Jakarta, Anetry.Net – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) ke-7 tahun 2023 di Pesantren Sunan Drajad Lamongan, Jawa Timur. Kegiatan yang rencananya dibuka pada 11 Juli 2023 ini digelar serba digital.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren Waryono Abdul Ghafur saat memimpin Rakor Persiapan MQKN ke-7 di
Serpong, Selasa (4/7/2023)
Hal ini disampaikan Direktur Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghafur saat menggelar Rapat
Koordinasi (Rakor) Persiapan MQKN ke-7 tahun 2023 dengan para stakeholder,
di Serpong, Tangerang Selatan.
“Ini adalah MQKN yang ke-7 kalinya. Saya
harap event ini
memiliki catatan penting untuk masa depan pendidikan pesantren yang relevan
dengan zamannya. Karena itu MQKN kali ini serba digital, mulai dari registrasi
hingga penilaian lomba” jelas Waryono Abdul Ghafur, Direktur PD Pontren pada
Selasa (4/7) lalu.
Hadir dalam Rakor tersebut para panitia
pelaksana, perwakilan Pesantren Sunan Drajad selaku tuan rumah, Kanwil Provinsi
Jawa Timur, Kankemenag Kabupaten Lamongan dan juga unsur panitera. Dalam
kesempatan tersebut, Waryono mengingatkan ada tiga hal yang harus diperhatikan
untuk kesuksesan MQKN ke-7 ini.
Mulai dari keterlibatan stakeholders:
pemerintah daerah, keabsahan peserta dari Kanwil dan Ma'had Aly hingga
matangnya persiapan penyelenggaraan. Ia mengatakan bahwa keterlibatan
pemerintah daerah menjadi indikator kepedulian dan komitmen stakeholders, baik
Pemda Kabupaten maupun Provinsi terhadap pesantren melalui MQKN ini.
“Selanjutnya, keabsahan peserta Kanwil
ini sering dianggap krusial. Saya menghimbau betul bahwa kegiatan ini harus
menekankan pada dimensi sportivitas. Musabaqah ini jangan sampai hanya
semata-mata bertujuan untuk mencari kemenangan, akan tetapi harus memegang
aspek substantif pesantren yaitu spirit silaturrahim dan tradisi akademik
berbasis turats,” kata Waryono.
Selanjutnya terkait penyelenggaraan,
Waryono menekankan perlunya soliditas masing-masing penanggung jawab dari
setiap unsur kepanitiaan. Ia meminta para penanggung jawab mengkonsolidasikan
seluruh agenda, baik dari pusat hingga daerah.
“Seluruh detail pelaksanaan harus
diperhatikan. Mulai dari teknis acara, media centre, logistik dan konsumsi
untuk peserta dan dewan hakim, hingga keperluan lain yang esensial pada saat
pelaksanaan MQKN ini,” pungkas Waryono.
Sejalan dengan itu, Kasubdit Pendidikan
Diniyah dan Ma’had Aly (PDMA), Mahrus eL-Mawa mengatakan bahwa trust (kepercayaan)
dan keterbukaan sesama penyelenggara harus menjadi dasar sebagai jalan
alternatif mitigasi terhadap potensi masalah yang ada. (kemenag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.