ANETRY.NET – Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Hal itu ditujukan agar mereka dapat tumbuh sesuai kodratnya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, serta mencapai tujuan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pendidik, guru bertindak sebagai pamong atau fasilitator yang menuntun
segala kodrat yang didimiliki oleh anak. Dilakukan dengan menebalkan segala laku positif, yang dibawa
anak sejak lahir, dan menyamarkan
prilaku negatif yang dibawa anak sebagai bentuk pengaruh dari lingkungan.
Saat menuntun kodrat yang ada tersebut,
guru sebagai fasilitator dapat melaksanakan pembelajaran dengan berpihak pada sesuai
dengan kebutuhan belajar yang dimiliki oleh sang anak. Pendidik yang bertindak sebagai pemimpim
pembelajaran, perlu memahami bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada anak.
Hal itu agar mereka memperoleh pengalaman belajar yang sangat berharga sesuai kebutuhan belajarnya.
Dalam kebutuhan belajar, ada kebutuhan
kognitif dan kebutuhan diri. Kebutuhan kognitif, anak perlu merasa bahwa materi yang diajarkan
memiliki relevansi dan memberikan tantangan kognitif yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit dapat mengganggu
proses pembelajaran. Sedangkan kebutuhan diri, anak memiliki minat dan kecenderungan belajar
yang unik.
Guru perlu melibatkan anak dalam memilih
topik atau aspek tertentu dari materi yang diminati oleh mereka. Jadi cara
pendidik tidak memperlakukan anak dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
yang sama, tetapi merancang suatu proses sesuai dengan kebutuhan belajar anak.
Kebutuhan belajar adalah faktor-faktor
yang harus dipenuhi agar proses pembelajaran berjalan efektif dan anak dapat
mencapai potensi belajar mereka dengan baik. Memahami kebutuhan belajar siswa
sangat penting bagi pendidik agar mereka dapat merancang pengalaman
pembelajaran yang sesuai dan efektif. Tujuannya agar mereka
memiliki kompetensi yang kita harapkan , mandiri, dicintai, dan memiliki
kepercayaan diri, serta memiliki lima profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada tuhan Yang Maha
Esa dan beraklak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreatif, dan bernalar
kritis.
Dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa
sebagai pendidik bisa melakukan pemetaan minat belajar yang dimiliki siswa. Apa itu minat belajat? Menurut Sardiman (2011:76), menyatakan, minat
merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhannya sendiri.
Sementara itu Slameto dalam Pengembangan
Minat & Bakat Belajar Siswa (2022), minat adalah rasa kesukaan dan
keterikatan terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu, tanpa adanya permintaan
dari siapapun. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah merupakan hal
yang penting dalam proses pendidikan. Minat belajar yang positif dapat membantu
siswa lebih terlibat dalam pembelajaran, lebih bersemangat untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan, serta memiliki kemauan untuk terus belajar
Berikut salah satu contoh pemetaan
kebutuhan belajar siswa kelas I dalam pembelajaran Matematika, dengan materi belajar
berhitung. Ada siswa yang suka menggambar dan mewarnai, ini termasuk level yang
tinggi, Kelompok ini bisa diarahkan dengan mengambar lalu mewarnai sebanyak angka
yang ada.
Ada siswa yang suka mewarnai tapi belum
bisa menggambar, ini termasuk pada level sedang. Siswa ini bisa berhitung
dengan gambar yang disediakan dan meminta mereka mewarnai sebanyak angka yang
ada di bawah gambar. Sedangkan jika ada siswa tidak berminat menggambar atau mewarnai,
mereka lebih suka berjalan dan keliling
kelas dalam belajar, maka kelompok ini bisa diminta menghitung jumlah benda
benda yang ada di sekitarnya sambil melakukan pemjumlahan bilangan, karena
mereka termasuk pada siswa kinestetik.
Dengan adanya pemetaan kebutuhan belajar
yang dilakukan oleh seorang guru, yang dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator,
segala kodrat baik yang ada dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang dengan
pesat. Sehingga yang diharapkan mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman belajar yang ideal dapat ditemukan.
Bagaimana seluruh kriteria ini dapat
dicapai oleh semua siswa? Jawabannya adalah bagaimana guru dapat memberikan
pengalaman belajar yang memastikan semua siswa dengan keragamannya dapat
dipenuhi kebutuhan belajarnya. Sehingga, mereka dapat menunjukkan kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelahnya.
Penting pula untuk diingat, setiap siswa
memiliki minat dan preferensi belajar yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan
yang beragam dan responsif terhadap kebutuhan individual siswa sangat penting
dalam menciptakan minat belajar yang kuat di kalangan siswa SD.
Sumber:
1.
Dasar-Dasar
Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937
2.
Ditpsd.kemdikbud.go.id
profil pelajar pancasila.
4.
Lestari dan
Mokhammad (2017:93- 94),
5.
Sardiman
(2011:76),
6.
Slameto dalam
Pengembangan Minat & Bakat Belajar Siswa (2022
Penulis: Yetmawati, S.Pd. (SD Negeri 31 Simawang, Kabupaten Tanah Datar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.