ANETRY.NET – Akhlak dan etika, sesungguhnya memiliki makna yang sama. Keduanya membahas masalah baik atau buruknya tingkah laku manusia.
Perbedaannya terletak
pada dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran
manusia. Sedang akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dengan kata lain
akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah.
Kecendrungan
pendidikan saat ini, lebih condong pada sistem pendidikan sekuler, yaitu lebih
menekankan kepada aspek kognitif, sehingga lebih mementingkan kebutuhan materi
dan teori yang harus dikuasai daripada internalisasi nilai-nilai ilmu itu
sendiri.
Fenomena di atas
berakibat pada kurang diperhatikannya etika dalam proses pendidikan, sehingga
menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan tetapi tidak mampu mengambil
mamfaat dari ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang pendidik
mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap anak didiknya, peranan guru di
sekolah menggantikan kedudukan orang tua di rumah walaupun waktu anak banyak
bersama orang tua, tetapi kekuatan kata kata guru sangat berpengaruh dalam
kehidupan sehari hari anak tersebut. Contohnya seorang guru keliru dalam
memberikan konsep kepada anak, di rumah orang tua memeriksa dan memperbaikinya,
anak tersebut tetap memegang teguh konsep yang disampaikan oleh gurunya
walaupun itu salah.
Seorang guru walaupun
sudah punya wawasan luas kita tetap menggali terus perkembangan ilmu
pengetahuan yang ada sesuai dengan perkembangann zaman. Supaya anak bangsa
tidak salah dalam menerapkan pengetahuan yang didapatnya pada setiap tingkat
satuan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Pendidikan di
Indonesia sudah condong ke arah sekuler, dimana kehidupan sehari- hari tidak
ada kaitannya dengan agama. Adapun jika memang sekolah negeri bahkan pesantren
yang tetap melaksanakan kurikulum agama islam didalamnya, namun kurang
berdampak pada adab dan etika pelajar zaman sekarang.
Dari hal ini ada 2
kemungkinan penyebabnya yaitu yang pertama dari sisi pengajar yang kurang
kompeten ataupun dari pelajar yang tidak mau tahu. Sebenarnya Pendidikan utama
seorang anak adalah dari rumahnya atau dari lingkungan sekitarnya. Adab dan
etika pada dasarnya sudah harus diketahui dan diajarkan oleh orang tua ketika
anaknya dalam masa keemasan, setidaknya hal yang diajarkan oleh orang tua di
rumah akan membuat anak terbiasa dengan hal tersebut.
Faktor kedua dari
lingkungan. Adapun lingkungan yang baik akan membuat kepribadian sesorang baik
begitupun sebaliknya. Pada zaman sekarang anak-anak kecil sudah dengan
handphone. Banyak program-program yang ditayangkan, tetapi tidak semua yang
bersifat positif. Kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak yang mengunakan
gadget, maka anak-anak tersebut akan meniru hal-hal yang mereka lihat dari
gadget tersebut.
Usaha-usaha pembinaan
akhlak melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal senantiasa
dikembangkan melalui pendidikan akhlak dan budi pekerti di sekolah sehingga
anak dapat menghayati nilai-nilai akhlak dan dapat dimanifestasikan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan pendidikan, dan keluarga.Pendidikan akhlak
terhadap umat manusia telah diajarkan oleh Rasulullah SWA melalui keteladanan.
Pembiasaan, dan pemberian nasehat. Menurut Ali Hasan, tujuan pokok akhlak
adalah agar setiap orang berbudi { berakhlak} bertingkah laku (tabiat),
berperangai atau beradat istiadat yang baik atau sesuai ajaran islam.
Upaya guru dalam
memperbaiki akhlak siswa adalah menasehati dengan memberi nasehat dan saran-saran
yang baik, pengawasan bagi siswa sangat diperlukan agar anak -anak tidak menyeleweng
dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Kemudian guru hendaknya
mengawasi apa yang dilakukan oleh anak-anak ketika berada di lingkungan
sekolah, apakah mereka merokok, berkelahi atau lain-lainnya.
Keteladanan yaitu
memberikan contoh yang baik bagi siswa misalnya saat masuk ke sekolah di depan
gerbang sekolah bersalaman dulu dengan guru, memberikan hukuman kepada siswa
dengan sifat mendidik supaya menjadi perubahan kepada siswa itu sendiri.
Cara menghormati guru
di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menegur atau menyapa guru
ketika bertemu atau berpapasan, menandakan memiliki sopan santun, mendengarkan
guru apabila guru ketika guru menerangkan pelajaran, tidak memotong pembicaraan
pembicaraan guru, mentaati perintah guru atau nasehat guru,meminta maaf apabila
melakukan kesalahan.
Dengan menghormati
guru, akan mendapatkan berbagai keuntungan, diantaranya,sebagai berikut: Ilmu
yang diperoleh akan menjadi berkah di dalam kehidupan. Akan lebih mudah
menerima pelajaran yang disampaikannya, ilmu yang di dapat akan bermanfaat bagi
orang lain.
Daftar Pustaka
1. Abdullah Aidit, 2006, Akhlak, Yogyakarta, Penyiaran Islam
2. Ahmad Amin, 2004, Ethika (Ilmu Akhlak),Terjemahan Ma’ruf, Jakarta,
Bulan Bintang.
3. M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta, Bulan Bintang, 1978), hlm. 11
Penulis: Linda,
S.Pd.SD (UPT SDN 03 Rambatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.