JAKARTA, ANETRY.NET – Komisi X DPR RI meminta Kemdikbudristek memberikan solusi lebih konkret pada permasalahan PPDB yang terus berulang sejak 2017.
"Ini agar ada solusi lebih jelas
tentang ini. Kami sangat resah di dapil melihat demo-demo yang terjadi,"
kata anggota Komisi X DPR RI, Andi Muawiyah Ramly, dalam Rapat Dengar Pendapat
(RDP) Komisi X DPR RI dan Kemdikbudristek dikutip dari YouTube Komisi
X DPR RI, Kamis kemarin.
Andi Muawiyah menyebut, masalah PPDB baik jalur
zonasi, afirmasi, dan prestasi terus berulang. Hal ini tidak selesai meski
berganti menteri.
Anggota Komisi X DPR RI lainnya, Bisri
Romly, juga meminta ada solusi terkait permasalahan di PPDB, khususnya jalur
zonasi. Dia mengatakan dinas pendidikan di daerah mestinya mempunyai peta
terkait jumlah siswa yang akan lulus dan masuk sekolah ke tingkat berikutnya.
"Sekolah ini akan menampung sekian
maka andaikan tidak tertampung wajib menerima lebih banyak," ujarnya.
Sementara itu, politikus Golkar Muhammad
Nur Purnamasidi menyebut setiap tahun permasalahan PPDB, khususnya zonasi selalu
sama. Modus yang ditemukan juga hampir sama.
Orang tua kerap ingin memasukkan anak
mereka di sekolah-sekolah favorit. Makanya, kata anggota Komisi X DPR RI itu,
mestinya ada pemerataan kualitas sekolah dari zonasi yang ada.
Belum lagi, ada perguruan tinggi negeri
yang memang ingin menerima siswa hanya dari sekolah-sekolah tertentu. Hal ini
membuat orang tua makin ingin memasukkan anaknya di sekolah negeri favorit.
"Saya yakin orang enggak akan
memaksa pindah zonasi kalau kualitasnya merata. Dia pasti akan di zonasinya.
Ini yang menurut saya yang perlu di-clear lagi. Apakah kita lanjutkan zonasi
apakah kemudian ubah presentasenya, zonasi dikurangi tambah prestasi, apakah
akademik nonakademik bagaimana? Biar gak berulang terus," ucap dia.
Anggota Komisi X DPR RI lainnya, Sodik
Mudhajid, menyambut baik sejumlah solusi yang sudah ditawarkan Kemdikbudristek.
Namun, kata dia, masalah masih terus terjadi.
Dia mengatakan perlu ada langkah
lanjutan setelah mencari solusi. Hal ini agar tidak tiap tahun ditemukan
masalah serupa dalam PPDB.
"Pertanyaannya setalah ada solusi
bagaimana ini tidak terulang lagi? Saya lihat solusinya bagus tapi sekali lagi
kenapa terulang terulang terulang. Berarti ada masalah dalam
manajemennya," tuturnya. (medcom/ilustrasi: pngtree)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.