Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Akhlakul Karimah Anak - Ane Try | Literacy Influencer

Info Terkini

Post Top Ad


Kamis, 31 Agustus 2023

Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Akhlakul Karimah Anak


ANETRY.NET
– Akhlak dan etika, sesungguhnya memiliki makna yang sama. Keduanya membahas masalah baik atau buruknya tingkah laku manusia.

 

Perbedaannya terletak pada dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedang akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dengan kata lain akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah.

 

Kecendrungan pendidikan saat ini, lebih condong pada sistem pendidikan sekuler, yaitu lebih menekankan kepada aspek kognitif, sehingga lebih mementingkan kebutuhan materi dan teori yang harus dikuasai daripada internalisasi nilai-nilai ilmu itu sendiri.

 

Fenomena di atas berakibat pada kurang diperhatikannya etika dalam proses pendidikan, sehingga menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan tetapi tidak mampu mengambil mamfaat dari ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

 

Seorang pendidik mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap anak didiknya, peranan guru di sekolah menggantikan kedudukan orang tua di rumah walaupun waktu anak banyak bersama orang tua, tetapi kekuatan kata kata guru sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari hari anak tersebut. Contohnya seorang guru keliru dalam memberikan konsep kepada anak, di rumah orang tua memeriksa dan memperbaikinya, anak tersebut tetap memegang teguh konsep yang disampaikan oleh gurunya walaupun itu salah.

 

Seorang guru walaupun sudah punya wawasan luas kita tetap menggali terus perkembangan ilmu pengetahuan yang ada sesuai dengan perkembangann zaman. Supaya anak bangsa tidak salah dalam menerapkan pengetahuan yang didapatnya pada setiap tingkat satuan pendidikan hingga perguruan tinggi.

 

Pendidikan di Indonesia sudah condong ke arah sekuler, dimana kehidupan sehari- hari tidak ada kaitannya dengan agama. Adapun jika memang sekolah negeri bahkan pesantren yang tetap melaksanakan kurikulum agama islam didalamnya, namun kurang berdampak pada adab dan etika pelajar zaman sekarang.

 

Dari hal ini ada 2 kemungkinan penyebabnya yaitu yang pertama dari sisi pengajar yang kurang kompeten ataupun dari pelajar yang tidak mau tahu. Sebenarnya Pendidikan utama seorang anak adalah dari rumahnya atau dari lingkungan sekitarnya. Adab dan etika pada dasarnya sudah harus diketahui dan diajarkan oleh orang tua ketika anaknya dalam masa keemasan, setidaknya hal yang diajarkan oleh orang tua di rumah akan membuat anak terbiasa dengan hal tersebut.

 

Faktor kedua dari lingkungan. Adapun lingkungan yang baik akan membuat kepribadian sesorang baik begitupun sebaliknya. Pada zaman sekarang anak-anak kecil sudah dengan handphone. Banyak program-program yang ditayangkan, tetapi tidak semua yang bersifat positif. Kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak yang mengunakan gadget, maka anak-anak tersebut akan meniru hal-hal yang mereka lihat dari gadget tersebut.

 

Usaha-usaha pembinaan akhlak melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal senantiasa dikembangkan melalui pendidikan akhlak dan budi pekerti di sekolah sehingga anak dapat menghayati nilai-nilai akhlak dan dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pendidikan, dan keluarga.Pendidikan akhlak terhadap umat manusia telah diajarkan oleh Rasulullah SWA melalui keteladanan. Pembiasaan, dan pemberian nasehat. Menurut Ali Hasan, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap orang berbudi { berakhlak} bertingkah laku (tabiat), berperangai atau beradat istiadat yang baik atau sesuai ajaran islam.

 

Upaya guru dalam memperbaiki akhlak siswa adalah menasehati dengan memberi nasehat dan saran-saran yang baik, pengawasan bagi siswa sangat diperlukan agar anak -anak tidak menyeleweng dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Kemudian guru hendaknya mengawasi apa yang dilakukan oleh anak-anak ketika berada di lingkungan sekolah, apakah mereka merokok, berkelahi atau lain-lainnya.

 

Keteladanan yaitu memberikan contoh yang baik bagi siswa misalnya saat masuk ke sekolah di depan gerbang sekolah bersalaman dulu dengan guru, memberikan hukuman kepada siswa dengan sifat mendidik supaya menjadi perubahan kepada siswa itu sendiri.

           

Cara menghormati guru di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menegur atau menyapa guru ketika bertemu atau berpapasan, menandakan memiliki sopan santun, mendengarkan guru apabila guru ketika guru menerangkan pelajaran, tidak memotong pembicaraan pembicaraan guru, mentaati perintah guru atau nasehat guru,meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

 

Dengan menghormati guru, akan mendapatkan berbagai keuntungan, diantaranya,sebagai berikut: Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah di dalam kehidupan. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya, ilmu yang di dapat akan bermanfaat bagi orang lain.

 

Daftar Pustaka

1.      Abdullah Aidit, 2006, Akhlak, Yogyakarta, Penyiaran Islam

2.      Ahmad Amin, 2004, Ethika (Ilmu Akhlak),Terjemahan Ma’ruf, Jakarta, Bulan Bintang.

3.      M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta, Bulan Bintang, 1978), hlm. 11         

Penulis: Linda, S.Pd.SD (UPT SDN 03 Rambatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad