Jangan Anggap Enteng, Ini Efek Siswa Tidak Sarapan - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 01 September 2023

Jangan Anggap Enteng, Ini Efek Siswa Tidak Sarapan


ANETRY.NET
Pada proses pembelajaran di sekolah, terlaksana dengan baik karena adanya kolaborasi antara sekolah, guru, dan pemerintah sesuai dengan motto Tanah Datar yaitu “ Tiga Tungku Sajarangan”.

 

Peran pendidik dan pemerintah dalam keberlangsungan proses pembelajaran sangatlah penting. Tetapi, peran orang tua juga diperlukan dalam berjalannya proses tersebut dengan baik. Peran orang tua ini berpengaruh besar pada kesiapan peserta didik, terhadap apa yang akan terjadi di sekolah, dan apa yang akan di laluinya di sekolah.

 

Penulis sebagai tenaga pendidik di kelas 2 SDN 28 Rambatan, memiliki rutinitas pagi  untuk menanyakan ada atau tidaknya peserta didik melakukan sarapan pagi, dan dapat disimpulkan bahwa  sebagian besar peserta didik tidak melakukan sarapan pagi di rumah. Hal ini disebabkan oleh alas an klasik seperti bangun kesiangan, santapan yang tidak tersedia dan menganggap sarapan pagi membuat perut mual, dan banyak lagi alasan alasan yang tidak dapat di jelaskan.

 

Kejadian atau masalah itu disebabkan oleh sebagian anak memiliki orang tua yang tidak peduli dan acuh tak acuh kepada kepentingan kepentingan anak di pagi hari. Mereka hanya memntingkan diri sendiri, sedangkan pada dasarnya anak pada usia di mana mereka duduk di kelas 2 SD, memerlukan banyak perhatian dan perawatan lebih dari orang tua mereka.

 

Ketiadaan sarapan pagi, dapat mengakibatkan banyak dampak pada anak itu sendiri. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di kelas II SDN 28 Rambatan, ketiadaan anak dalam sarapan pagi berdampak paling besar pada stamina anak tersebut. Mereka akan merasa tidak bertenaga, tidak bersemangat dalam melakukan pembelajaran dan mengalami 5L (lemah, letih, lesu, loyo dan lunglai).

 

Karena hal ini, anak-anak akan sulit dalam menerima pelajaran selama proses belajar mengajar yang di sebabkan oleh kurangnya konsentrasi anak anak tersebut dalam memperhatiakan pembelajaran karena kelaparan dan tidak merasa semangat dalam menjalani proses pembelajaran.

 

Hal ini juga di sampaikan oleh Ir. Hardiansyah yang mengatakan, kebiasaan melewatkan sarapan dapat mengakibatkan dampak buruk pada anak anak seperti menurunnya gairah belajar, kesulitan dalam menerima pembelajaran dengan baik, menurunnya daya konsentrasi anak sewaktu belajar bahkan dapat membuat anak menjadi mudah sakit.

 

Sedangkan menurut Dr. Soedjatmiko, ada tiga kebutuhan utama untuk menjadikan anak sukses di bidang  akademik yaitu fisik yang sehat dan kuat, pikiran yang penuh semangat dan berakhlak baik. Dalam tiga hal tersebut tentu saja harus diimbangi dengan nutrisi yang cukup dan juga seimbang.

 

Nutrisi yang dikonsumsi oleh peserta didik, dapat memengaruhi kinerja otak sehingga dapat meningkatkan dan mempertahankan konsentrasi peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Sarapan pagi merupakan salah satu bentuk upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi nutrisi tersebut. Sarapan pagi dapat menjaga stamina peserta didik agar sehat dan bugar, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan memusatkan perhatian untuk menerima pembelajaran.

 

Pembiasaan sarapan pagi, harus dilakukan pada anak sejak usia dini dan memerlukan perhatian khusus dari orang tua peserta didik. Sedangkan yang terjadi pada anak anak di SDN 28 Rambatan, pembiasaan tersebut tidak terlihat pada anak-anak. Orang tua peserta didik perlu memberi perhatian yang lebih besar terhadap pembiasaan ini, sehingga terjadi peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan juga peningkatan pada kemampuan anak pada pembelajaran di sekolah. (*)

 

Sumber

https://food.detik.com/makanan-dan-gizi-anak/2497916/bisakah-anak-sarapan-pagi-agar-pestasi-belajarnya-lebih-bagus)

Penulis:  Dewi Marlina, S.Pd (SDN 28 Rambatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad