ANETRY.NET – Keberlangsungan pendidikan hari ini, adalah suatu proses pembelajaran dalam rangka menciptakan generasi emas yang dicanangkan pada tahun 2045. Jumlah penduduk Indonesia, merupakan bonus demokrafi sebagai sumber daya kemajuan bangsa Indonesia, seperti yang selalu digaungkan oleh presiden republik Indonesia.
Namun, realita di lapangan terutama
dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, terjadi penurunan semangat belajar
peserta didik. Peserta didik mengantuk saat guru mulai menyajikan materi
pembelajaran. Akankah dijumpai generasi emas itu?
Media informasi dan telekomunikasi saat
ini sangat berperan dalam kelangsungan
kehidupan, terutama di dunia pendidikan.Media informasi dan telekomukasi
sangat membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran. Begitu juga bagi
peserta didik. Peserta didik merasa tertarik dengan adanya tayangan yang
disajikan.
Peserta didik sangat terkesima penuh
perhatian mengikutinya sehingga guru
merasa puas penuh dengan ketenangan bathin. Di balik semua itu, terjadi pula
kegundahan dan kebimbangan yang penuh dengan tanda tanya pada pikiran seorang
pendidik. Peserta didik hanya menikmati kesenangan yang pada akhirnya
memunculkan suatu kecanduan akan permainan dan tontonan sampai di
lingkungannya.
Peserta didik sering
berkelompok-kelompok dan memojok dengan kesibukan masing-masing. Kesibukan
bermain Handphone dan menyaksikan tayangan-tayangan youtube. Keasyikan bermain
dan menonton berlangsung sampai larut malam tanpa mengingat waktu. Bahkan
kehilangan kesadaran akan perintah orang tua dan penugasan yang disampaikan
guru.
Di sekolah banyak peserta didik yang
mengantuk. Tidaklah wajar peserta mengantuk pada pagi hari.Waktu baru
menunjukkan pukul 08.40 WIB. Di sisi lain guru merasa perlu untuk memberikan
penjelasan. Sebab pada akhir semester dan akhir tahun peserta didik dihadapkan
pada pertanyaan yang berisi materi bermuatan pengetahuan.
Jika peserta didik belum mampu menjawab
pertanyaan dengan benar maka akan disipulkan bahwa peserta didik tersebut gagal
dalam belajar. Apakan tindakan yang tepat dilakukan oleh seorang guru ?
Bagaimana halnya dengan peserta didik yang sudah terlanjur jauh? Problematika
yang sedang di hadapi hari ini oleh orang tua dan guru.Guru dan orang tua
dituntut untuk berkolaborasi. Pengendalian diri peserta didik membutuhkan
perhatian penuh dan pengawasan ketat oleh orang tua dan guru.
Pada tingkat ekonomi rendah pengontrolan
anak bagi orang tua sangat sulit sebab orang tua tidak bisa berdiam diri di
rumah atau berada di sisi anaknya
setelah anaknya pulang sekolah. Hal ini disebabkan karena kedua orang tua harus
mencari nafkah setiap hari demi kelangsungan hidup dan kelangsungan pendidikan
anaknya. Dan secara umum orang tua juga belum berpengetahuan dan berpengalaman
tentang teknik penggunaan media informasi dan telekomunikasi yang baik dan
benar.
Sehubungan dengan kondisi tersebut
memberikan isyarat pada guru bahwa guru harus mengambil suatu tindakan tepat
dan bijak agar tidak terjadinya penyimpangan arah dari tujuan pendidikan yang
di canangkan pemerintah.
Seorang guru guru dituntut untuk sering
bertatap muka dengan orang tua.Baik dalam bentuk pertemuan bersama maupun
kunjungan rumah. Kegiatan musyawarah dilakukan bertujuan untuk menetapkan tindakan
pengendalian masalah, dan memberikan bekal pada orang tua dalam hal teknik
penggunaan media elektronik yang baik dan benar.
Guru harus mampu mendokstrin para
peserta didiknya agar terhindar dari dampak negatif yang dimunculkan karena
salah dalam pemanfaatan media elektronik. Orang tua harus memiliki sikap tega
terhadap kehendak anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.
Orang tua tak akan memberi kesempatan
menggunakan Handphone pada anak, saat anak tidak berada di sampingnya atau di
luar pengontrolan yang ekstra. Dan juga perlunya pembatasan waktu apabila anak
diberi kesempatan. Ketegasan sangat dibutuhkan.
Guru dan orang tua harus solid terhadap
kesepakatan yang telah ditetapkan agar
tercapainya tujuan yang diharapkan. Jika gagalnya usaha kolaborasi yang
dilakukan oleh guru dan orang tua maka hasil pendidikan dan pembelajaran akan
berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan nasioanal.
Sebab penggunaan media handphone yang
tidak benar akan menjadikan manusia berprerilaku hewan yang pada ujung menciptakan
manusia tidak religius bahkan atheis.Tejadinya perubahan fungsi enzim sebagai
pemicu kangker pada tubuh dan juga mengerutnya otak bagian depan dan otak
bagian belakang kata Drs. Komjen Dharma
Pongrekun dalam Canal Youtubenya. (*)
Penulis: Irwandi, S.Pd.SD (SDN
21 Balimbing, Kecamatan Rambatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.