JAKARTA, ANETRY.NET – Dalam membangun literasi digital yang kuat dan inklusif, tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah.
Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat
bergerak bersama sebagai bangsa untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan literasi digital di kalangan anak-anak Indonesia. Pesatnya arus
globalisasi dalam penggunaan teknologi, membutuhkan kolaborasi dari seluruh
elemen masyarakat.
Melalui Gerakan Nasional Literasi
Digital Siberkreasi, para mitra terkait bergandeng tangan mewujudkan ekosistem
literasi digital yang aman bagi semua kalangan.
Pendidik dan orang tua harus bekerja
bersama untuk memberikan bimbingan yang tepat dan memberdayakan anak-anak dalam
menggunakan teknologi secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga memiliki
peran penting dalam menyediakan infrastruktur dan akses internet yang merata di
seluruh pelosok Indonesia.
“Dengan kolaborasi dan kerja sama yang
kokoh, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia memiliki bekal yang
cukup untuk menghadapi dan memanfaatkan era teknologi informasi dan digital
dengan positif dan produktif,” ucap Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin.
Hal itu disampaikannya pada peresmian Festival Literasi Digital memperingati Hari Anak
Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh SIBERKREASI bekerja sama dengan Kemdikbudristek,
KemenPPA, dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), di Jakarta
pada Jumat (28/7) lalu.
“Mari, bersama-sama kita berikan
inspirasi dan dorongan kepada anak-anak kita agar mereka menjadi generasi yang
unggul, kreatif, dan penuh semangat dalam menghadapi tantangan masa depan,”
imbuhnya.
Hafidz Muksin menerangkan bahwa untuk
mencapai lingkungan digital yang sehat dan positif bagi anak-anak Indonesia,
perlu ada keterlibatan seluruh pihak mulai dari orang tua, pendidik, komunitas,
hingga industri teknologi.
“Dukungan dari semua pihak secara aktif
dan konstruktif sangat penting dalam membangun ekosistem yang mendukung
penggunaan teknologi secara bertanggung jawab dan aman,” terangnya.
Peran orang tua menurut Hafidz sangat
diperlukan untuk mengawasi dan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya tentang
penggunaan teknologi.
Di sisi lain, tenaga pendidik juga harus
mengintegrasikan literasi digital dalam praktik pembelajaran di sekolah agar
anak-anak dapat mengembangkan keterampilan digital mereka dengan bijaksana.
Berikutnya, komunitas dapat mengadakan
program dan acara yang mendukung pemahaman tentang etika dan moral dalam
menggunakan teknologi. Selain itu, industri teknologi juga perlu bertanggung
jawab dalam menghadirkan produk dan layanan yang aman dan sesuai untuk
anak-anak.
“Dengan dukungan dari semua pihak, kita
dapat membentuk generasi digital-savvy (cerdas digital) yang juga
memiliki etika dan moral yang kokoh. Anak-anak akan menjadi lebih berdaya dan
aman dalam menghadapi dunia teknologi yang terus berkembang pesat, karena
mereka memiliki pemahaman tentang cara menggunakan teknologi secara positif dan
bertanggung jawab,” urainya.
Selain itu, lingkungan digital yang
sehat juga akan melindungi mereka dari konten yang tidak sesuai dan potensi
risiko lainnya. Melalui kolaborasi aktif antara orang tua, pendidik, komunitas,
dan industri teknologi, dapat tercipta budaya yang mendukung dan melindungi
anak-anak dalam menjelajahi dunia digital.
Melalui Gerakan Nasional Literasi
Digital Siberkreasi, para mitra dan peserta Festival Literasi Digital terlibat
aktif dalam berbagai inisiatif dan program yang inspiratif.(kemdikbud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.