ANETRY.NET – Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan.
Begitulah yang dialami oleh sebagian besar siswa
kelas III UPT SDN 03 Rambatan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Siswa
hanya menjadi pendengar pasif, dan interaksi terjalin apabila guru memberikan
pertanyaan dan siswa memberikan jawaban. Siswa yang menjawab pertanyaan
guru adalah mereka yang mampu di dalam
pelajaran. Ketika ada materi yang belum paham, mereka pun enggan untuk
bertanya. Siswa terkesan jenuh pada saat pembelajaran dan hasil belajar
matematika pun tidak sesuai harapan.
Menurut Utami dalam Dyahsih & Ali (2015: 178)
menungkapkan, sebagian siswa belum menyadari akan pentingnya penguasaan
matematika sehingga siswa kurang apresiatif terhadap matematika dan dalam
mengikuti pembelajaran matematika. Mengalami proses pembelajaran yang demikian,
dan melihat hasil belajar siswa pada buku rapor di kelas sebelumnya pada mata
pelajaran matematika yang masih rendah, dibandingkan dengan mata pelajaran yang
lain, maka perlu adanya peningkatan belajar pada mata pelajaran matematika.
Hal itu harus dilakukan guru agar hasil belajar sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Berdasarkan analisis nilai yang
penulis lakukan sebelumnya, disimpulkan kesulitan siswa terhadap pemahaman
materi matematika berada pada level sedang sampai dengan sulit. Dengan
ditemukannya permasalahan pembelajaran Matematika pada siswa, berbagai metode
bisa diterapkan untuk menumbuhkan minat dan bakat siswa terhadap pembelajaran
Matematika.
Melihat karakteristik siswa yang senang bergaul dengan
teman sebaya dan bekerja sama, maka sangat tepat jika dilaksanakan pembelajaran
berkelompok. Dengan belajar berkelompok diharapkan suasana kelas menjadi lebih
hidup. Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran sebagaimana yang diharapkan
dalam kurikulum.
Salah satu pembelajaran kelompok di kelas adalah
penerapan metode tutor sebaya. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004: 24)
menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan
kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya
sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan
materi kepada teman-temannya”. Menurut Arikunto (2006: 11) tutor sebaya adalah
seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru
dalam bimbingan terhadap kawan sekelas.
Pada pembelajaran Matematika dengan metode tutor sebaya,
siswa bekerja sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama
lain. Metode pembelajaran ini membantu siswa mempelajari isi pelajaran dan meningkatkan hubungan sosial antar siswa.
Di dalam proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya
terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, sehingga terjadinya sikap
meneliti, kreatif, tekun, kerjasama, kritis, tenggang rasa, objektif,
bertanggung jawab, jujur, disiplin, dan original. Dengan demikian metode tutor
sebaya menekankan kepada kerjasama kelompok dan keterlibatan seluruh siswa
dalam menghadapi tugas-tugas klasikal.
Pada pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok, seperti
pada metode tutor sebaya biasanya guru dituntut untuk lebih selektif dalam
menentukan kelompok. Dalam pendekatan yang menggunakan kerjasama kelompok
biasanya akan meningkatkan keakraban atau saling menyukai satu sama lain,
dengan kata lain pendekatan kelompok seperti metode tutor sebaya dapat
menumbuhkan rasa saling membutuhkan satu sama lain.
Asyiknya pembelajaran Matematika dengan metode tutor
sebaya membuat siswa tidak jenuh dan bosan dengan materi-materi yang ada pada
pembelajaran Matematika seperti perkalian dan pembagian yang ada pada soal
cerita. Pembelajaran dengan metode tutor sebaya dapat dilakukan dengan beberapa
tahap.
Pertama, guru akan memilih beberapa orang yang sudah
selesai menyelesaikan sebuah soal cerita perkalian dan pembagian dengan benar yang
dianggap sebagai tutor. Siswa tersebut akan berusaha dengan senang hati
membantu teman nya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya, siwa di
bagi menjadi kelompok-kelompok keci yang didampingi oleh satu orang tutor pada
masing-masing kelompok pada saat itulah siwa yang mengalami kesulitan tidak
malu bertanya kepada teman sejawatnya sehingga terjadilah interaksi yang
menyenangkan dalam proses pembelajaran Matematika.
Kedua, Tutor membimbing teman kelompoknya yang mengalami kesulitan dalam belajar,
setelah itu guru meminta perwakilan dalam masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan kerja sama siswa bersama teman tutornya, dan
tahap yang terkhir adalah siswa mengerjakan soal secara mandiri dan guru
menilai sejauh mana metoda teman sejawat sebagai tutor dapat mempengaruhi hasil
dari belajar Matematika.
Metode pembelajaran tutor sebaya tidah hanya membantu
siswa menyelesaikan pembelajaran Matematika dengan cara menyenangkan dan tidak membosankan
tetapi juga dapat meningkatkan siswa yang berkarakter dengan adanya sikap
saling tolong menolong, kerja sama, dan menghargai antar sesama. (*)
Referensi
1. Dyahsih,
A. S. & Ali, M. (2015). Keefektifan
Experiential Learning Pembelajaran Matematika MTs Materi Bangun Ruang Sisi
Datar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 2 (2), 175-185.
2. Kamarullah.
(2017). Pendidikan Matematika DI Sekolah Kita. Al Khawarizmi: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Matematika. 1 (1), 21-32.
3. http://
safir.com/2012/08/ Macam-Macam Metode-Mengajar
Penulis: Nesa Frisilia, S.Pd (UPT SDN 03
Rambatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.