Guru Perlu Lakukan Ice breaking untuk Atasi Kebosanan Siswa - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Sabtu, 16 September 2023

Guru Perlu Lakukan Ice breaking untuk Atasi Kebosanan Siswa


ANETRY.NET
– Pendidikan nasional bertujuan untuk menciptakan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

 

Untuk mewujudkan hal tersebut, guru harus bekerja secara profesional dalam meningkatkan semangat belajar siswa serta mampu menyusun strategi untuk memfasilitasi kegiatan belajar secara detail dan efektif. Seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana kelas yang baik dan kondusif, kondisi kelas yang kondusif sangat dibutuhkan untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas.

 

Untuk mewujudkan hal tersebut, guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran dan mampu menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan.

 

Dalam suatu proses belajar mengajar seorang guru sering dihadapkan dengan kondisi dimana muncul rasa bosan dan stress yang dialami para siswa. Kebosanan yang dialami siswa, jika tidak bisa diatasi akan memberikan efek negatif terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Stress pada siswa dapat dipicu oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik dan faktor psikologis maupun kombinasi antara kedua faktor tersebut.

 

Terdapat banyak cara yang bisa diterapkan guru untuk mengatasi masalah kebosanan pada siswa dan memfokuskan kembali perhatian siswa dalam pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penggunaan Ice breaking. Ice breaking terdiri atas dua kata yaitu Ice dan breaking.

 

Ice berarti es dan breaking yang berarti memecahkan. Memecahkan es yang dimaksud d isini adalah memecahkan kebekuan, kebosanan dan kejenuhan. Jadi Ice breaking dapat didefinisikan suatu kegiatan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan dengan tujuan untuk memecah kebosanan dan kejenuhan siswa pada saat proses pembelajaran.

 

Metode Ice breaking dalam banyak kajian literatur dapat membantu guru dalam menambah semangat, motivasi, serta membuat siswa kembali aktif dalam belajar. Dengan adanya penerapan Ice breaking pada siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Siswa menjadi lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran (Suhartono, 2016). Selain itu, Ice breaking juga mampu mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran jauh lebih efektif (Faijin et.al., 2021).

 

Sunarto (2012: 43) juga berpendapat bahwa tujuan ice breaking, tidak hanya mengatasi kejenuhan siswa, namun juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ice breaking mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif equal bagi siswa, sehingga menghilangkan dinding-dinding pembatas antar siswa, sehingga tidak ada lagi anggapan si anu pintar, si anu bodoh, si anu kaya, si anu bos dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju.

 

Adapun waktu tepat untuk menerapkan ice breaking yaitu pada jam-jam rawan, ketika siswa sudah mulai terlihat bosan, lelah dan tidak fokus, dan letih. Pada saat itulah, waktu yang tepat untuk seorang guru menerapkan ice breaking untuk mencairkan suasana dan membangkitkan siswa.

 

Penulis merasakan begitu banyak manfaat yang dihasilkan dari diterapkannya ice breaking, diantaranya pertama mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif. Kelas yang awalnya didominasi kebosanan, kejenuhan, dan keletihan menjadi kondusif karena ice breaking membuat suasana belajar menjadi lebih santai.

 

Ketika belajar ada kalanya suasana tegang dan membuat pembelajaran menjadi menakutkan, dengan diterapkannya ice breaking bisa membuat suasana belajar lebih menyenangkan, sehingga siswa terhibur dan suasana belajar menjadi santai. Kedua, ice breaking dapat menghilangkan rasa kantuk siswa. Banyak hal yang membuat siswa mengantuk di kelas.

 

Salah satu akibatnya yaitu monotonnyo pembelajaran yang disajikan oleh guru. Dimana pembelajaran hanya bersifat satu arah atau teacher center. Siswa tidak dilibatkan dalam membangun pengetahuan kognitifnya, sehingga yang mengakibatkan siswa menjadi tidak aktif dan mengantuk.

 

Dengan adanya ice breaking dapat meningkatkan kembali rasa fokus siswa. Karena di dalam ice breaking terkadang ada yang berupa game atau kegiatan yang membutuhkan siswa untuk berpikir dan berkonsentrasi, maka secara tidak langsung hal itu mengajak siswa untuk lebih konsentrasi dalam melanjutkan pembelajaran.

 

Ketiga, ice breaking membuat suasana kelas menjadi menyatu dan kompak. Ketika ice breaking digunakan, kebanyakan dari siswa akan mengikuti aturan ice breaking dengan baik. Siswa akan berusaha memenangkan ice breaking yang diadakan guru, sehingga secara keseluruhan kelas tampak menyatu dan kompak.

 

Ice breaking yang digunakan guru banyak jenisnya. Mulai dari yel-yel, tepuk tangan, permainan, bernyanyi. untuk yel-yel contohnya yaitu seperti berikut:

(Dengan irama lagu apuse)

Kami dari kelas 5

Yang selalu semangat

Stiap hari belajar dengan rajin giat.

Selain itu bisa juga ice breaking lewat nyanyi, guru bisa menyisipkan pelajaran dalam nyanyi tersebut, yang secara tidak langsung menjadi wadah untuk memahami pembelajaran secara asik melalui nyanyi tersebut.

(Dengan irama shalatullah shamullah)

Hari ini kita belajar

Belajar matematika

Tentang operasi hitungan

Kita siap kita semangat

Jenis ice breaking berikutnya yaitu games. Contohnya seperti games ibu berkata, ABDG, sambung kata, dan lain sebagainya. Selanjutnya jenis ice breaking berikutnya yaitu tepuk, seperti tepuk 123, tepuk wow, tepuk semangat, tepuk konsentrasi dan sebagainya.

Daftar Pustaka

1. Faijin, F., Nurmaya, A., & Muhamadiah, M. (2021). Efektivitas Penerapan Ice breaking Untuk Mengatasi Kejenuhan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Bk Kelompok. Guiding World : Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 4(1), 1–10.

2. M. Said. 2008. 80+ Ice Breaker GamesKumpulan Permainan Penggugah Semangat. Yogyakarta: Andi Offset

3. Suhartono, I. B. (2016). Penerapan Ice breaking sebagai upaya peningkatan efektivitas proses belajar mengajar siswa kelas iv sdn mulyorejo ii ngantang.

4. Sunarto. 2012. Ice Breaker dalam pembelajaran Aktif. Surakarta:Yuman Pressindo

Penulis: Ilva Yuningsih (UPT SDN 09 Simawang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad