SULBAR, ANETRY.NET – Sebanyak 48 ribu anak di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) putus sekolah. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan siswa tak lagi melanjutkan sekolah.
"Berdasarkan data BPS sebanyak 48
ribu orang anak di Sulbar atau sekitar 10,52 persen mengalami putus sekolah,
sehingga menjadi permasalahan pembangunan yang dihadapi pemerintah di
Sulbar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakhrullah,
dikutip dari laman Antara, Sabtu (8/7).
Zudan memaparkan anak putus sekolah
disebabkan berbagai faktor. Seperti pola pikir masyarakat yang menilai
pendidikan bukan hal penting, ketidakmampuan ekonomi, serta minimnya dukungan
anggaran pemerintah.
Dia menyebut dampak dari tingginya anak
putus sekolah di Sulbar mengakibatkan tingginya pernikahan anak usia dini. Hal
ini juga mengakibatkan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem yang menambah
permasalahan pembangunan di Sulbar.
"Permasalahan anak putus sekolah
akan berupaya diselesaikan pemerintah, karena dapat mengakibatkan masalah
pembangunan lainnya tersebut," kata dia.
Zudan menyebut pemerintah Sulbar
berupaya mengajak seluruh pihak berkolaborasi dan bergerak bersama untuk
menyelesaikan permasalahan anak tidak sekolah (ATS). Dia menuturkan seluruh
elemen unit kerja di lingkungan Diknas Sulbar akan berkolaborasi mengentaskan
ATS dan Sulbar Zero ATS.
"Termasuk melibatkan kepala
sekolah, guru, dan pengawas sekolah ikut serta mengedukasi masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah tentang perlunya membangun kepedulian seluruh pihak,
termasuk orang tua dalam mewujudkan keluarga yang tanpa ATS," kata dia.
Diknas Sulbar juga akan bekerja sama
dengan Korem TNI 142 Taroada Tarogau (Tatag) mewujudkan Sulbar Zero ATS.
Komandan Korem 142 Tatag Mamuju, Brigjen TNI Farouk Pakar, memastikan akan
bekerja sama membangun sinergitas dengan pemerintah Sulbar mewujudkan
"Zero ATS" di Sulbar. (medcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.