ANETRY.NET – Pada proses pembelajaran di sekolah, terlaksana dengan baik karena adanya kolaborasi antara sekolah, guru, dan pemerintah sesuai dengan motto Tanah Datar yaitu “ Tiga Tungku Sajarangan”.
Peran pendidik dan pemerintah dalam
keberlangsungan proses pembelajaran sangatlah penting. Tetapi, peran orang tua juga diperlukan dalam berjalannya proses tersebut
dengan baik. Peran orang tua ini berpengaruh besar pada kesiapan peserta didik, terhadap apa yang akan
terjadi di sekolah, dan apa yang akan di laluinya di sekolah.
Penulis sebagai tenaga pendidik di kelas
2 SDN 28 Rambatan, memiliki rutinitas pagi untuk
menanyakan ada atau tidaknya peserta didik melakukan sarapan pagi, dan dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik tidak melakukan sarapan pagi di rumah. Hal ini disebabkan oleh alas an klasik seperti
bangun kesiangan, santapan yang tidak tersedia dan menganggap sarapan pagi
membuat perut mual, dan banyak lagi alasan alasan yang tidak dapat di jelaskan.
Kejadian atau masalah
itu disebabkan oleh sebagian anak memiliki orang tua
yang tidak peduli dan acuh tak acuh kepada kepentingan kepentingan anak di pagi
hari. Mereka
hanya memntingkan diri sendiri, sedangkan pada dasarnya anak pada usia di mana mereka
duduk di kelas 2 SD, memerlukan banyak perhatian dan perawatan lebih dari orang tua
mereka.
Ketiadaan sarapan pagi, dapat mengakibatkan
banyak dampak pada anak itu sendiri.
Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di kelas II SDN 28
Rambatan, ketiadaan anak dalam sarapan pagi berdampak paling besar pada stamina
anak tersebut. Mereka akan merasa tidak bertenaga, tidak bersemangat dalam melakukan
pembelajaran dan mengalami 5L (lemah, letih, lesu, loyo dan lunglai).
Karena hal ini, anak-anak akan sulit dalam menerima pelajaran selama proses belajar
mengajar yang di sebabkan oleh kurangnya konsentrasi anak anak tersebut dalam
memperhatiakan pembelajaran karena kelaparan dan tidak merasa semangat dalam
menjalani proses pembelajaran.
Hal ini juga di sampaikan oleh Ir. Hardiansyah
yang mengatakan, kebiasaan melewatkan sarapan dapat mengakibatkan dampak buruk pada
anak anak seperti menurunnya gairah belajar, kesulitan dalam menerima
pembelajaran dengan baik, menurunnya daya konsentrasi anak sewaktu belajar
bahkan dapat membuat anak menjadi mudah sakit.
Sedangkan menurut Dr. Soedjatmiko, ada tiga
kebutuhan utama untuk menjadikan anak sukses di bidang akademik yaitu fisik yang sehat dan kuat,
pikiran yang penuh semangat dan berakhlak baik. Dalam
tiga hal tersebut tentu saja harus diimbangi dengan nutrisi yang cukup dan juga
seimbang.
Nutrisi yang dikonsumsi oleh peserta
didik, dapat
memengaruhi kinerja otak sehingga dapat meningkatkan dan mempertahankan
konsentrasi peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Sarapan pagi merupakan
salah satu bentuk upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi nutrisi tersebut. Sarapan pagi dapat
menjaga stamina peserta didik agar sehat dan bugar, sehingga peserta didik
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan memusatkan perhatian untuk
menerima pembelajaran.
Pembiasaan sarapan pagi, harus dilakukan pada
anak sejak usia dini dan memerlukan perhatian khusus dari orang tua peserta
didik. Sedangkan
yang terjadi pada anak anak di SDN 28 Rambatan, pembiasaan tersebut tidak terlihat pada anak-anak. Orang tua peserta didik perlu memberi perhatian yang
lebih besar terhadap pembiasaan ini, sehingga terjadi peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan
juga peningkatan pada kemampuan anak
pada pembelajaran di sekolah. (*)
Sumber
https://food.detik.com/makanan-dan-gizi-anak/2497916/bisakah-anak-sarapan-pagi-agar-pestasi-belajarnya-lebih-bagus)
Penulis: Dewi Marlina, S.Pd (SDN 28 Rambatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.