SERANG, ANETRY.NET – Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) gelar Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka untuk seluruh tenaga pendidik pada jenjang SD, SMP, SMA sederajat, dan SLB di Kota Serang, Banten, pada Jumat (18/8).
Selain untuk memasifkan informasi terkait
Kurikulum Merdeka, Kemdikbudristek juga ingin menghimpun masukan dan mengetahui
kendala yang dihadapi para tenaga pendidik di satuan pendidikan.
Dalam sambutannya, pelaksana tugas
(Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemdikbudristek, Zulfikri Anas
mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan tools agar anak-anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan fitrahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
Kurikulum Merdeka, kata Zulfikri, bukan
sekadar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi lebih pada peningkatan
kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan
anak didiknya.
“Penekanannya di sini adalah seberapa
jauh terjadinya perubahan dalam proses belajar, bukan sekadar menuntaskan
penyampaian materi kurikulum kepada anak. Ukurannya bukan banyaknya materi yang
mampu diserap anak, melainkan lebih kepada seberapa sesuai pelayanan terhadap
anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk
tumbuh dan berkembang,” ujar Zulfikri dalam sambutannya.
Zulfikri menambahkan, Kurikulum Merdeka
ingin mengubah kebiasaan sebelumnya yang membuat guru terbelenggu
format-format administrasi yang kaku dan rumit.
Format yang kaku dan rumit ini
mengakibatkan guru selama ini kekurangan waktu untuk memikirkan dampak
ketertinggalan anak.
Pada Kurikulum Merdeka, lanjut Zulfikri,
pembelajaran lebih berpusat pada siswa dengan menyederhanakan perangkat ajar, perencanaan
yang dibuat lebih simpel, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
guru, serta mudah dipahami dan dicapai oleh siswa.
"Kita memberikan ruang kepada
tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan masing-masing siswa terkait
kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan," ujar Zulfikri.
Zulfikri juga menekankan Kurikulum
Merdeka bukan untuk mempersulit guru, akan tetapi mempermudah proses
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.