ANETRY.NET – Setiap pembelajaran suatu mata pelajaran, tentu ada beberapa kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi yang harus dikuasai siswa, sudah tertuang dalam standard isi kurikulum dalam wujud kemampuan dan keterampilan.
Kemampuan dan
keterampilan tercakup dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berbagai
upaya optimal telah dilakukan guru untuk menyajikan pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (Pakem). Pakem mengindikasikan pembelajaran
yang tepat guna dalam pencapaian kompetensi pembelajaran.
Upaya yang telah
dilakukan guru di antaranya pemilihan beberapa metode dan teknik pembelajaran
yang tepat, pemilihan sumber belajar yang menarik dan kaya informasi sehingga
dapat memacu siswa untuk belajar aktif dan kreatif. Pembelajaran yang aktif dan
kreatif menanamkan kebiasaan siswa berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif, dan mandiri.
Keberhasilan
pembelajaran secara kognitif dapat diketahui dengan melihat adanya perubahan
semakin kaya pengetahuan yang dimiliki siswa. Kognisi, perkembangan pikir, dan
pengenalan, membuat setiap orang mengatur dunia dan sekelilingnya dengan
caranya sendiri. Kognisi mengandung proses berpikir dan proses mengamati yang
menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi pengetahuan.
Jika informasi ingin
dipertahankan di dalam memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada
di dalam memori, orang yang belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan
kembali kognitif, atau elaborasi dari materi (Wittock,1987). Teori kognitif
mengedepankan logika sebagai objek pengembangan pola pikir. Pola pikir
berkembang dari rekonstruksi pengalaman yang telah dimiliki termasuk di
dalamnya segala informasi yang diperoleh.
Dalam pembelajaran
konstruktivisme siswa dapat mengkonstruksi pengalaman lama berkembang melalui
pengalaman dalam belajar dan terbentuk pengalaman baru. Pola pembelajaran IPS
menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa.
Penekanan
pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan
sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka. Namun, terletak pada upaya agar
mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal, dalam memahami
dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai
bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Di sinilah sebenarnya
penekanan misi pembelajaran IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran
hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan
potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan
bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994). Kehidupan siswa komplek dengan segala
aspek kehidupannya.
Di sini, pembelajaran
yang bermakna perlu dikembangkan sebagai langkah untuk membentuk siswa menjadi
sosok yang berpotensi optimal. Kompetensi yang dimiliki siswa yang dibangun
dari pengalaman yang terkonstruksi dapat mengatasi masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sosial.
Kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki kiranya dapat menopang siswa hidup mandiri,
menghadapi tantangan kehidupan global yang semakin sulit. Pengembangan konsep
yang dimiliki siswa dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan sangat
membantu dalam pembentukan pengalaman barunya sebagai bekal hidup kelak di
masyarakat.
Mata pelajaran IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang
cakupan materinya sangat luas dan waktu yang tersedia sedikit. Pemahaman konsep
materi IPS harus dikuasai oleh siswa untuk dikembangkan menjadi berbagai
kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kehidupannya yang nyata.
Lingkungan alam dan sosial serta fenomena yang terjadi di sekitar kehidupan
siswa merupakan sumber belajar yang kontekstual baginya.
Ideal Pembelajaran Mata pelajaran IPS memberi
kesempatan siswa untuk berpikir logis dan kritis untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial. Untuk itu, penanaman
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Pengembangan konsep-konsep menjadi kemampuan dan keterampilan yang kelak
berguna untuk berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk.
Pengetahuan yang
dimiliki siswa disimpan di otak dan digunakan ulang bila ada pengetahuan baru
yang berkaitan dengan pengetahuan lama. Kemampuan siswa mengembangkan dan
menceritakan kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran merupakan
salah satu tolok ukur tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Penyerapan
pengetahuan baru dalam pembelajaran perlu diketahui dalam suatu proses
pembelajaran IPS.
Keberanian siswa untuk
menuliskan konsep yang telah dimiliki masih kurang, karena perasaan takut salah
dan tidak memiliki kebebasan dalam menulis karyanya. Berdasarkan kesulitan yang
sebagian besar dialami siswa, peneliti perlu kiranya mencari solusi untuk
mengatasinya. Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan konsep-konsep yang
dimiliki dengan cara yang lebih mudah, sederhana, cepat dan menyenangkan.
Mind Mapping merupakan teknik pembelajaran untuk mengembangkan konsep yang dimiliki
siswa di otak dengan cara sederhana, cepat, dan menyenangkan. Siswa dapat
membuat Mind Mapping dengan tidak
takut salah.
Konsep apa saja yang
ada di otaknya dan masih berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang
dipelajari dapat dituliskan. Mind Mapping
bentuk saraf otak atau kepala berambut sangat cocok untuk siswa sekolah dasar.
Sambil bermain, siswa
dapat mengembangkan konsep materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Satu
konsep (bagai di kepala) dapat dihubungkan atau digeneralisasikan dengan konsep
lain sedemikian rupa (bagai rambut). Apa yang diingat anak dan masih ada kaitan
dengan konsep langsung ditulis. Semakin banyak apa yang diingat siswa, semakin
banyak yang ditulis maka semakin subur rambut yang tumbuh di kepala.
Mind Mapping bentuk
narasi dapat ditulis siswa dengan cara merangkai sedemikian rupa konsep-konsep
yang telah ditulis pada Mind Mapping bentuk kepala berambut. Dengan cara ini
tanpa disadari siswa dapat mengembangkan materi yang dipelajari dengan lebih
mudah, isi laporan lebih berkembang dan penulisan tersaji dengan runtut.
Kebebasan berekspresi
seni terfasilitasi, dengan spidol berwarna-warni siswa bebas menorehkan
keinginannya. Laporan yang dihasilkan siswa sangat menarik untuk dibaca. Isinya
sangat bagus maka layak sebagai sumber belajar atau informasi dan pantas
dipajang di papan pajangan.
Hakikat Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar Menurut kurikulum 2004, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Mata
pelajaran IPS diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB dengan harapan
siswa mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran
IPS memuat geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Menurut kerangka dasar
kurikulum bahwa cakupan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
SD/MI/SDLB adalah untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif, dan mandiri. Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan
setiap saat.
Oleh karena itu mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut: a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, b)memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial, c) memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, d) memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di
tingkat lokal, nasional dan global.
Berdasarkan hal
tersebut di atas maka ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut: a) manusia, tempat, dan lingkungan, b) waktu, keberlanjutan,
dan perubahan, c) sistem sosial dan budaya, d) perilaku ekonomi dan
kesejahteraan. Di dalam standar kompetensi mata pelajaran IPS sesuai dengan
Kurikulum 2004 terdapat rambu-rambu, di antaranya: a) Pengorganisasian materi
menggunakan pendekatan kemasyrakatan yang meluas (expanding community approach)
yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang
lebih jauh (global), b) Pembelajaran dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial menggunakan pendekatan terpadu (integrated approach) dan pendekatan
belajar kontekstual untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, sikap,
serta keterampilan sosial.
Pendekatan tersebut
diwujudkan antara lain melalui penggunaan inkuiri, eksploratif, pemecahan
masalah. Metodemetode pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara
bervariasi di dalam atau di luar kelas dengan memperhatikan ketersediaan
sumbersumber belajar. c) Penilaian Berbasis Kelas dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar.
Selain penilaian
tertulis (pencil and paper test), dapat juga menggunakan model penilaian
berdasarkan perbuatan (performance based assessment), penugasan (project),
produk (product), atau portopolio (portfolio). (*)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wittock, 1987.
Teori kognitif mengedepankan logika sebagai objek pengembangan pola pikir.
2.
Kosasih, 1994.
Kehidupan siswa komplek dengan segala aspek kehidupannya
Penulis: Lindawati,S.Pd
(UPT SDN 23 Rambatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.