ANETRY.NET – Pendidikan nasional bertujuan untuk menciptakan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkan hal
tersebut, guru harus bekerja secara profesional dalam meningkatkan semangat
belajar siswa serta mampu menyusun strategi untuk memfasilitasi kegiatan
belajar secara detail dan efektif. Seorang guru dituntut untuk mampu
menciptakan suasana kelas yang baik dan kondusif, kondisi kelas yang kondusif
sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam
kelas.
Untuk mewujudkan hal
tersebut, guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang kreatif dalam
menyajikan pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran dan
mampu menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan.
Dalam suatu proses
belajar mengajar seorang guru sering dihadapkan dengan kondisi dimana muncul
rasa bosan dan stress yang dialami para siswa. Kebosanan yang dialami siswa,
jika tidak bisa diatasi akan memberikan efek negatif terhadap proses belajar
mengajar itu sendiri. Stress pada siswa dapat dipicu oleh beberapa faktor,
yaitu faktor fisik dan faktor psikologis maupun kombinasi antara kedua faktor
tersebut.
Terdapat banyak cara
yang bisa diterapkan guru untuk mengatasi masalah kebosanan pada siswa dan
memfokuskan kembali perhatian siswa dalam pembelajaran. Salah satunya adalah
dengan penggunaan Ice breaking. Ice breaking terdiri atas dua kata yaitu
Ice dan breaking.
Ice
berarti es dan breaking yang berarti
memecahkan. Memecahkan es yang dimaksud d isini adalah memecahkan kebekuan,
kebosanan dan kejenuhan. Jadi Ice
breaking dapat didefinisikan suatu kegiatan yang bisa diterapkan dalam
proses pembelajaran dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan dengan tujuan
untuk memecah kebosanan dan kejenuhan siswa pada saat proses pembelajaran.
Metode Ice breaking dalam banyak kajian
literatur dapat membantu guru dalam menambah semangat, motivasi, serta membuat
siswa kembali aktif dalam belajar. Dengan adanya penerapan Ice breaking pada siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Siswa menjadi lebih semangat dan aktif
dalam proses pembelajaran (Suhartono, 2016). Selain itu, Ice breaking juga mampu mengatasi kejenuhan siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran jauh lebih efektif (Faijin et.al.,
2021).
Sunarto (2012: 43) juga
berpendapat bahwa tujuan ice breaking,
tidak hanya mengatasi kejenuhan siswa, namun juga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Ice breaking mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif equal
bagi siswa, sehingga menghilangkan dinding-dinding pembatas antar siswa, sehingga
tidak ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos
dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju.
Adapun waktu tepat
untuk menerapkan ice breaking yaitu pada jam-jam rawan, ketika siswa sudah mulai
terlihat bosan, lelah dan tidak fokus, dan letih. Pada saat itulah, waktu yang tepat
untuk seorang guru menerapkan ice breaking untuk mencairkan suasana dan
membangkitkan siswa.
Penulis merasakan begitu
banyak manfaat yang dihasilkan dari diterapkannya ice breaking, diantaranya
pertama mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif. Kelas yang awalnya
didominasi kebosanan, kejenuhan, dan
keletihan menjadi kondusif karena ice breaking membuat suasana belajar menjadi lebih santai.
Ketika belajar ada
kalanya suasana tegang dan membuat pembelajaran menjadi menakutkan, dengan
diterapkannya ice breaking bisa membuat suasana belajar lebih
menyenangkan, sehingga siswa terhibur dan suasana belajar menjadi santai. Kedua, ice
breaking dapat menghilangkan rasa kantuk siswa. Banyak hal yang membuat siswa mengantuk di
kelas.
Salah satu akibatnya yaitu monotonnyo pembelajaran yang disajikan oleh
guru. Dimana pembelajaran hanya bersifat satu arah atau teacher center. Siswa
tidak dilibatkan dalam membangun pengetahuan kognitifnya, sehingga yang
mengakibatkan siswa menjadi tidak aktif dan mengantuk.
Dengan adanya ice breaking dapat meningkatkan
kembali rasa fokus siswa. Karena di dalam ice breaking terkadang
ada yang berupa game atau kegiatan yang membutuhkan siswa untuk berpikir dan
berkonsentrasi, maka secara tidak langsung hal itu mengajak siswa untuk lebih
konsentrasi dalam melanjutkan pembelajaran.
Ketiga, ice breaking membuat suasana kelas
menjadi menyatu dan kompak. Ketika ice breaking digunakan, kebanyakan dari
siswa akan mengikuti aturan ice breaking dengan baik. Siswa akan berusaha
memenangkan ice breaking yang diadakan guru, sehingga secara keseluruhan kelas
tampak menyatu dan kompak.
Ice breaking yang digunakan guru banyak jenisnya. Mulai dari yel-yel, tepuk tangan,
permainan, bernyanyi. untuk yel-yel contohnya yaitu seperti berikut:
(Dengan irama lagu apuse)
Kami dari kelas 5
Yang selalu semangat
Stiap hari belajar dengan rajin giat.
Selain itu bisa juga ice breaking lewat nyanyi, guru bisa menyisipkan
pelajaran dalam nyanyi tersebut, yang secara tidak langsung menjadi wadah untuk
memahami pembelajaran secara asik melalui nyanyi tersebut.
(Dengan irama shalatullah shamullah)
Hari ini kita belajar
Belajar matematika
Tentang operasi hitungan
Kita siap kita semangat
Jenis ice breaking
berikutnya yaitu games. Contohnya seperti games ibu berkata, ABDG, sambung
kata, dan lain sebagainya. Selanjutnya jenis ice breaking berikutnya yaitu
tepuk, seperti tepuk 123, tepuk wow, tepuk semangat, tepuk konsentrasi dan
sebagainya.
Daftar Pustaka
1. Faijin, F.,
Nurmaya, A., & Muhamadiah, M. (2021). Efektivitas Penerapan Ice breaking Untuk Mengatasi Kejenuhan
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bk Kelompok. Guiding World : Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, 4(1), 1–10.
2. M. Said. 2008. 80+
Ice Breaker GamesKumpulan Permainan Penggugah Semangat. Yogyakarta: Andi Offset
3. Suhartono, I. B.
(2016). Penerapan Ice breaking
sebagai upaya peningkatan efektivitas proses belajar mengajar siswa kelas iv
sdn mulyorejo ii ngantang.
4. Sunarto. 2012. Ice
Breaker dalam pembelajaran Aktif. Surakarta:Yuman Pressindo
Penulis:
Ilva Yuningsih (UPT SDN 09 Simawang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.