JAKARTA, ANETRY.NET – Ruang kemerdekaan bersuara di lembaga pendidikan belum terbuka luas. Padahal, lembaga pendidikan harus jadi corong kritis situasi di masyarakat.
"Sikap saling menghormati harus
dikembangkan di lembaga pendidikan. Tapi janganlah sikap ini kemudian menjadi
penyumbat nalar kritis dan suara-suara yang berbeda," sebut Koordinator
Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji dalam
keterangannya seperti dilansir Medcom.id, Jumat (18/8).
Ubaid menilai dunia pendidikan Indonesia
belum mempunyai tradisi kuat untuk menghargai suara dari lembaga pendidikan
maupun menghargai dan merayakan perbedaan suara di sekolah.
"Hal ini membuat mindset atau mental model membebek
berkembang di sekolah. Ini harus dibongkar," tegasnya.
Ubaid berharap, ke depan ada ruang
kebebasan kepada guru, peserta didik, dan orang tua. Terutama, untuk bisa bebas
bersuara.
"Terlebih dalam mengekspresikan
diri dengan lantang sebagai bagian dari proses pendidikan bersama," tuturnya.
(medcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.