ANETRY.NET – Guru adalah salah satu dari komponen pendidikan. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sebagai tenaga profesional, guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagai tenaga profesional,
tentulah guru harus punya kemampuan yang mampuni untuk mendidik dan membimbing
siswanya sesuai dengan karakteristik, dan perkembangannya serta zaman mereka
duduk di bangku sekolah. Kriteria
guru profesional tersebut telah dimuat dalam Pasal 1, 2 dan 3 Undang-undang
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Guru profesional di era digital, adalah guru yang
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana disebutkan di atas, berbasis pada
penggunaan jaringan yang didukung teknologi digital. Guru profesional di
era digital, adalah guru yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan
berbagai aplikasi komputer.
Hal
di atas diarahkan dalam rangka pemerataan pendidikan, yang merupakan salah satu
program yang penting dari pemerintah, karena merupakan amanat Undang-undang
Dasar 1945, maka penggunaan teknologi digital menjadi sangat penting. Hal yang
demikian, disebabkan karena Indonesia adalah termasuk salah satu negara
terbesar di dunia.
Menurut
penulis, kelompok guru yang dijuluki sebagai tenaga profesional
di sekolah ada tiga kelompok yaitu. Kelompok
pertama adalah guru yang tidak bisa mengoperasionalkan komputer. Di mana guru
tidak bisa sedikitpun menggunakan komputer. Cara yang sangat sederhana
sekalipun mereka tidak bisa.
Contohnya menghidupkan
dan mematikan komputer. Memprint kertas kerja. Mengetik sederhana di Microsoft
Word. Kelompok ini bisa dikategorikan gaptek, gagap teknologi. Ini biasanya
terjadi pada guru-guru profesional dengan rentang usia 55 tahun sampai dengan
60 tahun.
Kalau kita melihat teknologi komputer, ini bukanlah barang yang baru.
Indonesia, tahun 1967
menghadirkan komputer untuk pertama kalinya melalui izin pemerintah. Kalau
diambil rentang waktunya sampai tahun 2023, berarti komputer sudah ada sekitar
lebih kurang 56 tahun.
Sampai dengan sekarang, melihat perkembangan teknologi digital sudah cukup
lama, karena ekspansi dan ekselerasi inovasi teknologi digital pada setiap
tahun selalu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pertanyaannya
kenapa begitu banyak guru yang disebut tenaga profesional gaptek? Begitu sulit
dan rumitkah komputer ini?
Sementara
didefinisinya saja komputer yang termasuk alat teknologi yang sangat memudahkan
kita untuk bekerja. Apakah masalah yang terjadi pada guru yang gaptek karena
alatnya yang rumit, atau guru tidak mau berusaha untuk belajar? Atau guru
enggan mengeluarkan dana untuk membeli komputer sehingga dari hari ke hari,
tahun ke tahun, mereka tidak kunjung bisa, padahal tuntutan kerja mereka sangat
menuntut penggunaan komputer saat ini.
Kelompok
kedua, adalah guru yang bisa mengoperasikan komputer pada kerja yang sangat
sederhana saja. Contohnya menghidupkan dan mematikan computer. Memprint kertas
kerja. Mengetik sederhana di Microsoft Word. Mereka belum bisa melakukan
pengaturan kertas. Pengeditan ketikan Microsoft Excel dan Microsoft Power Point.
Apabila mereka memprint kertas kerja akan tampak pemakaian kertas yang tidak
efesien. Ini biasanya pada sebagian guru dengan usia 50 sampai dengan 54 tahun.
Kelompok
ketiga adalah guru yang bisa mengoperasikan computer pada kerja yang kompleks. Contohnya
bisa mengperasikan Microsoft Word. Microsoft Excel dan Microsoft Power Point.
Mereka belum bisa melakukan pengaturan kertas. Pengeditan ditambah dengan
internet. Dalam penyiapan adminstrasi pembelajaran mereka sudah mampu
mengoperasikan komputer. Pembelajaran juga sudah berbasis informasi biasanya
ini pada guru-guru dengan rentang umur 40 sampai dengan 49 tahun.
Kelompok
keempat adalah mereka yang sudah bisa menjalankan sebagian besar aplikasi yang
ada di komputer yang ditambah dengan teknolodi internet. Mereka akan mudah
mencari administrasi pembelajaran. Video pembelajaran dan motivasi
serta ice breaking yang membuat siswa bersemangat dan asyik
untuk belajar. Ini mayoritas dimiliki oleh guru-guru muda yang enerjik dan
sudah sangat familiar dengan teknologi komputer dan internet rentang usia
mereka di bawah 30 tahunan.
Kelompok
kempat ini yang hidupnya selalu
mengikuti perkembangan teknologi digital, akan tidak pernah berhenti untuk
menyediakan waktu, pikiran dan dana untuk mengadakan, mencari dan memburunya. Karena
tanpa itu, kelengkapan sarana dan prasarana kehidupannya akan terasa kurang,
dan sosial psikologinya akan terasa terganggu. Ia merasa dirinya sebagai orang
yang kurang up to date.
Selanjutnya,
walaupun kriteria guru profesional tersebut di atas sudah bernuansa teknologi
digital, yakni menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
serta pemanfaatan teknologi pembelajaran, namun kriteria tersebut belum secara
eksplisit menyebutkan teknologi digital. Teknologi
digital sebagian dapat menggantikan atau membantu peran guru terutama
pada aspek pengajaran yang bertumpu pada transfer
of knowledge and tekhnology and skill, namun tidak dapat menggantikan peran
guru sebagai pendidik, yang bertugas membentuk karakter, mental, kepribadian,
sikap dan tabi’at melalui penanaman nilai-nilai luhur, yang berbasis pada agama
dan nilai-nilai budaya luhur yang dilakukan dengan cinta kasih, melalui
keteladanan, bimbingan, latihan, pembiasaan, dan sebagainya.
Menurut
penulis, kalaulah mau berusaha dan belajar umur tidak jadi masalah. Banyak juga
yang usia mereka sudah tua tapi sangat familiar dengan teknologi. Kata mereka
usia boleh tua tali semangat untuk menimba ilmu harus selalu muda. Penulis
mengajak marilah selalu dan selalu untuk belajar. Jangan jadikan jumlah umur
untuk berhenti belajar. Supaya bisa menjadi tenaga profesional sesuai dengan
zamannya. (*)
Penulis: Masniari
, S.Pd., MM (Kepala UPT SDN 21 Balimbing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.