswa bersemangat dan asyik untuk belajar. Ini mayoritas dimiliki oleh guru-guru muda yang enerjik dan sudah sangat familiar dengan teknologi komputer dan internet rentang usia mereka di bawah 30 tahunan.

 

Kelompok kempat ini  yang hidupnya selalu mengikuti perkembangan teknologi digital, akan tidak pernah berhenti untuk menyediakan waktu, pikiran dan dana untuk mengadakan, mencari dan memburunya. Karena tanpa itu, kelengkapan sarana dan prasarana kehidupannya akan terasa kurang, dan sosial psikologinya akan terasa terganggu. Ia merasa dirinya sebagai orang yang kurang up to date.

 

Selanjutnya, walaupun kriteria guru profesional tersebut di atas sudah bernuansa teknologi digital, yakni menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional serta pemanfaatan teknologi pembelajaran, namun kriteria tersebut belum secara eksplisit menyebutkan teknologi digital. Teknologi  digital sebagian dapat menggantikan atau membantu peran guru terutama pada aspek pengajaran yang bertumpu pada transfer of knowledge and tekhnology and skill, namun tidak dapat menggantikan peran guru sebagai pendidik, yang bertugas membentuk karakter, mental, kepribadian, sikap dan tabi’at melalui penanaman nilai-nilai luhur, yang berbasis pada agama dan  nilai-nilai budaya luhur yang dilakukan dengan cinta kasih, melalui keteladanan, bimbingan, latihan, pembiasaan, dan sebagainya.

 

Menurut penulis, kalaulah mau berusaha dan belajar umur tidak jadi masalah. Banyak juga yang usia mereka sudah tua tapi sangat familiar dengan teknologi. Kata mereka usia boleh tua tali semangat untuk menimba ilmu harus selalu muda. Penulis mengajak marilah selalu dan selalu untuk belajar. Jangan jadikan jumlah umur untuk berhenti belajar. Supaya bisa menjadi tenaga profesional sesuai dengan zamannya. (*)

Penulis: Masniari , S.Pd., MM (Kepala UPT SDN 21 Balimbing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad